35 › Abisatya.

491 66 21
                                    

tolong feedback.

d e s p e r a d o

"Coba kamu pikirkan lagi, Yudhis."

Yudhis berdecak kasar, sengaja memang, masa bodoh jika ayahnya marah karena respon yang ia berikan atas kata demi kata yang dikatakan Tuan besar Abisatya itu, ia acuh dan memilih mengerjakan pekerjaan kantornya daripada menanggapi keberadaan sang ayah yang sudah beberapa hari ini sering mendatanginya entah di rumah atau di kantor hanya untuk membahas tentang bungsu Abisatya, Madava Abisatya.

"Ayah tidak bermaksud membenarkan atau membela perbuatan adikmu.. tapi, apa pantas nantinya kamu memberikan penerus Abisatya pada orang lain?" Tanya Yohan Abisatya membujuk putra sulungnya yang kepalang memusuhi putra bungsunya, "Ini semua sudah terjadi, Yudh, yang bisa memberikan penerus Abisatya itu hanya Madava.. kamu sudah tidak bisa kan? Raiga pun seorang submissive yang nantinya jika menikah dengan dominan bermarga lain pasti nama Abisatya tidak akan diberikan pada cucumu."

"Apa maksud, ayah?" Yudhis menatap nyalang Yohan, "Aku memberikan putraku pada dominan Abisatya itu hanya agar nama Abisatya tetap berlanjut, begitu?" Meski ia tahu Madava menjaga dan memberikan perhatian penuh pada Raiga, tetap saja ia tidak akan sudi memberikan putranya pada si brengsek ituㅡHubungan darah alasannya.

"Sudah terlanjur, Raiga sudah mengandung penerus Abisatya.. dan ayah tidak setuju kalau kamu memberikan penerus Abisatya pada orang lain," Tukas Yohan tegas, "Bayi dalam kandungan Raiga akan tetap bersama kitaㅡAh, jika kamu keberatan mengakui bayi Raiga sebagai cucumu maka biarkan bayi Raiga bersama ayah, ayah dan mama akan merawat bayi Raiga di Kanada, terserah keputusan apa yang kamu ambil untuk Raiga setelah melahirkan."

"Ayah, Abisatya.. Raiga dan Madava sama-sama Abisatya, darah ayah mengalir pada tubuh Madava dan tubuhku, darah ayah yang ada pada tubuhku pun mengalir pada tubuh Raiga.. Yah, sadar," Yudhis berusaha mempertahankan keputusan, "Masih mending aku tidak jadi memutuskan untuk menggugurkan kandungan Raiga, aku memberikan bayi Raiga pada orang lain hanya agarㅡ"

"Agar apa? Menjaga nama baik Abisatya? You are cruel, you separated Raiga and his child... do you know how Raiga feels?"

"Ayah tahu konsekuensi dari hubungan satu darah tidak?" Yudhis menantang, argumennya tetap kokoh, "Cacat, ayah ingin penerus Abisatya cacat karena hasil hubungan satu darah?"

"Belum tentu, Yudhis."

Yudhis mengacak surainya, sangat frustasi berdebat dengan sang ayah yang tampaknya diam-diam berpihak pada Madava. "Terserah, keputusanku tetap sama. Aku berhak mengambil keputusan atas putraku." Mutlaknya membuat Yohan menghela nafas kasar.

Tidak, Yohan tidak akan menerima keputusan Yudhis begitu saja, "Ayo bicarakan dengan kepala dingin,"

"Apalagi?"

"Jangan berikan bayi Raiga pada orang lain, ayah mohon jangan." Pinta Yohan, berusaha merubah keputusan Yudhis yang kemungkinan akan benar-benar merusak keluarga Abisatya, "Tidak masalah jika kamu benar-benar tidak ingin berurusan dengan bayi Raiga dan Madava, tapi, ayah mohon jangan berikan bayi mereka pada orang lain.. itu sama saja kamu membuang keturunan Abisatya, Yudh."

"Lalu, bagaimana?" Yudhis menahan kesal.

"Setelah bayi Raiga lahir, ayah dan mama akan membawa bayi Raiga ke Kanada, kami akan merawat bayi Raiga.. entah benar sesuai dugaanmu atau tidak, kami akan merawat bayi Raiga."

Yudhis mengangkat alisnya tidak yakin, "Kanada?"

"Ya, dengan identitas sebagai adikmu dan adik Madava." Yohan terpaksa menyusun rencana yang mungkin akan menyakiti bayi Raiga nantinya, "Ayah akan memastikan itu.. bayi Raiga tidak akan memanggil Raiga atau Madava sebagai orang tua, melainkan keponakan dan kakak."

Desperado Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang