Maira sejak tadi berdecak kesal melihat Azhar yang begitu susah untuk di bangunin. Setelah sholat subuh tadi Gus Azhar tidur lagi karna alasan capek, padahal kalau di pikir-pikir lagi yang capek tentu Maira karna di gempur habis habisan oleh suaminya. Tapi malah Gus Azhar yang saat ini tidur, sedangkan Maira sedari tadi bersih-bersih kamar yang berantakan karna ulah mereka berdua.
‘’Mas Azhar bangun’’ rengek Maira
‘’-‘’
‘’Ck, kebo banget sih, padahal biasanya yang susah di bangunin Maira kenapa jadi mas Azhar yang sekarang kebo banget sih, ’’ ujarnya dengan kesal
Maira terus menggoyangkan lengan Gus Azhar mencoba untuk membangunkan suaminya. Azhar bukannya bangun ia justru menarik tangan Maira untuk di jadikan bantal. Tidurnya semakin nyenyak membuat Maira kesal melihatnya. Bagaimana tidak kesal ini sudah jam setengah tujuh tapi suaminya itu tak kunjung bangun juga.
‘’mas bangun ihh ini sudah jam setengah tujuh emang kamu ngga mau kerja heum’’
‘’lima menit lagi sayang’’
‘’ngga ada lima menit lima menitan, sedari tadi juga bilang gitu’’
‘’bangun ngga’’
‘’hmm’’ jawabannya
‘’bangun dulu ihh, emang mas Azhar ngga mau kerja’’
Bukannya mendengarkan istrinya. Malah dia semakin merapakatkan tangannya ke perut istrianya. Dengan perasaan kesalnya Maira menarik tangannya dengan kasar dari pelukan suaminya
Azhar kembali tidur bahkan mendengkur halus. Entah dengan cara apalagi dia membangunkan suaminya.
‘’kalau kamu ngga mau bangun juga ngga bakal aku kasih jatah lagi’’
Dan tanpa aba-aba Gus Azhar langsung bangun dari tidurnya dan seketika itu Maira kaget bukan maen. Bagaimana tidak kaget hanya dirinya bilang seperti itu saja suaminya langsung bangun
‘’ya ngga bisa gitu dong yang’’ sewotnya
Maira melotot ‘’apa’’ sewotnya juga
‘’tarik kata-kata kamu yang tadi’’ rengeknya
‘’Ngga mau’’ sewotnya dengan menatap suaminya ‘’giliran soal gitu aja langsung bangun’’
‘’ayolah sayang, mas kan capek’’
‘’apa kamu bilang capek?, capek an mana aku sama kamu, kamu kan enak di atas sedangkan aku di bawah kamu ya capek lah’’ ucapnya maira dengan bar-bar
Gus azhar menyentil kening istrinya. ‘’astagfirullah sayang ucapannya’’
‘’sebel aku sama kamu ah’’
Gus azhar mengelus kepala istrinya dengan sayang ‘’itu kamu masih sakit’’
Bukannya menjawab tetapi pipi maira malah memerah menahan malu, ‘’sedikit’’
‘’syukur deh berarti kalau begitu nanti malam masih bisa ya’’
Plak
‘’ini aku masih sakit masih aja mikirin mintak lagi’’ ujarnya dengan sewot
‘’udah ihh mending kamu mandi sana’’
‘’cium dulu’’
‘’an-’’ belum sempet menyelesaikan ucapannya gus azhar menyentil kening Maira
Tuk
‘"sakit ihh" aduhnya
"Ngga boleh ngomong kasar"
"Ya ya ya" jawabnya
"Udah sana mandi"
"Cium dulu"
Tanpa berkata-kata lagi Maira mencium pipi Gus Azhar
Cup
"Kok di pipi sih"
"Cepet mandi ngga"
"Yaya aku mandi" ucapnya dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk bersiap-siap pergi kerja dan sarapan pagi tentunya.
Hai apa kabar?
Segini aja dulu ya partnya gpp kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Written In The Love Of Allah (On Going)
AléatoireSetelah 5 tahun berjuang untuk mendapatkan hati seseorang yang ia cintai tiba-tiba suatu hari mereka berdua di temukan kembali oleh keadaan apakah Gus Azhar bisa mendapatkan hati perempuan itu kembali apa sebaliknya?