25 › maaf.

1.1K 139 9
                                    

Selasa siang tepat bell istirahat sudah selesai dibunyikan dan guru yang mengajar sudah keluar dari ruang kelas, Raiga dengan alasan ingin pergi ke kamar mandi itu pun segera keluar kelas dengan niat awal ingin menyingkirkan diri dari hadapan Yaresh dan Hakail karena kedua temannya itu sudah Raiga pastikan akan banyak bertanya mengingat sejak pagi sampai jam pelajaran tadi Raiga sudah mendiamkan kedua teman nakalnya itu.

langkah kaki Raiga berhenti ditaman belakang sekolah yang syukurnya sedang tidak ditempati siswa lain. Raiga mendudukkan diri dibangku kayu bekas yang didekatnya, ia menarik nafas sejenak sebelum menyandarkan punggungnya pada sandaran bangku.

rasa-rasanya yang dirasakan pemuda itu adalah hal yang sulit untuk dijelaskanㅡhanya sekedar tidak nyaman, lesu dan ingin marah saja. Terlebih pagi buta tadi, saat dirinya terbangun dan disuguhi wajah damai sosok Madava Abisatya yang bisa-bisanya tertidur lelap diatas ranjang bersamanya.

tampaknya nyali Madava semalam patut diacungi sepuluh jempol, pria dewasa itu memang sepertinya memiliki kenekatan diatas rata-rata mengingat kegiatan yang telah mereka berdua lakukanㅡMadava dan Raiga melakukan seks kecil; blowjob didapur dan setelah selesai membereskan kekacauan yang ada didapur, keduanya berakhir beristirahat dikamar si submissive Abisatya tanpa memikirkan yang lainnya.

"ngelamunin apa?"

Raiga tersentak saat mendengar suara pemuda yang bersragam sama sepertinya mendudukkan diri tepat disampingnya, detik itu juga Raiga menambah jarak duduk sejauh tiga puluh senti dari pemuda itu, untungnya bangku kayu itu panjang.

"ngapain geser jauhan? kayak gak pernah mimpi mau duduk sama gue aja." celetuk pemuda itu.

"gue udah gak mimpiin itu, sorry." balas Raiga tanpa menoleh kearah pemuda yang lancang mengambil duduk disampingnya.

sontak pemuda itu merubah duduk menjadi sedikit menyamping sehingga bisa menghadap Raiga yang saat ini menatap lurus ke depan tanpa berniat membalas tatapan pemud itu, "Raiga."

"mending lo pergi aja kalau cuma mau ngomongin perkara video, Zel, gue udah gak minat." ujar Raiga yang lagi-lagi tak berniat menatap pemuda ituㅡJazel Aryathama, "gue udah gak mau ambil pusing kalau lo mau jual atau sebar secara gratis video gue." kali ini baru Raiga menatap Jazel yang tertegun, "lakuin kalau lo memang mau bikin gue merasa lebih rendah daripada Kate."

"gue gak."

Raiga menaikkan kedua alisnya, "apanya?"

"video lo udah gak ada di gue." Jazel kembali duduk menghadap ke depan lalu ikut menyandarkan punggungnya seperti Raiga.

detik selanjutnya Raiga menegakkan punggungnya dan sedikit menyerongkan tubuh menghadap Jazel, "hah.. gimana?"

Jazel menoleh kearah Raiga, "udah ada diriwayat penghapusan."

"maksud lo?" tanya Raiga kebingungan dengan ungkapan Jazel yang menurutnya bertele-tele.

"gue hapus." singkat padat Jazel membuat Raiga melongo.

"huh? kenapa lo hapus?"

"harusnya lo bersyukur kalau semua video lo udah gue hapus." balas Jazel yang keheranan atas respon Raiga.

"iya, maksud gue.. kenapa lo hapus video gue kalau faktanya lo butuh buat bahan."

"kan ada lo langsung."

bugh

Raiga mendaratkan pukulannya pada lengan Jazel yang masih bisa tertawa setelah ia pukul, "lo sama aja kayak mereka!"

"mereka yang lo maksud siapa? partner lo yang mana?" ledek Jazel seolah sengaja membuat Raiga ingat jika submissive itu sudah banyak dan sering bermain dengan dominan yang berbeda.

Desperado Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang