"Tinggal lah sama Umma dan jadilah istri Azhar ya" pinta sang Umma yang membuat keduanya terkejut
"Tapi Umma kita baru kenal, Ummi belum tau saya seperti apa dan saya tidak mencintai Gus Azhar" ujar Maira mengelak
"Nduk, masalah cinta kamu bukan tidak mencintai tapi kamu belum mencintai dan cinta itu bisa tumbuh dengan sendirinya" ujar nya dengan serius sambil menatap Maira
"Umma tidak peduli kamu seperti apa dari keluarga apa, tapi Umma yakin kamu yang terbaik untuk Azhar anak Ummi" lanjutnya
"Boleh Maira minta waktu untuk menjawabnya Umma?dan lagian Gus Azhar apakah dia mau Umma?"
"Jangan ditanya lagi Nduk, orang Azhar sendiri yang minta Umma untuk meminta kamu, bahkan ketika ia baru sampai ke Indonesia" jelas Umma yang membuat Maira bertanya-tanya.
"Sebenarnya dia siapa kenapa main jadiin istri pula" ucapnya dalam hati
"Bukanya kita baru ketemu di rumahnya Gus Ivan ya Gus?kok kata Umma dari datang ke Indonesia Gue nya mau mintak saya untuk jadi istrinya?, apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Maira pada Gus Azhar
"Maaf saya telah lancang sebenarnya 5 tahun yang lalu tepat ketika itu saya sering melihat kamu di perpustakaan umum sejak pandangan pertama saya menyukai kamu, namun waktu itu saya belum berani untuk sekedar berkenalan dengan kamu hingga setelah itu kamu tak pernah terlihat, dan alhamdulillah Allah mengizinkan saya bertemu dengan kamu kembali, saya memutuskan untuk melamar kamu secepatnya" jelas Gus Azhar
"Jika kamu siap,maukah kamu menjadi istri saya Maira?" Lanjutnya Gus Azhar mengatakan itu dengan penuh keyakinan
Maira melihat dari tatapannya Gus Azhar terlihat sangat serius dan tulus haruskah ia menerimanya atau menolak nya.
"Terimalah kak Maira!" ujar anak anak panti yang tiba-tiba datang
"Anak-anak....." Gumamnya.
"Kak Maira terimalah, Kak Azhar sangat baik dia laki-laki yang hebat apalagi Kak Azhar juga tampan heheh" ujar Kiki
"Kami ingin kalian bersama" lanjut Kiki mewakili anak-anak panti yang lain dan itu membuat Maira bingung harus berkata apa
"Gimana Nduk?" tanya Umma pada Maira
Maira menghela nafas "Gus saya memilik syarat untuk itu, apakah Gus bisa memenuhinya?"
"Insyaallah saya akan memenuhinya Maira, apa syaratnya?" jawab Gus Azhar dengan serius
"Syaratnya jika saya menikah dengan Gus Azhar izinkan saya tetap menjalani karir saya, karna saya masih punya Zea yang harus saya rawat dan biayai saya tidak ingin menafkahi Zea dengan uang Gus Azhar karna itu tanggung jawab saya sebagai kakak sekaligus orang tua Zea apakah Gus Azhar setuju dengan persyaratan yang saya buat? Ujar Maira
"Tidak masalah untuk itu Maira, saya tidak akan menghentikanmu jika itu yang terbaik untuk kamu dan ingat hakikatnya pernikahan adalah saling berbagi, mengasihi dan memberi apapun yang jadi tanggung jawab kamu itu juga tanggung jawab saya, nanti izinkan saya juga untuk membantu kamu dalam mengurus Zea karna dia juga akan jadi adik ipar saya nantinya" jawab Gus Azhar yang membuat Maira kagum dan membuat ia yakin terhadap Gus Azhar.
"Benar Nduk Ummi setuju dengan Azhar selagi itu baik buat kamu kami setuju" sahut Umma Fatimah
"Tetapi kamu harus tau batasannya sebagai seorang istri nantinya" lanjutnya
"Jadi gimana Kak Maira dterimah nggk nih Kak Azhar nya?" tanya Devo sedikit menggoda
Maira menatap Umma dan anak-anak mengangguk lalu ia menatap Gus Azhar
"Bismillahirrahmanirrahim Maira terimah lamaran Gus Azhar" Ujar Maira yang membuat seisi ruangan itu serempak mengucap Alhamdulillah tak terkecuali Gus Azhar dan Maira keduanya sibuk mengatur detak jantungnya masing masing yang rasanya sama-sama ingin melompat-lompat
"Bentar Umma ambilkan cincinnya dulu, Umma sudah siapin semuanya untuk kalian" Ujar Umma lalu pergi mengambilnya.
