WITLOA 5

1.5K 127 26
                                    

Malam kini mulai larut namun Gus Azhar masih setia menemani Maira di rumah sakit, dengan ditemani Khadam nya lana yang datang menemani Gus Azhar namun Umma nya gus azhar juga mengirim dua orang Mbak ndalem untuk menjaga Maira di dalam ruangan. serta beberapa makanan yang disiapkan ummah untuk mairah.

Maira baru saja tertidur dengan ditemani dewi dan sri mereka Mbak ndalem utusan Umma yang duduk di samping kanan kiri Maira

"Dia sudah tertidur?" tanya Gus Azhar pada dua wanita itu

"Enggeh Gus baru saja tertidur"

"Oh yah kalian sudah makan?"

"Sampun Gus, tadi Mbak Maira mintak kita makan bersama" jelas sri

"Kalian istirahat saja di sofa, saya di luar kalau ada apa-apa panggil saya" titah Gus Azhar

"Enggeh Gus" jawab mereka berdua dengan menunduk.

Lalu Gus Azhar keluar dari ruangan, ia memutuskan untuk duduk mengopi dengan lana, sambil berbincang-bincang. Malam ini terlewatkan begitu tenang dengan Gus Azhar yang belum tertidur

Sudah dua hari setelah pulang dari rumah sakit, kini mairah sudah membaik ia sangat bosan berada di rumah dua rasa rindunya tak tertahankan untuk bertemu anak-anak panti

Dan sore ini ia memutuskan untuk berkunjung ke rumah Gus azhar lebih tepatnya pesantren karna panti asuhan masih di renovasi jadi anak-anak panti masih tinggal di pesantren

Setelah dari toko untuk mengecek keadaan disana, ia pergi ke rumah Gus Azhar tak lupa ia membawa banyak makanan yang ia siapkan di tokonya

Karna Maira belum pernah kesana akhirnya dua memutuskan untuk menelfon Gus Azhar untuk menanyakan alamat nya.

"Assalamualikum Gus"

"Wa'alaikumussalam iya, kenapa Maira?" jawabnya

"Saya mau kerumah Gus Azhar, boleh mintak alamat nya" pintanya

"Kamu ada di mana? "

"Masih ada di tokoh"

"Baiklah saya kirim alamatnya"

"Baik Gus, saya tutup telfonya, assalamu'alaikum"

"Eh bentar Maira"

"Kenapa Gus?"

"Emmm, hati-hati ya jangan ngebut waalaikumsalam" ujar cepat karna saat ini Gus Azhar sedikit gugup lalu memaitkan telfonya

membuat mairah salting sendiri ia melajuakan mobilnya mengikuti arah alamat yang telah dikirimkan, tak butuh waktu lama ia telah sampai dirumah Gus Azhar.

Mobilnya kini terparkir dihalaman rumah Gus Azhar, saat ia turun dari mobil dia sudah melihat Gus Azh6yang sudah menunggu kedatangannya membantu Maira mengeluarkan beberapa barang bawaannya

"Banyak sekali,sini saya bantu" ujar Gus Azhar menawarkan diri.

"Makasih Gus" balas Maira
Keduanya berjalan masuk rumah dengan tangan kedua tangan mereka yang terpenuhi oleh kantung plastik

"Eh ada Maura mari masuk, duh kok repot-repot bawa makanan sebanyak ini" ujar Umma menyambut kedatangan Maira

"Tidak repot sama sekali kok Umma, oh ya Umma ini Maira buatkan roti kesukaan Umma" ujar Maira dengan menyodorkan sekotak besar kue kesukaan Umma

"Masya Allah, terimakasih banyak Nak, kok bisa tau kalau roti abon ini kesukaan Umma?" tanya Umma heran

"Maaf Umma pas dirumah sakit saya bertanya pada Mbak Dewi, saat Umma setiap hari kirimin saya makanan dan terimakasih atas kebaikan Umma, saya berniat mebuat roti kesukaan Umma, meski ini tak bisa membalas semua kebaikan Umma, semoga Umma suka" jelas Maira

"Saya jadi sungkan sama Umma" lanjutnya menunduk

"Ya Allah Nduk Umma sudah anggap kamu seperti putri Umma sendiri, jadi nggak perlu sungkan sama Umma, anggap Umma ini ibu mu Nduk"ujar Umma lembut dan hangat membuat Maira merasakan kehangatan perhatian seorang ibu hadir kembali, tak terasa air matanya lolos begitu saja

"Loh kok nangis?"

"Umma makasih" ucap nya tulus

"Boleh Maira peluk Umma?" lanjutnya

"Sini Umma peluk" ucap nya langsung mendekat dan memeluk Muira

"Wes Nggk usah nangis, Umma disini ini ibu kamu, jadi Umma tau kamu pasti kangen sama mama kamu, jadi ngga usah sedih, masih ada Umma disini" ujar Umma dengan mengelus kepala Maira ia juga mencium pelipis Miara

Tak lama Maira pun melepas pelukannya, jari halus Umma menghapus air mata Maira lalu ia mencium wajah Miara sedangkan Gus Azhar hanya menyaksikan kedua wanita yang ia cintai itu saling mencurahkan kasih sayang begitu hangat ia rasakan melihat keduanya.

"Nduk"

"Iya Umma" jawab Maira

"Tinggal lah sama Umma dan jadilah istri Azhar ya" pinta sang Umma





























Tbc.

Written In The Love Of Allah (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang