14 › fucking.

2.1K 159 3
                                    

"thanks, Jaz."

Jazel mengangguk sebelum membuka kunci mobilnya dan mempersilahkan Raiga untuk turun sebab mobilnya sudah berhenti didepan gerbang besar yang disebutkan Raiga jika itu adalah gerbang rumahnyaㅡterlihat besar dan mewah, berbeda sekali dengan rumah Jazel yang cukup bisa dibilang kecil dan sederhana.

"hati-hati dijalan, gue turun." pamit Raiga diangguki Jazel dans setelahnya submissive itu benar-benar keluar dari mobil Jazel bersamaan dengan si pemilik mobil yang baru berani menatap pergerakannya.

pintu mobil ditutup dan dari kaca mobil Jazel dapat melihat Raiga yang masih berdiri didepan gerbang rumahnya.

"too sweet to be naughty." gumam Jazel sebelum melajukan mobilnya untuk meninggalkan area elit itu.

disisi lain, Raiga masih berdiri didepan gerbang rumahnya sampai mobil Jazel berbelok dan hilang dari pandangannya, setelah itu ia berbalik menghadap gerbang rumahnya yang tertutup.

nafas pemuda Sach itu sempat memberat dengan kedua bahu merosot dan tatapan khawatir terlihat, "I won't die after this.." ia menarik nafas dalam-dalam sebelum tangannya meraih pintu gerbang dan sedikit menggeser gerbang tersebut supaya terbuka untuk dirinya masuk.

"I have to calm down!" semangat Raiga pada diri sendiri ketika tidak mendapati para penjaga dihalaman depan rumah, sedikit lega namun tidak lama setelah ia berhasil memasuki pintu utama rumahㅡia dibuat mematung ketika melihat sang paman duduk diruang utama dengan pandangan tajam menatap lurus tepat mengenai dirinya yang bahkan baru memasuki rumah.

sayang sekali, Raiga mematung ditempatnya bahkan ketika sang paman beranjak menghampirinya dengan ekspresi sangat datar.

"where have you been all night, Sach?"

tubuh Raiga menegang dengan nafasnya yang tercekat, terlebih ketika para pekerja rumahnya diberi isyarat oleh sang paman untuk meninggalkan ruangan dan hanya menyisahkan dirinya bersama sang paman yang tampak benar-benar menakutkan dimatanya saat ini.

"aw!" pekik Raiga ketika lengannya ditarik sang paman secara kasar, "sakit!"

"this does not hurt more than your real punishment."

"pamㅡi mean Madava, lepas!" ringisan Raiga sama sekali tidak dipedulikan Madava.

"jawab pertanyaanku, dari mana saja kamu selama semalaman? don't lie to me, understand?" desak dominan Abisatya itu dengan cekalan tangannya pada lengan sang keponakan semakin erat dan hal itu sampai membuat submissive Sach meringis kesakitan dengan kedua mata mulai berkaca-kaca yang sayangnya tidak menarik simpati dari Madava yang tetap mendesak, "Sach."

"sakit, lepas.. Madavaㅡ"

Madava berdecak kasar, "sepertinya kamu tidak pernah puas dengan hukuman yang saya berikan ya?"

Raiga tetap berusaha melepaskan cekalan sang paman. Namun, usahanya sia-sia ketika sang paman lebih dulu menyeretnya secara paksa menuju kamar tamu yang berada dilantai satu.

"a bitch like you loves to be given harsh punishments."

d e s p e r a d o

Jazel telah sampai dirumahnya dengan banyak pertanyaan telah menggeluti benaknya setelah hampir setengah hari menghabiskan waktu bersama sosok Sach Raiga Abisatya.

sejenak Jazel memikirkan tentang bagaimana bisa Raiga menyukainya mengingat dari segi golongan kasta yang terlihat sangat berbeda?

Raiga yang terlahir digolongan keluarga konglomerat. Sedangkan, Jazel terlahir digolongan keluarga sederhana, berbeda sekali. Lantas, dari segi mana submissive itu menyukainya? apa hanya karena ia tampan? oh, tidak! Jazel, kamu terlalu percaya diri!

Desperado Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang