Gus Azhar akan menghampirinya namun langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara barang terjatuh dari ruangan istrinya. Ia pun langsung kembali masuk karna khawatir istrinya kenapa-napa, saat membuka pintu Gus Azhar merasa lega istrinya itu kini terbangun yang tidak sengaja menjatuhkan hp milik Gus Azhar.
"Maaf hp nya jatuh" ujar Maira berusahah mengambil hp itu, tetapi Gus Azhar melarang Maira lalu mengambil hp nya yang terjatuh itu.
Bukan maksud Maira menjatuhkannya tetapi ia tadi mau mengambil minum di naska sampingnya, dia tidak tau kalau ada hp di situ jadinya dia tidak sengaja menjatuhkannya.
"Pecah ya?" tanya Maira merasa bersalah
"Cuma pecah, nanti bisa beli lagi yang baru" ucap nya enteng
"Maaf" lirih Maira.
"Nggk papa, kenapa kebangun hm?" Tanya lembut
"Tadi aku haus terus nggak sengaja jatuhin hp kamu" jelas Maira lirih
Setelah itu Gus Azhar mengelus puncak kepala Maira dengan sayang "setelah minum tidur lagi ya" pintanya
"Baru bangun juga, lagian aku ngga bisa tidur, nggak suka tidur disini, pulang aja yuk" ajak Maira
"Kan belum sembuh, nanti kalau udah sembuh kita pulang"
"Udah sembuh nih liat kan udah gk panas ayok pulang yah?" Rengek nya
"Besok ya"
"Sekarang!" ujar Maira sedikit meninggi nada nya, membuat Gus Azhar bingung harus bagaimana menghadapi Maira
"Nurut sama suami, besok kita pulang" final nya dengan wajah datar
"Ya udh akun pulang sendiri aja" ujar Maira kini turun dari brangkar
"Besok pagi kita pulang oke, udah malem" ujar nya
"Nggak kasihan sama saya, saya ngantuk loh nggak kuat nyetir kalau nabrak gimana? sekarang kita tidur besok pagi kita pulang."
"Tapi.."
"Mau jadi istri durhaka hm?" ujar Gus Azhar berusahah menahan kesalnya.
Maira yang menatap mata Gus Azhar kini nyalinya menciut, ia langsung kembali merebahkan tubuhnya membelakangi Gus Azhar, menarik selimutnya sampai menutupi kepalanya, didalam selimut ia menggerutu.
"Ish nyebelin banget, gue tuh nggak suka di rumah sakit malah dipaksa tidur disini,dasar suami nggak pengartian" umpat Maira dalam hati.
"Udh tidur, dosa loh ngumpat suami" ledek Gus Azhar gemas sendiri dengan kelakuan Maira, ia tau istrinya pasti sedang kesal
"Siapa yang ngumpat?, enggak kok" elak Maira yang kini kembali menatap Gus Azhar dengan tatapan sinis.
"Ya udah tidur?" ujar Gus Azhar lembut mebujuk Maira untuk tidur.
"Gus Azhar kalau ma tidur, tidur aja nggak usah ajak-ajak aku, orang aku nggak ngantuk kok" ujar Maira kesal, pasalnya suaminya itu terus menyuruhnya tidur.
Gus Azhar menyentil dahi Maira "udha di bilangin jangan manggil Gus sayang, mau aku hukum hm?"
"Sakit tau"
"Suru siapa manggil Gus lagi, kan udah saya bilang ubah panggilan kamu sama saya, saya bukan Gus kamu melainkan suami kamu" jelas nya
"Iya-iya" jawabnya sedikit sebal karna sakit di dahinya
Gus azhar menghela nafasnya kasar "Sekerang maunya apa?" tanya Gus Azhar
"Pulang!"
"Malem ini aja kita tidur di sini, jangan ngeyel,saya sholawatin biar bisa tidur oke?" ujar Gus Azhar.
"Percuma orang aku tuh gak suka tempat ini karna bau obat, sekeras apapun mas maksa tidur nggk akan bisa tidur mass" ujar Maira gregetan
"Oke, kalau nggak suka baunya sini saya peluk sambil tiduran, saya sholawatin biar cepet tidur" ujar Gus Azhar yang kini naik ke atas brangkar tidur disamping Maira dan memeluknya menjadikan tangan kanannya sebagai bantal Maira
Maira yang diperlakukan seperti itu pun tak bisa berkutik ia masih kaget, entah mengapa ia sulit untuk menolaknya. lalu tangan Gus Azhar yang kiri megelus puncak kepala Maira
"Tidur, peluk saya jika bau obat, mau disholawatin lagu apa?" tanya Gus Azhar lembut pada Maira.
"Terserah"
Setelah mendapatkan jawaban seperti itu akhirnya Gus Azhar bersholawatan
Wanaa maak dayman kidahwahisynii
Wubab aa mush aeyiz anaa amsyii
Waasibak huwa dasmuh kalaam
Wanaa maak bahassid dunyaa fii dya
Mabaqitsya 'aayiz anaa haajataaniya
Midunyaa ghiirak yaa habiibii
Suara merdu Gus Azhar mampu membuat istrinya perlahan tertidur dengan memeluknya.
"Cepat sembuh sayang" ujarnya lalu mencium kening Maira
Sekarang giliran ia yang tak bisa tidur, dia teringat kejujuran Maira jika istrinya dulu saling mencintai dengan sahabatnya sendiri dan pernikahanya ini disetujui karna adiknya yang mencintai pria yang sama sakit? tentu ia rasakan, bukan hanya sakit namun rasa takut kehilangan sahabatnya yang tanpa ia ketahui telah menikahi orang yang sahabtnya cintai itu, ia juga hawatir tentang perasaan istrinya yang masih ada untuk sahabatnya, sesak rasanya ia rasakan sekarang.
"Ya Allah engkau telah mengatur semuanya yang terbaik untuk hamba-hamba mu,hamba yakin ini yang terbaik,tumbuhkanlah rasa cinta di hati istri hamba untuk hamba ya Allah, dan ikhlaskanlah hati sahabat hamba untuk menerima semuanya, sesungguhnya engkau maha pengendali hati setiap hambamu" batin Gus Azhar ia menhembuskan nafasnya kasar begitu sesak pikiran yang memenuhi hatinya.
Disisi lain Gus Ivan yang kini berada di rumah sakit yang sama sedang memikirkan hal yang sama yaitu tentang pernikahan sahabtnya dengan wanita yang dicintainya.masih belum ada ikhlas di hatinya.
"Gus, tidur lagi nggeh? jangan dipikirkan, semuanya sudah terjadi iklhas kan le semuanya sudah diatur sama Allah jika Maira bukan jodoh mu ikhlaskan, insya Allah, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik" ujar Ummi Hafsah pada Gus Ivan.
"Ummi tinggalkan Ivan mau sendiri dulu" ujar Gus Ivan dengan tatapan kosong dan mata yang masih sembab.
Ummi pun memeutuskan pergi ia mengerti putranya butuh waktu untuk menerimanya."Kenapa kamu Gus?, kenapa bukan laki-laki lain yang menikahi Maira jika bukan kamu tentu aku tidaklah berat menerima semua ini.tapi kamu sahabatku sendiri,mairah juga mengetahui jika kami bersahabat,lalu mengapa dia menerimanya sebagai suaminya.apakah dia ingin persahabatan ini hancur? ternyata kamu wanita yang licik mairah,tapi kenapa aku sulit membuang rasa ini untukmu.aku membencimu.tapi aku juga sangat mencintaimu.kau sengaja menyiksaku?baikalah"batin gus ivan menahan amarahnya matanya kini kian jelas menyorotkan kebencian.perlahan bibirnya menciptakan senyum yang sangat mengerikan.senyum permusuhan dan dendam.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Written In The Love Of Allah (On Going)
RandomSetelah 5 tahun berjuang untuk mendapatkan hati seseorang yang ia cintai tiba-tiba suatu hari mereka berdua di temukan kembali oleh keadaan apakah Gus Azhar bisa mendapatkan hati perempuan itu kembali apa sebaliknya?