Keesokan paginya Gus Azhar siap-siap untuk pergi kerja.
"Sayang, mungkin nanti mas pulang telat dari kantor"
Maira menganggu. "Tapi nanti aku mau ijin pulang ke rumah boleh?"
Gus Azhar mengernyitkan alisnya. "Ngapain?"
"Mau ke Zea, kan Zea sudah pulang dari pondok mas"
"Ini sudah seminggu loh emang dia nggak balik lagi ke pesantren?" tanyanya
"Nggak tau juga, tapi tadi malam Zea sempet chat aku katanya dia nggak mau balik lagi ke pondoknya dia kepengen pulang pergi dari rumah" jelasnya
"Bukannya waktu itu kamu pernah bilang sama mas, kalau Zea nggk mau pulang pergi dari rumah?, kenapa sekarang dia berubah pikiran" tanyanya lagi
Maira berdecak, "Ck, kamu ini banyak nanya mas"
"Mas, kan kepo sayang"
"Nggk biasanya juga kepo tentang Zea" gerutunya
"Apa jangan-jangan kamu suka sama Zea ya?" tudu Maira
Azhar melebarkan matanya apa-apaan istrinya ini mana mungkin ia suka sama adik iparnya berkomunikasi saja tidak pernah. "Astagfirullah sayang, mana mungkin mas suka sama adik ipar mas sendiri"
"Yakan siapa tau mas, kek di novel-novel yang pernah aku baca kebayakan gitu mas, suami dari kakaknya suka sama adik iparnya sendiri bahkan sampai menikah siri tanpa sepengetahuan istrinya kan jahat laki-lakinya" ceritanya panjang lebar
"Kamu ini kebanyakan baca novel jadi ya gini, apa-apa harus di samain sama novel yang kamu baca, dengerin mas ya, mas nggk akan berpaling dari kamu, di hati mas hanya ada nama kamu ngerti, dan satu lagi kurangi baca novel-novel yang nggk jelas kek gitu"
"Enak aja, mana bisa itu sudah hobi Maira baca novel bahkan Maira punya cerita sendiri di apk novelnya"
"Sejak kapan?, kok mas nggk tau kalau kamu nulis cerita?"
"Sejak Maira menikah sama mas Azhar" jawabannya malu-malu
Gus Azhar terseyum mendengar jawaban dari istrinya, ternyata istrinya ini diam-diam mempunyai bakat mengarang cerita.
"Emang judulnya apa?"
"Kepo, udah sana pergi kerja nanti kamu telat dan kenak pecat lagi sama bosnya"
"Bosnya aku kalau kamu lupa, hm" jawabannya dengan sombong
"Cih sombongnya Gus satu ini"
"Udah ihh sana berangkat kerja biar punya duit banyak" guraunya
Gus Azhar mengangguk lalu mencium kening Maira lama, dan Maira salim kepada Gus Azhar
"Mas berangkat sayang, assalamu'alaikum" pamitnya
"Waalaikumsalam hati-hati mas"
"Mas bentar" cegah Maira
"Kenapa sanyang" tanyanya
"Nanti Maira boleh pulang ndak?" Tanyanya sekali lagi pasalnya tadi suaminya tidak menjawab boleh atu tidaknya
"Boleh tapi nanti pulangnya mas susul yah"
"Aaa makasih mas" katanya dengan senang bahkan Maira sampai meloncat-loncat sangking senangnya.
"Astaghfirullah sayang jangan loncat-loncat nanti jatuh" khwatir gus Azhar
"Hehehee, yaudah sana kamu berangkat hati-hati di jalan jangan ngebut inget matanya harus di jaga udah punya istri jangan pecicilan ok"
"Siap buk bos" ucapnya dengan hormat dan utu sukses buat Maira tertawa
KAMU SEDANG MEMBACA
Written In The Love Of Allah (On Going)
RandomSetelah 5 tahun berjuang untuk mendapatkan hati seseorang yang ia cintai tiba-tiba suatu hari mereka berdua di temukan kembali oleh keadaan apakah Gus Azhar bisa mendapatkan hati perempuan itu kembali apa sebaliknya?