"Assalamualikum" ujar Abahnya Gus Azhar yang baru saja baru saja pulang dari pengajian di masjid desa sebelah
"Waalaikumsalam" jawab serempak
"Abah sini duduk" ujar Gus Azhar yang langsung berdiri dan menuntun Abahnya duduk di sofa
"Ada apa kok rame tenan Leh? Loh ini sinten Le?" tanya Abah Lukman bingung
"Abah maaf, baru saja Azhar sama Umma melamar Mbak Maira" jelas Gus Azhar yang membuat Abah manggut-manggut lalu berubah ekspresi wajahnya menjadi serius dan tegan, suasana kini menjadi canggung tak lama Umma datang dan menyadari suasananya berubah apalagi dengan kehadiran Abah
"Umma sini" titah Abah yang membuat semuanya tegang termasuk mairah.
"Bah Umma......" Jawabnya gugup
"Umma kok gak tunggu abah pulang dulu baru lamar Nak Maira?, Abah tidak setuju kalau begini" ujar Abah sedikit nada marah membuat semuanya takut terutama dengan Maira yang sudah keringat dingin
"Tapi Bah...."
"Gus apakah Abah mengajarkan cara seperti ini untuk melamar gadis?, jika cara nya begini Abah tidak setuju, Abah akan setuju jika kita lalukan dangan cara yang terbaik Nak Maira kesini ini mau bertamu tidak sepantasnya kamu melamar disini dan tidak ada hantaran buat nak Maira? Umma ini gimana masak begini tidak ada persiapan apa-apa kita meminta seoang gadis untuk putra tunggal kita bukan begitu Nak Maira?" ujar Abah diakhiri dengan tawa untuk mencairkan suasana
"Astaghfirullah Abahhh, Udah bikin jantungan aja Umma kira Abah nggak setuju ternyata cuma jail aja kasian sama Mairanya jadi takut sa Abah nggk liat apa ha"omel Umma yang membuat semuanya tertawa
"Maaf ya Maira Abah cuma bercanda" Ujar nya
"Azhar memang gitu kalau mau apa apa nggak bisa di tunda maunya cepet cepet-cepet sampai melamarnya modelan kayak tadi" ujar Abah pada Maira yang membuat Maira bingung mau menjawab apa ia sangat malu
"Gini aja besok Maira ada waktu luang tidak?" Tanya Abah.
"Tidak ada Abah" jawabnya sopan
"Besok adalah tanggal yang bagus buat acara pernikahan kalian, apakah Maira siap jika besok kami datang kerumah kamu, ini Abah lakukan untuk mengikat kalian agar tidak terjerumus kepada cinta yang dilarang Allah, besok kita akan melaksanakan akad nikahnya saja yang hanya di hadiri keluarga inti dan pastinya anak-anak panti, untuk resepsinya bisa diatur setelah itu" ujar Abah yang membuat Maira terkejut
"Gila di kira nikah gampang apa anjir butuh persiapan kali, Abah ini main nikah nikah aja, mana aku belum sepenuhnya siapa lagi" gerutu Maira dalam hati
"Besok ya Abah?" Tanyanya hati-hati dan di jawab anggukan oleh Abah
"Apkah tidak terlalu cepat Abah?, Maira juga butuh persiapan begitupun dengan Gus Azhar" sengga Maira.
"Tidak usah terlalu cemas Nak ini hanya akad biasa tidak meria- meriah, nanti setelah akad nya selesai kita bisa membuat resepnya ulang" jelas sang Abah
Maira hanya bisah berfikir gimana caranya dia tidak gugup untuk acara besok ini terlalu cepat buat dia
"Saya serahkan saja sama kalian semua bagaimana baik nya" jawabnya dan membuat Abah tersenyum
"Baiklah besok kita ke rumah Nak Maira buat acara akad sederhana saja dan Umma persiapkan semuanya yang penting-penting saja" pinta sang Abah sama Umma
Sedangkan Gus Azhar hanya bisa tersenyum pasrah ia begutu gugup hingga sedari tadi ia hanya diam saja mendengarkan pembicaraan Abah sama calon istrinya itu
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Written In The Love Of Allah (On Going)
RandomSetelah 5 tahun berjuang untuk mendapatkan hati seseorang yang ia cintai tiba-tiba suatu hari mereka berdua di temukan kembali oleh keadaan apakah Gus Azhar bisa mendapatkan hati perempuan itu kembali apa sebaliknya?