22 › mereka.

1.1K 148 25
                                    

"habis berantem sama siapa, Just?"

Gavian menatap ngeri wajah Justin yang sedikit lebih berwarna keunguan dibeberapa bagian, seperti sudut bibir yang paling terlihat. Bahkan sepertinya baru kali ini ia melihat wajah Justin babak belur. Fyi, Gavian dan Samuel itu kelas 12 IPS 3, Jazel dan Nizam juga kelas 12 IPS 1ㅡsedangkan Justin kelas 12 IPS 2, mereka dulu bisa saling kenal bahkan bisa berteman sampai sekarang itu karena pertemuan mereka dulu waktu masih MPLS.

"gue liat kemarin waktu pulang masih baik-baik aja itu muka." celetuk Samuel yang merasa prihatin atas kondisi wajah tampan sahabatnya itu, "gak mungkin bokap lo yang mukulin kan?" dengan sengaja tangan Samuel diulurkan untuk menyentuh bahkan sengaja menekan luka lebam yang ada disudut bibir Justin hingga menghasilkan ringisan kesakitan dari temannya itu yang langsung menepis tangan Samuel, "haha.. sorry, udah lo obatin?"

"udah." saut Justin ketus.

"siapa?"

Justin melirik Gavian dan Samuel yang saat ini sudah duduk dikursi kantin berhadapan dengannya, "apa?"

"siapa yang mukulin wajah lo sampai kayak gitu? lumayan ngeri." saut Samuel karena mendengar Gavian yang sudah berdecak kesal tanda tidak akan mengulangi pertanyaan sebelumnya.

"hhh, lo berdua bakal percaya gak?"

lantas Samuel dan Gavian bersitatap sebelum mengangguk kompak atas pertanyaan Justin barusan.

"papanya Hakail."

"oh.. wowㅡ" Gavian sempat mencerna sebelum berseru cukup lantang karena merasa ada yang janggal, "tapi gimana ceritanya lo bisa dipukulin papanya Hakail?!"

tak lama setelah berucap lantang seperti itu diarea kantin yang untungnya belum begitu ramai karena sekarang belum waktunya istirahat, mata Gavian menangkap sosok yang menjadi topiknya saat ini; Hakail Chavsaka, submissive manis itu memasuki area kantin bersama dengan dua submissive yang pada dasarnya selalu bersama dengan Hakailㅡtentunya adalah Raiga dan Yaresh.

ketiga submissive problematik itu menuju beberapa stan kantin untuk memesan makanan sebelum duduk dibangku yang sengaja ditetapkan oleh Raigaㅡsengaja mengambil bangku yang jauh dari jangkauan bangku tempat tiga dominan, yang sedari awal memasuki kantin sudah disadari Raiga jika dirinya dan kedua temannya tengah diperhatikan oleh tiga dominan itu.

"tumbenan Bu Sita bolehin keluar kelas setelah ngumpulin tugas ya." suara Yaresh membuka topik.

"moodnya lagi bagus kali." saut Hakail sembari memainkan botol kecap yang ada diatas meja, "untungnya tadi soalnya gak susah-susah amat."

"itu biasanya yang ngomong orang yang rutin masuk bimbel sih." Raiga bergabung dan mencoba tidak memperdulikan lirikan-lirikan sekilas dari tiga dominan yang berada dibangku ujung.

Hakail tersinggung, "ya.. gak gitu juga sih sebenernya." sebab diantara mereka, hanya dirinya saja yang mengikuti beberapa bimbel.

tak!

suara jentikkan jari Yaresh sebelum bersuara dengan nada seru, "gue inget!" kemudian membuat Raiga dan Hakail menoleh bingung kearahnya, "kemarin waktu pulang gue liat lo masuk mobilnya Justin didepan gerbang! iya, lo!" Yaresh menunjuk kearah Hakail yang duduk disampingnya, "kenapa tuh masuk ke mobil Justㅡ" submissive itu menoleh kebelakang karena tadi sempat sadar jika ada teman pacarnya yang sudah berada dikantin dan karena hal itu, ia jadi mengingat kejadian sepulang sekolah kemarin.

Yaresh yang pulang bersama Nizam melewati gerbang utama sekolah, tanpa sengaja melihat Hakail memasuki mobil yang diketahui Nizam adalah mobil dari teman dekatnya; Justin.

Desperado Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang