33 › capek.

1K 137 19
                                    

HAYOOO JOMPLANG, KALAU MAU CEPET UPDATE YA TOLONG FEEDBACKNYAAA 👀

HAYOOO JOMPLANG, KALAU MAU CEPET UPDATE YA TOLONG FEEDBACKNYAAA 👀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

d e s p e r a d o

"Ada yang sakit?"

Pertanyaan singkat dari Madava berhasil membuat Raiga tersadar dari ringisan tertahankan yang malam ini ia rasakan selama kurang lebih sepuluh menit lalu.

"Sach?" Panggil Madava lembut, mendekati Raiga yang duduk di kursi belajar.

Raiga menggeleng pelan, "Kontraksi dini,"

"Perlu panggil Javian?"

"No need, ini wajar terjadi.." Tolak Raiga sekenanya, "Kontraksi dini itu terjadi karena tubuh menyesuaikan perubahan yang disebabkan kehamilan." Jelasnya lebih lanjut, Raiga tahu tentang informasi ini dari Hakail yang kemarin dengan senang hati menjelaskan tentang kehamilan, "Nggak perlu khawatirㅡ"

"Tapi, kamu kesakitan tidak hanya hari ini melainkan sudah dua hari terakhir, Sach." Sela Madava penuh kekhawatiran, ia memperhatikan Raiga yang selama dua hari terakhir ini selalu memegang perut dan meringis kesakitan.

"This is normal and you don't need to overdo it, Madava."

Tatapan tulus didapatkan Madava yang diam-diam menyakinkan diri untuk mempercayai submissive muda Abisatya itu, "Oke."

"Nah, gitu dong!" Raiga tersenyum sumringah, "Percaya sama aku."

"Ya," Madava menghela samar, "Ayo, kita tidur sekarang, tidak baik untuk kamu jika tidur terlalu larut."

Raiga mengangguk patuh, segera beranjak menuju ranjangnya dengan diikuti Madava. Mereka, Raiga dan Madava membaringkan tubuh mereka dengan nyamanㅡMadava memposisikan diri miring menghadap Raiga yang terlentang.

"Kenapa?" Tanya Madava yang selama sepuluh menit memperhatikan Raiga yang belum juga memejamkan kedua mata, seperti ada hal yang sedang dipikirkan submissive Abisatya muda itu.

Raiga turut memiringkan posisi tidurnya menghadap Madava, "Aku capek."

Capek?

"Tidur, Sayang, jangan terlalu berlarut-larut memikirkan hal yang bisa membuatmu semakin lelah." Madava mengusap-usap surai Raiga, sekilas mendaratkan ciuman lembut pada kening keponakannya itu, "Kalau kamu terlalu lelah, bayi kita juga akan merasakan lelah dan itu akan membahayakan bagi kesehatan kalian berdua."

Merasa kata-katanya belum bisa menenangkan keponakannya, Madava mendekap tubuh mungil itu, "I'm here, I'll stay here with you and our baby, there's nothing you need to think about.. just leave it to me, Darl."

Dekapan hangat dirasakan Raiga yang entah mengapa rasanya ingin menangis, bukan ingin melainkan sudah menangis, ia menenggelamkan wajahnya pada dada Madava, menahan isakan pelan, hatinya terenyuh mendengar penuturan Pria brengsek yang membuatnya terjebak dalam perkara serius menyangkut Keluarga.

Desperado Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang