27 › pantas.

1.2K 139 22
                                    

sangat dianjurkan untuk vote supaya cerita cepat selesai.

d e s p e r a d o

"meskipun lo gak sebaik dulu.. tapi, gue yakin lo tetap pantas dapat yang lebih baik, Sach."

langkah Raiga terhenti setelah teman dekatnyaㅡHakail berkata sebijak tadi, Raiga lantas berbalik menghadap Yaresh yang berdiri satu meter di belakangnya, ah? sejak kapan teman dekatnya itu berhenti berjalan?

"maksud lo apa?"

"lo pantas dapat yang lebih baik dari Jazel dan your uncle, Sach." perjelas Hakail kemudian mendekati Raiga yang tampaknya termenung, "lo gak seharusnya stuck sama dua orang itu, kenapa gue bicara kayak gini? karena gue sadar dan gak mau lo ada di posisi terburuk, Sach."

Raiga masih diam.

"pertama, Madava? he's your uncle, he's the same blood as you and you shouldn't be crazy about having sex with him, Sach.. lo masih muda, gue gak mau lo kayak gueㅡhamil di luar nikah, ditambah karena your uncle? that's crazy right?" nada bicara Hakail memelan karena dirinya sadar jika mereka berdua berada di koridor utama sekolah yang masih banyak dilewati siswa-siswi yang hendak pulang.

"I won't get pregnant because of Madava, Kai, tenang aja."

"gak ada yang tau, Sach. Gue mohon, berhenti berhubungan sama your uncle, jangan gila." tekan Hakail yang semalaman tidak sengaja melamun mengenai Raiga, tidak hanya Raiga saja tetap juga Yaresh. "I don't want you to suffer, endure things you shouldn't have to endure." jelasnya lagi.

"Kaiㅡ"

"yang kedua, gue minta lo jangan deket sama Jazel, Sach.. lo bodoh kalau masih mau deket sama dia setelah lo sendiri tau kelakuan bejat dia yang simpen video seks lo tanpa minta izin dari lo." potong Hakail cepat, "Jazel is dangerous... he's crazy, Sach."

"lo ngomong apa sih, Kai?" alih Raiga sembari tertawa, "gue gak Deket sama Jazel, not as close as you think."

"tadi pagi, lo sama Jazel berangkat bareng terus kemarin lo sama Jazel bolos sampai pulangㅡwhat does that mean if you're not close to that bastard, bitch? gue bicara kayak gini karena gue gak mau lo dijebak lagi, lo sendiri tau lingkungan pergaulan Jazel kan? Jazel temenan sama orang yang udah memperkosa lo, Sach." cerca Hakail tertahan, jujur ia kesal pada Raiga.

"lo sadar gak sih? kita sama, Kai.. lo juga deket sama orang yang udah perkosa gue." balas Raiga.

Hakail menghela nafas berat, "Justin maksud lo?"

"siapa lagi? Justin itu temen deket Jazel, bahkan dia orang pertama dari sirkel Jazel yang ngajak gue having sex." fakta yang tidak akan pernah dilupakan Raiga.

"I know, lo bahkan sudi having sex sama Justin demi dapat informasi tentang Jazel kan? lo gila." hardik Hakail membuat Raiga tertawa, "kedua kalinya lo juga sudi having sex sama pacar Yaresh.. itu pun juga demi dapat informasi tentang Jazel, you're really crazy!"

"lo gak usah ngurus gue, Kai. Bahkan, lo seharusnya ingat kalau gue kayak gini juga atas saran loㅡ"

"lo salahin gue?" sela Hakail tidak habis pikir dengan balasan Raiga, "loㅡ harusnya kalau lo punya otak maka lo gak perlu lanjutin saran gue, Sach! you shouldn't destroy your body for someone who doesn't even care about you."

"Kai, ini tubuh gueㅡ"

"ya, itu tubuh lo dan seharusnya tubuh lo itu cuma bisa disentuh lebih dalam sama orang yang memang ditakdirin buat lo." sambar Hakail telak membuat Raiga mengatupkan bibirnya, "jujur gue nyesel udah kasih saran gila ke lo, jujur gue ngerasa bersalahㅡgue jahat sama lo,"

Desperado Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang