Tentu Maira kaget mendapat pesan dari nomor yang nggk ia kenal.
Pesan masuk lagi dari hp Maira dan itu pesan dari nomor yang tadi
TING
Seand foto
Deg
Jantung Maira serasa berpacu dengan cepat, ia masih tidak percaya dengan foto yang ada di pesan itu, itu memang benar wajah suaminya namun ia berfikir bagaimana bisa Azhar begitu kejam membunuh wanita itu dengan tangannya sendiri mendorongnya dari lantai 11.
Kalau di pikir-pikir lagi tidak mungkin karna suaminya ini seorang Gus, pastinya paham agama tentang masalah membunuh orang
"Nggk mungkin ini pasti bukan Mas Azhar, gak mungkin dia seorang pembunuh, a-aku sangat percaya k-kalu itu bukan mas Azhar" batin Maira yang kini sedang berkelut dengan fikirannya sendiri.
Dengan tangan gemetaran ia mulai mengetik balasan pesan itu, ia ingin memastikan kebenarannya menurutnya mana mungkin suaminya seperti itu.
Gak mungkin itu suami saya. pikirnya dalam hati. Tak lama setelah balasan pesan itu terkirim, orang dalam kontak itu kembali mengirim bukti yang lebih jelas yaitu sebuah video yang memperlihatkan Azhar dengan jelas mendorong seorang wanita dari atap gedung.
Mata Maira mulai memanas air matanya keluar dari mata yang menatap tak percaya itu, tubuhnya gemetaran.
+628××××××
Cepatlah pergi sebelum semuanya terlambat!
Semua pesan dari kontak itu kini telah menguasai isi fikiran dan hati mairah, ada rasa ketakutan kecewa, namun ia ingin mencari kebenarannya dulu sebelum ia percaya penuh dengan orang di balik kontak asing itu."Maira kamu harus tenang, jangan sampai mas Azhar tau tentang hal ini sebelum kebenarannya terungkap" batin Maira yang berusahah menenangkan diri. Saat ini kepercayaannya pada Azhar tengah di uji ia ingin pecaya pada suaminya itu namun bukti terkuat mengarah pada fakta kalau suaminya adalah pembunuh, ia takut apa yang di katakan orang itu akan menjadi kenyataan. Sebelum semuanya terjadi ia harus mengungkapnya dengan cepat dan tepat.
"Aku harus mulai mencari kebenarannya dari mana?" ujar Maira yang terlihat sangat bingung dan tubuhnya masih gemetaran memikirkan hal tadi.
"kebenaran apa sayang?" tanya Azhar yang tiba-tiba datang dengan membawa makanan yang Maira inginkan tadi. Maira yang masih linglung karna masih terjebak dalam permainan fikirannya itu reflek terkejut karna sang tersangka yang ada dalam pikirannya kini tengah berdiri di hadapannya dengan tersenyum. Karna masih ketakutan Maira langsung mundur berusahah menghindari Azhar yang kini jarak mereka sangat dekat.
"e-enggak kok b-bukan apa- apa" jawab Maira yang masih ketakutan namun ia harus berusahah bersikap tenang, jangan sampai Azhar tau tentang apa yang ia pikirkan saat ini
"kamu kenap sayang? Kok jawabnya kayak ketakutan gitu? Muka kamu pucet banget, ada bagian yang sakit? Atau tadi habis muntah?" tanya Azhar bertubi-tubi karna hawatir dengan sang istri karna sedari tadi diam saja. Sedangkan Maira yang di tanya langsung menggeleng-gelengkan kepala berusahah tersenyum untuk menutupi ketakutannya.
"E-enggak tadi aku habis ke kamar mandi muntah terus liat ada kecoak lewat jadi aku ketakutan dan lari tadi" jawab Maira asal dengan cepat karna takut ketahuan.
"Ya allah sayang, aku kira kenapa" Azhar bernafas lega karna penyebab istrinya terlihat ketakutan seperti ini karna seekor kecoak. Tapi tunggu sebentar tadi istrinya bilang apa? 'lari karna ketakutan sama kecoak? Hei apa istrinya itu lupa kalau tengah hamil bisa-bsanya ia lari di kamar mandi karna ketakutannya pada kecoak bisa di bayangkan larinya sang istri saat itu teringat kejadian dulu saat dirinya dulu mengerjai istrinya dengan kecoak, larinya sangat kencang sekali sampai tidak sadar jidat nya terbentur.
"Kamu lari-larian tadi sayang?" tanya Azhar dengan wajah dengan seriusnya
"Di kamar mandi?" lanjutnya dengan nada yang sedikit meninggi. Sangking khawatirnya sampai dia meninggikan suaranya di depan Maira
Maira yang masih berusaha menenangkan ketakutannya pada Azhar itu kini kembali di buat ketakutan dengan tatapan tajam dan dingin sang suami yang menanyainya seolah kini suaminya itu siap membunuhnya kapan saja. Maira kembali mundur ketakutan dan air matanya lolos begitu saja, tatapannya kini menunduk, tubuhnya bergetar hebat karna ketakutan.
"Jawab!" bentak Azhar masih dalam mode serius, kekhawatirannya pada sang istri membutakannya saat ini, ia tak melihat jika istrinya kini sangat ketakutan melihatnya.
"hiks..hiks..." namun bukanlah sebuah jawaban yang Azhar dapat tapi sebuah isakan tangisan dari istrinya yang menyadarkannya jika ia telah melewati batasnya untuk tidak meninggikan suara pada sang istri.
Emosinya kian menurun hatinya mulai merasakan sakit saat mendengar tangisan sang istri, rasa bersalah menyeruak di hatinya, seharusnya ia tidak bersikap seperti ini disaat hormon istrinya yang tengah hamil ini sangat sensitif. Ia menghela nafasnya berat untuk mengatur emosinya
"Sayang, maafin mas ya, mas kelewatan bentak kamu tadi, maafin mas ya sayang" ujar Azhar melembut ia merasa sangat bersalah sekarang, apalagi tangisan itu kini semakin terdengar pilu.ia langsung mendekati istrinya dan mendekapnya dengan lembut, berusahah memberikan rasa nyaman dan tenang terhadap istrinya.
"cup cup cup sayang ku maafin mas yah? Mas kelewatan bentak kamu tadi, mas salah sayang, maafin mas yah? Jangan nangis sayang" ujaar Azhar yang masih berusaha menenangkan istrinya.
Haiii semua apa kabar? kalian masih nunggu cerita ini gak? duh maaf banget yah aku udh lama banget ga up cerita ini 😭🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Written In The Love Of Allah (On Going)
SonstigesSetelah 5 tahun berjuang untuk mendapatkan hati seseorang yang ia cintai tiba-tiba suatu hari mereka berdua di temukan kembali oleh keadaan apakah Gus Azhar bisa mendapatkan hati perempuan itu kembali apa sebaliknya?