24 › keluarga.

1.2K 147 17
                                    

Suasana kamar sedikit terasa canggung sejak mereka masuk dan mulai belajar, hanya ada balasan anggukan singkat dari si pemilik kamar setiap kedua submissive itu mempertanyakan atau menjelaskan tentang materi yang tengah mereka pelajari. Hakail selaku orang yang saat ini banyak lebih berbicara untuk menjelaskan tentang materi itu pun berhenti, ia melirik Yaresh yang sama diamnya seperti Raiga.

"ada materi yang masih belum lo pahamin belum?" tanya Hakail dengan harapan Raiga menyaut.

"gak, udah lumayan lah." justru Yaresh-lah yang menyaut.

Hakail berdehem, ia mengambil alih pulpen yang dipegang Raiga untuk mencoret abstrak lembaran buku, "lo udah paham belum?" pertanyaan khusus terpusat langsung pada Raiga yang spontan menggeleng sebagai jawaban.

"coba ngomong, jangan diem dari tadi."

Raiga menghela nafas dengan menatap malas Hakail, "gue udah paham."

"nah, ada yang mau lo tanyain gak?"

"gak, terima kasih ya." Raiga membereskan buku-buku catatan hasil salinan dari buku Hakail, "mood gue lagi jelek banget, sorry kalau kalian keganggu dari tadi." ungkapnya yang sebenarnya sejak sejam lalu sudah sadar jika kedua temannya itu selalu melirik kearahnya.

"hm, karena Giaㅡ"

"jangan disebut, gue eneg." cegah Raiga sebelum Yaresh menyebutkan sebuah nama yang baru ia kenal satu jam lalu.

"pftt, lo cemburu?" tuduh Hakail.

Raiga berdecak malas, "gue gak cemburu ya. Tapi, anjing, dulu Madava bilang kalau dia itu gak ada hubungan sama siapapun!" desisnya kesal, "terus mendadak tadi ada si itu dirumah gue dan ngaku sebagai calonnya Madava, bangsat! gue kesel ah."

"santai aja sih, lagian tadi kan kita udah denger kalau Madava udah dari lama nolak si itu."

"tapi kanㅡughh, tau ah!" Raiga beranjak dari duduknya; mereka bertiga duduk dikarpet.

Yaresh menggeleng keheranan melihat Raiga yang berjalan gontai memasuki kamar mandi, "lagaknya kayak orang frustasi."

"malah kayaknya udah tiap hari dia frustasi, Resh."

"iya juga sih.." asik gibahin si pemilik kamar, ponsel Yaresh yang ada diatas karpet menyala karena ada dua notifikasi pesan masuk dari dua kontak yang berbeda.

" asik gibahin si pemilik kamar, ponsel Yaresh yang ada diatas karpet menyala karena ada dua notifikasi pesan masuk dari dua kontak yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dia.. "bajingan!" umpat Yaresh tertahan membuat Hakail tersentak.

"kenapa, Resh?" Hakail menatap bingung Yaresh yang tergesa-gesa membereskan buku-bukunya kedalam tasnya.

klak

Raiga yang baru keluar dari kamar mandi pun dibuat keheranan dengan Yaresh yang sudah membawa ransel dan beranjak dari duduk. "Loh, lo gak mau makan malam disini sekalian?" tanyanya, ia melirik Hakail yang spontan menggidikan kedua bahu.

Desperado Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang