"Canadian flight to Indonesia twenty-two hours, so what time do they get here?"
Yudhis menilik jam tangannya yang saat ini menunjukkan pukul sembilan pagi, "tadi mereka berangkat jam tujuh pagi.. berarti baru besok sampai disini sekitar jam setengah enam pagi, sepertinya." jawabnya atas pertanyaan sang adik yang tiba-tiba mengunjungi gedung kantornya.
"oh ya.. hampir seharian."
"hm, kamu datang kesini untuk apa?" tanya Yudhis seketika membuat Madava duduk dihadapannya sementara ia menutup laptopnya dan fokus pada sang adik.
"nanti malam aku ada jadwal dinner dengan klien."
"then?"
Madava menggidikan kedua bahunya, "that is it."
"oke, hanya itu yang membuat kamu datang ke kantorku.. sungguh? tidak ada lagi yang ingin kamu sampaikan, Madava?"
"nothing, that's all." balas Madava sebelum mengalihkan pandangannya pada figura kecil yang diletakkan diatas meja kerja Yudhis, figura yang berisi foto keluarga kecil kakaknya ituㅡYudhis, Winatha dan Raiga.
Yudhis lantas berdehem sebelum kembali membuka laptopnya, "aku ingin bertanya."
"what?" respon Madava cepat.
sekilas Yudhis melirik sang adik, "siapa calon pasanganmu yang sudah kamu temukan? dan aku hanya berharap jika pasangan yang kamu temukan itu bukan orang sembarangan, Madava."
he's not just anyone, "tenang saja."
"segera kenalkan padaku."
even you already know him, "nanti jika aku sudah menemukan waktu yang tepat." right time for you to beat me because i am dating your son, Yudhisㅡrasa-rasanya batin Madava ingin menjawab telak pernyataan dari Yudhis.
"kapan waktu tepat yang kamu maksud?"
the time when your own son is ready, "lihat kedepannya saja." balas Madava dengan senyum tipis yang membuat Yudhis menaruh curiga.
"jangan terlalu lama karena sebentar lagi kamu sudah memasuki kepala tiga, Madava."
Madava mendengus kesal, "don't remind me of my age."
Yudhis tertawa, "omong-omong berapa usia pasanganmu itu? younger or older than you?" selain curiga, pria berkepala empat itu juga menaruh rasa penasaran.
"lebih muda dariku, kenapa?" yang lebih muda memberi pertanyaan balasan setelah menjawab pertanyaan yang diajukan padanya.
"berapa jarak usia kalian?"
d e s p e r a d o
Taman belakang sekolah yang sepi itu dijadikan tempat Raiga untuk makan siang hari ini. Beralaskan tikar yang sudah sedikit sobek, Raiga duduk dengan Hakail yang datang bersamanya dan membantunya menggelar tikar temuan yang ada diatas meja bekas dekat koridor menuju taman belakang. Sebelum berakhir ditaman, kedua sahabat itu menyempatkan diri ke kantin untuk membeli beberapa macam menu makan siang mereka; gado-gado, geprek, jus dan teh.
"Yaresh lama banget, dia gak ada urusan sama guru kan?" pertanyaan Hakail membuat Raiga yang hendak menyuapkan sesendok gado-gado itu batal dan menoleh kearah Hakail.
"gak, lagian udah kelar.. paling juga diaㅡ"
"guyss, gue punya informasi!" spadaa, orangnya datang dengan membawa plastik berisi bungkusan nasi Padang; Yaresh bergabung, ia duduk dihadapan Raiga setelah meletakkan plastiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desperado
Fanfiction‹ discontinued › hubungan darah belum tentu bisa mencegah nafsu bejat, "we are related by blood Abisatya." (n) bxb. kalau tidak suka dengan genre atau pair cerita, jangan baca.