Malam kini mulai larut. Selesai mitting bersama tuan Amorgan pasurti itu memutuskan untuk kembali ke filla, mengingat kondisi kesehatan Maira sedang tidak baik-baik saja.
Diperjalanan hanya suara mobil yang terdengar tidak ada yang bersuara. Maira yang sedari tadi melihat keanehan pada suaminya hanya diam saja dengan raut wajah yang dingin membuat Maira tak berani untuk membuka suara.
Pusing dan mual yang Maira rasakan kini kembali lagi. Ia menyenderkan kepalanya ke kursi mobil memejamkan matanya untuk menetralkan rasa pusingnya sedangkan tangannya mengelus lembut perutnya berusahah membuat nyaman kondisinya yang mual dan itu menarik perhatian gus azhar yang sedari tadi hanya diam.
Ia menatap istrinya khawatir."Sayang kenapa?" tanya Gus Azhar khawatir.
Sedangakan Maira hanya bisa memejamkan matanya lalu air matanya keluar begitu saja.entah kenapa ia tidak bisa mengendalikan modnya.padahal rasa sakit yang ia rasakan tidak seberapa namun ia dengan mudahnya menangis.
"Sayang jawab jangan buat mas khawatir, kenapa?" tanyanya dengan raut wajah khawatir nya
"Mana yang sakit, jangan nangis, kenapa perut kamu sakit? kita ke rumah sakit ya" lanjut Gus Azhar dengan selembut mungkin ia mengontrol emosi dan ke khawatirannya.
"Mas aku mual mau muntah" jawabnya lirih
"Pak menepi sebentar" ujarnya pada sopirnya.
Sang sopir pun menepikan mobilnya lalu Gus Azhar membawa Maira keluar mobil, dan benar saja Maira memuntahkan semua isi perutnya.
Azhar memijat tengkuk sang istri untuk meredahkan mualnnya.setelah selesai mairah langsung memeluk suaminya itu.
"Pusing hisk.." aduh Maira
"Kita ke rumah sakit ya, dari tadi soalnya kamu muntah terus mas khawatir sama kamu" ujar Gus Azhar membujuk sang istri yang memang tudak suka rumah sakit karna bau obat.
Maira hanya mengangguk pasrah ia juga lelah dari tadi muntah terus
"Mutah udah?, kita masuk ke mobil setelah itu ke rumah sakit" ajaknya
Mereka pun pergi ke rumah sakit terdekat, sesampinya di sana Maira langsung ditangani oleh dokter dan Azhar menunggu di luar ruangan dengan cemas, sedari tadi ia mondar mandir menunggu dokter keluar.
"Permisi tuan mari masuk saya akan jelaskan di dalam"ujar sang dokter pada Azhar.
"Gimana keadaan istri saya dokter? dia sakit apa?" tanya Azhar khawatir
"Tidak ada yang harus di khawatirkan tuan, hanya saja melihat keluhan dari nona Maira alangkah baiknya periksa ke dokter kandungan saja tuan" jelas dokter itu
Gus Azhar mengerutkan keningnya. "Maksudnya gimana ya dokter?"
"Sebelum saya nanya nona udah telat datang bulan ini?"
Maira mengangguk "Iya, mungkin telat 2 Minggu an" jawabnya
"Menurut saya anda sedang hamil mudah nona, tetapi lebih jelasnya lagi anda silahkan periksa ke dokter kandungan saja" ucap dokter itu sambil tersenyum
"Serius istri saya hamil?" tanya Gus Azhar
Dokter itu mengangguk, lalu Gus Azhar menggenggam tangan Maira. "Terimakasih sayang" ujarnya
"Udah ih, mending kita ke dokter kandungan sekarang mas"
Gus Azhar mengangguk lalu mereka keluar dari ruangan itu dan pergi ke ruangan dokter kandungan, setelah sampai di sana Maira di suruh berbaring dan di periksa
Selesai di periksa Maira dan Gus Azhar duduk berhadapan dengan dokter yang tadi meriksa Maira
"Selamat nona dan tuan akan menjadi orang tua untuk anak yang di kandung nona Maira"
"Maksudnya istri saya hamil dokter?" tanya Gus Azhar memastikan
Dokter itu mengangguk. "Usia kandungannya istri anda masih sangat rentan, saya sarankan untuk istrinya cukup dan apalagi ini kehamilan pertama anda dan juga trimester pertama"
Betapa bahagianya mereka berdua mendengar kabar bahagia ini, dan Gus Azhar sangat berterima banget sama Maira karna sudah menghadirkan malaikat kecil di keluarga ini
"Terimakasih banyak dokter, kalau begitu saya permisi" pamit mereka berdua keluar dari ruangan itu
"Terimakasih banyak sayang, kamu sudah menghadirkan dia di perut kamu" ujar Gus Azhar sambil memeluk Maira erat dan meneteskan air mata bahagianya
"Ngapain terimakasih sama aku, seharusnya terimakasih sama Allah karenanya dia ada di perut aku mas"
"Iya sayang, mas nggk sabar beri tau kabar ini sama umma dan abi sayang"
"Iya mas, bahagia banget keknya kamu mas"
"Banget sayang, karna kamu dan dia mas bahagia banget" ujarnya dengan senyum
"Kita jaga dia bersama-sama ya sayang" ucap Gus Azhar sambil mengelus kepala Maira dengan sayang
"Ayo kita pulang, kamu butuh istirahat yang extra" ajak Gus Azhar
Setelah itu mereka berdua pergi dari rumah sakit dengan raut wajah bahagianya
KAMU SEDANG MEMBACA
Written In The Love Of Allah (On Going)
RandomSetelah 5 tahun berjuang untuk mendapatkan hati seseorang yang ia cintai tiba-tiba suatu hari mereka berdua di temukan kembali oleh keadaan apakah Gus Azhar bisa mendapatkan hati perempuan itu kembali apa sebaliknya?