"Jadi kamu kenapa kok ngga mau balik lagi ke sana?, ada masalah?" tanya Maira kepada adiknyaZea menghelah nafas. "Ngga ada sih kak, cuma aku lagi kepengen berhenti aja sih, mau nerusin bisnisnya kak Maira"
"Eman loh dek, tiba-tiba kamu mau berhenti"
"Mau gimana lagi kak, keputusan aku ini udah bulat kak, aku mau berhenti dan nerusin usaha orang tua kita biar kakak fokus sama kekurangan kakak" ujar Zea panjang lebar
"Kalau ini udah keputusan kamu, kakak bisa apa ya kan, gue cuma bisa dukung lo"
"Terimakasih ya kak" jawab Zea sambil memeluk Maira
"Sama-sama, kalau ada apa-apa jangan sungkan cerita sama gue, gue selalu ada buat lo meski gue udah punya suami"
"Kak Maira ngartis sih kalau aki chat"
"Giaman gue ngga ngartis orang gue selalu sibuk sama kegiatan di pondok cuy, meskipun gue ini istrinya Gusnya"
"Ya ngga papa atuh kak, biar ilmu agama kakak dalam lagi"
"Ye itu sih mau lo sama, mas Azhar juga, kalau gue sih males, buat apa gue belajar ilmu agama lagai orang suami gue ilmu agamanya udah tinggi kan bisa mintak ajarin suami gue kan, cuma mas Azhar nya aja yang nyuruh gue belajar sama ustazah di sana" ujarnya dengan cemberut
"Tapi-tapi meski begitu dia selalu ngajarin gue sih" lanjutnya
"Jadi kepengen nikah kak" celetuk Zea
"Emang kamu udah ada calonnya hm?"
Zea tersenyum menampilkan gigi putihnya. "hehee ngga ada kak, cariin lah"
"Sono mintak ke Abi biar di cariin calon suami" jawab Maira, Abinya Gus Azhar maksudnya.
"Hehee kapan-kapan aja kak"
Sedangkan di lain tempat, tempatnya di kantornya Gus Azhar kini dia sibuk dengan Berkas-bermas yang menumpuk di meja kerjanya.
"Permisi pak, habis ini bapak ada meting dengan clen dari Singapura lima belas menit lagi pak" ujap sang menejer
Gus Azhar mengangguk, hari ini cukup melelahkan di kantor, di Karnakan ada sedikit masalah dengan salah satu anak cabangnya yang ada di Singapura jadinya dia sedikit pusing.
Jam berjalan begitu cepat tidak rasa sekarang sudah jam setengah enam tempatnya di rumah Zea dan Maira saat ini mau melaksanakan sholat maghrib berjama'ah mana mungkin mereka mau sholat di masjid yang ada mereka akan telat karna mereka berdua sedari tadi sibuk berbincang-bincang sampai lupa waktu magrib pun tiba, begitupun dengan Maira yang lupa mengabari suaminya kalau sudah ada di rumahnya.
"Ze" panggil Maira setelah selesai sholat
"Kenapa kak?" toleh Zea kepada kakaknya
"Gue lupa belum ngabarin sumia gue" adunya pada dang adik
"Kok bisa sih kak, nanti kalau kak Azhar nungguin pesan dari kakak gimana cobak"
"ya mana gue tau, orang sedari tadi kita ngobrol sampai lupa waktu. Buktinya kita sholat maghrib aja tidak tepat waktu" cerocos Maira panjang lebar
"Bukan salah aku lah"
"Terus salah siapa ha?, salahnya tetangga gitu?" sewot Maira.
Zea hanya terkekeh mendengar sewotan dari kakaknya, ya juga sih ini salah mereka berdua karna keasikan ngobrolnya.
Sedangkan yang di omongi saat ini sedang menyelesaikan rapatnya lebih tepatnya habis selesai rapat dengan perushaan yang akan kerja sama dengan perusahaan nya Gus Azhar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Written In The Love Of Allah (On Going)
AcakSetelah 5 tahun berjuang untuk mendapatkan hati seseorang yang ia cintai tiba-tiba suatu hari mereka berdua di temukan kembali oleh keadaan apakah Gus Azhar bisa mendapatkan hati perempuan itu kembali apa sebaliknya?