34 › kenapa?

665 72 6
                                    

Sudah tidak ada yang perlu disembunyikan, semuanya sudah terbongkar. Malam ini setelah melewati hari yang sibuk, Raiga perlu mengistirahatkan diri agar tidak jatuh sakit akibat kelelahanㅡBiarlah tugas sekolahnya ia kerjakan besok di sekolah, yang terpenting adalah kesehatannya.

Seragam sekolah yang seharian membalut tubuhnya, sumpek, tampaknya malam ini Raiga memerlukan pakaian tidur yang lebih longgarㅡAlhasil serampungnya mandi, ia keluar dari kamar mandi dengan menggunakan lingerie hitam dengan renda cream yang sudah lama tidak ia gunakan, seingatnya.. lingerie yang ia gunakan saat ini adalah kiriman dari salah salah satu followersnya yang entah mengapa bisa mengetahui alamat rumahnya, agak janggal.

"Oh, saya pikir kamu sudah membuang lingerie itu."

Raiga terkejut, ia yang sedang menyisir rambutnya yang sedikit panjang itu pun menoleh ke arah pintu dan mendapati dominan Abisatya yang juga sudah mengenakan pakaian tidur, "Paman tidur di sini?" Tanyanya tanpa memikirkan perkataan dominan itu sebelumnya.

Madava mengangguk santai mendekati Raiga yang berdiri di depan meja rias, tanpa basa-basi ia langsung memeluk dan mencium ceruk leher tubuh submissive Abisatya dari belakang.

"It really suits you,"

"Apanya?" Tanya Raiga membiarkan Madava mencium ataupun menyentuh tubuhnya.

"Lingerie, kamu suka kan?" Tangan Madava menelusup memasuki lingerie, mengusap lembut perut submissive Abisatya muda sembari menciumi leher mulusnya.

Raiga mengangguk, ia tidak berbohong karena faktanya ia memang menyukai pakaian perempuanㅡrok mini, dress bahkan lingerie, "Aku suka, apalagi ini pemberian dariㅡ"

"Dari saya, Canada M."

"Huh?" Kedua mata Raiga membulat, ia menatap Madava melalui pantulan cermin meja rias, "Dari Paman..? Ah, pembohongㅡ"

Madava mengangkat wajahnya dari leher Raiga sembari menyingkirkan barang-barang yang ada di atas meja rias, "Untuk apa saya berbohong? Bahkan kamu harus tahu jika saya memang mengikuti akun nakalmu."

Tidak ada yang perlu disembunyikan, Madava akan mengaku.Tanpa meminta izin, Madava membalik dan mengangkat tubuh Raiga supaya duduk di meja rias menghadap dirinya.

"Paman menyukai konten-konten yang ada di akunku?" Tanya Raiga saat Madava meletakkan kedua tangan pada sisi tubuhnya.

"Ya, then I love you."

"Engga," Raiga menyanggah, "Paman menyukai tubuhku bukan aku."

"It's up to you what you want to think, darling, karena yang perlu kamu ketahui adalah saya akan menjadikan kamu milik saya." Madava mencium singkat bibir Raiga yang akhir-akhir ini terlihat pucat, "Jangan sampai sakit karena memikirkan sesuatu ya? Semuanya, katakan pada saya, biarkan saya yang menyelesaikan."

Mendengar perkataan Madava, pandangan Raiga jatuh menunduk seolah enggan menatap sang PamanㅡYa, memang ada yang ia pikirkan.. bahkan sepertinya penyebab kontraksi dini atau kram pada perutnya adalah karena ia terlalu memikirkan tentang hal itu, tentang perkataan sang Ayah, ya.. mungkin bayi yang ada di dalam kandungannya terganggu.

"Sach," Panggil Madava yang menyadari bahwa submissive muda Abisatya tengah jatuh melamun, "Apa yang kamu pikirkan, sayang?"

Malam hari memang waktu yang tepat untuk membicarakan segala macam pembicaraan yang diperlukanㅡDeeptalk, mungkin? Raiga menatap Madava saat tangan sang paman menyentuh dagunya dengan lembut, membawa wajahnya sedikit terangkat.

"Kenapa, sayang?" Tanya Madava lembut melihat Raiga menggigit bibir bawah, "Ada yang kamu ingin katakan?"

"Eum," Berpikir ulang, Raiga masih merasa ragu, belum siap melihat respon Madava, "Aku gak apa-apa." Pada akhirnya ia tetap menyembunyikan tentang keputusan sang ayah.

Desperado Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang