brak
"gak ada capek-capeknya ya kamu membuat ulah diluar sana, Raiga?!"
Sach Raiga Abisatya, putra tunggal dari pasangan Yudhis Abisatya dan Winatha Sach Abisatya itu tersentak saat sang ayah melempar tablet yang masih menyala dengan tampilan video dirinya yang berada didalam sebuah club malamㅡmulut dan kedua mata Raiga membulat tak percaya sebab video tersebut adalah kejadian yang ia lakukan malam kemarin, lalu bagaimana bisa sang ayah mengetahui bahkan memiliki video? oh! Raiga tidak boleh melupakan fakta jika selain menjadi pengacara, sang ayah juga adalah mafia bengis yang berhasil memaksa untuk mendapatkan seorang primadona seperti baba-nyaㅡWinatha Sach.
"jawab pertanyaan ayah, Raiga!"
Raiga tersentak, ia melirik sang baba yang berdiri dibelakang sang ayah yang nampak sekali marah besar pada pagi hari ini.
"ayah sudah bilang jika kamu boleh melakukan apapun diluar sana, tapi tidak dengan bermain hal menjijikkan didalam club! hanya itu saja, kenapa sulit sekali untuk kamu lakukan, Raiga?" sentak Yudhis lagiㅡPagi ini ia benar-benar muak dengan tingkah putra semata wayangnya.
"mas, udah marah-marahnya ya? Raiga gak akanㅡ"
"kamu diam, Winath." potong Yudhis pada sang submissive yang berusaha menenangkan amarahnya, "anakmu itu sudah bukan sekali dua kali membiarkan tubuhnya dijamah dominan bejat didalam club."
Winatha melirik sang putra yang hanya diam saja saat dominannya mulai mengatakan hal yang cukup menyinggung. "Raiga, baba juga sudah berkali-kali mengatakan jika jangan berbuat sembarangan kan? tubuhmu itu juga harga dirimu." ujar Winatha pelan.
Yudhis berdecak samar, "kamu terlalu halus dan dia tidak akan mengerti perkataanmu tadi."
Winatha menatap sang putra, "Raiga.. masuk kamar." ia tak mau mendengar lebih kasar lagi dominannya memarahi sang putra.
"baㅡ"
"kamu tidak boleh keluar dari rumah sampai hari yang ayah tentukan, masuk kamar, Raiga." sambar Yudhis telak membuat Raiga diam selama beberapa detik.
"sekoㅡ"
Yudhis kembali menyambar, "ayah akan menghubungi pihak sekolah agar memberikan pembelajaran daring untukmu."
Raiga speechless, dia lupa jika ayahnya itu bisa melakukan apa saja.
Yudhis mengadahkan tangan kanannya kearah Raiga yang langsung mengrenyit bingung, "serahkan handphone dan iPadmu pada ayah."
oh, sial!
"mas, udah. Raiga juga butuh handphone dan iPad untuk pembelajaran daringnya.."
"kamu bisa pakai iPad ayah, Raiga." putus Yudhis yang segera merampas handphone milik Raiga lalu berjalan naik menuju kamar sang putra untuk mengambil iPad dan laptop pribadi milik sang putra.
Raiga semakin speechless, ia menatap tak percaya kearah sang baba yang juga diam. "Ayah kenapa seperti itu, ba?" ujarnya.
"itu karena ulah kamu yang sudah keterlaluan, Raiga." balas Winatha dengan nada pasrah, "maafkan baba yang tidak bisa membantumu kali ini.. ayahmu benar-benar marah."
Raiga mengangguk paham atas posisi sang baba yang sama sekali tidak bisa berbuat banyak. Beberapa menit kemudian, Raiga melihat sang ayah menuruni tangga setelah mengambil beberapa barang dari kamarnya.
dengan ekspresi datar Yudhis berdiri dihadapan Raiga, "kunci mobil dan motormu juga ayah sitaㅡ"
kedua bahu Raiga merosot, "ayah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Desperado
Fanfiction‹ discontinued › hubungan darah belum tentu bisa mencegah nafsu bejat, "we are related by blood Abisatya." (n) bxb. kalau tidak suka dengan genre atau pair cerita, jangan baca.