Dar!
Dar!
Dar!
Suara petasan dan sholawat saling bersautan menyambut kedatangan mereka berdua, Maira dan Gus Azhar sudah sampai di depan rumah Gus Azhar dan banyaknya santri yang menyambut kedatangannya begitupun keluarga besar Gus Azhar.
Maira sangat terkejut akan hal ini, dia menoleh ke arah Gus Azhar yang sedang menggandeng tangannya untuk meminta jawaban, kenapa banyak sekali orang di sana
"Mas kok rame banget sih" ucap Maira berbisik
"Mas juga nggak tau sayang" jawabnya
"Astaghfirullah malu banget sumpah, kenapa pakek acaranya gini segala coba, mana banyak banget santri di sana dan lagi keluarga mas Azhar" gerutunya dalam hati
"Kenapa" ujar Gus Azhar
"Malu" rengeknya
"Malu kenapa sih hm?, Orang kita nggak ngapa-ngapain juga" jawabnya dengan enteng
Siapapun yang melihatnya di buat iri oleh keromantisan mereka berdua, walaupun hanya bergandengan tangan tetapi beda lain kalau sudah di lihat para santri pasti hebohnya masyaallah. Meskipun wajah Maira di makeup tipis tetapi itu tidak membuat ia kehilangan paras cantiknya.
"Masyaallah cantik banget neng Maira"
"Cocok banget mereka berdua apalagi Gus Azhar ganteng neng Maira cantik beuh cocok banget lah, tidak ada yang nandingin"
"Cantik banget neng Maira yaallah"
"Kit heart aku Gus"
"Cocok banget mereka berdua"
"Emang boleh serasi ini ya"
Kira-kira begitulah yang para santri ucapan selama Maira dan Gus Azhar melewati mereka semua.
Sebelum mereka masuk ke dalam mereka bersalaman ke pada kedua orang tua Gus Azhar tak lain mertua Maira juga, dan di sana juga ada Kaka dan adiknya Gus Azhar.
"Assalamualaikum Umi" salam Maira
"Waalaikumsalam menantu Umi" jawabnya sambil memeluk Maira
"Selamat datang menantu kesayang Umi" ujarnya setelah melepaskan pelukannya.
"Kiw kakak ipar nih" goda adik Gus Azhar, Maira tidak tau kalau Gus Azhar mempunyai adik dan Kakak
"Nggak salah milih kamu Azhar" ucap Kaka Gus Azhar
"Ayo-ayo masuk kasian menantu Umi nanti kecapean" ujar Umi
(Nama uminya Gus Azhar Saha aku lupa astaghfirulla 😭)
Setelah itu Umi membawa Maira kedalam sedangkan mereka bertiga di buat melongo atas tingkah Uminya.
"Di sini yang anak kandungnya siapa anjir" ujar adik Gus Azhar
"Mau Abang sentil mulutnya" ucap Kakak pertam Gus Azhar
"Astaghfirullah keceplosan aku bang" jawabnya sambil tersenyum kearah Gus Azhar dan Abang pertamanya.
Mereka semua sedang berkumpul di ruang tamu, masi dengan Maira yang sedang duduk bersama Uminya yang sedang memberikan wejangan kepada Maira dan Gus Azhar tentunya. Supaya rumah tangga mereka kedepannya baik-baik saja. Tetapi setia rumah tangga pasti ada lika-likunya yang harus mereka hadapi
"Pesan Abi buat Azhar, jangan pernah membentak istri mu karna hati perempuan itu mudah rapuh" nasehat sang Abi padat dan jelas
"Untuk kalian berdua jangan pernah menyembunyikan sesuatu dari pasangan kalian, saling terbuka kalau ada masalah harus cerita, saling percaya, saling menghargai satu sama lain, saling mengerti, tidak boleh egois seandainya kalian berdua sama-sama egois itu ngga akan membuat rumah tangga kalian awet karna kalian berdua sama-sama nggk mau ngalah" lanjut sang Umi
"Terimakasih atas nasehatnya Umi, Abi" ujar Maira
"Yasudah, ajak istrimu ke kamar Gus pasti dia kecapean" suruh sang Abi
"Nggh BI"
"Ayo sayang" ujar Gus Azhar sambil menggandeng tangan Maira
"Ahai sayang ngga tu" goda sang adik
"Pakek acara gandengan pula mau nyembrang kali ah" lanjutnya di akhir ketawa
"Sirik aja" jawab Gus Azhar
Setelah itu mereka berdua naik ke atas lebih tepatnya ke kamar Gus Azhar, Maira hanya mengikuti langkah Gus Azhar karna dia baru pertama kali kesini jadi tidak tau letak kamar suaminya di mana
"Silahkan masuk sayang" ujar Gus Azhar setelah membuka pintu untuk Maira
Maira masuk kedalam kamarnya Gus Azhar satu kata di benak nya yaitu rapi sangat rapi kamar nya. Banyak banget kitab dan Al Qur'an yang tertata rapi di sana dan ada juga piala mungkin itu piala suaminya ketika masi sekolah. Pikir nya
"Aku mandi dulu ya" pamit Gus Azhar setelah itu dia masuk kedalam kamar mandi
"Sumpah ini gue mimpi apa gimana sih bisa dapat suami seorang Gus"
Maira merabahkan tubuh nya ke kasur empuk milih sang suami, dia menatap ke atas kamar suaminya.
"Semoga dengan ini gue bisa ngelupain Gus Ivan" lirih nya.
"Benar-benar seperti mimpi ngga sih tiba-tiba udah jadi istri seorang Gus aja gue ini"
Maira tidak sadar sedari tadi Gus Azhar mendengar ocehannya. Gus Azhar merasa lucu dengan tingkah istrinya kali ini, bukan nya gimana tapi posisi Maira saat ini sedang rebahan dan menatap langit-langit kamar nya, mulutnya sedari tadi ngoceh terus bahkan sesekali dia tertawa mendengar ocehannya sang istri.
"Apa gue pantes ya sama dia, secara gue cuma orang biasa sedangkan dia anak kyai" oceh nya sambil menghela nafas
"Kenapa kamu masih mikir seperti itu hm?"
"Eh, sejak kapan mas ada di sini" kaget nya
"Menurut kamu?"
"Ya nggak tau kok mala nanya aku, ck kebiasaan banget di tanya mala balik nanya"
Gus Azhar mengelus rambut Maira yang tertutup hijab "saya sudah bilang bukan, seorang Gus nggak harus menikahi seorang Ning begitupun sebaliknya sayang"
"Gue ini kenapa sih setiap dia manggil gue sayang pasti jantung gue bergoyang"
"Khem" dehem Maira menetralkan rasa gugupnya
"Kenapa hm?"
"Ak-u mau ke bawah iya mau kebawah" ucapnya gugup setalah itu dia berlali ke arah pintu untuk keluar ke dapur.
Gus Azhar tersenyum melihat tingkah istri hanya di ginikan saja pipi istrinya sudah merah gimana kalau lebih. Pikir Gus Azhar
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Written In The Love Of Allah (On Going)
DiversosSetelah 5 tahun berjuang untuk mendapatkan hati seseorang yang ia cintai tiba-tiba suatu hari mereka berdua di temukan kembali oleh keadaan apakah Gus Azhar bisa mendapatkan hati perempuan itu kembali apa sebaliknya?