29 › khawatir.

803 114 25
                                    

At least 100 vote sama 15 komen baru aku update lebih cepat. Sorry, it's a bit forced.

d e s p e r a d o

"Mas, bisa ngga kita percepatin pertunangan Raiga sama Jazel?"

Yudhis seketika menghentikan jemarinya yang tengah sibuk mengetik laporan pada laptopnya, "kenapa tiba-tiba kamu bahas ini, Tha?"

gugup melanda Winatha, ekspresi submissive itu sungguh tidak bisa disembunyikan. "Aku.. ya, intinya mas harus segera bicara sama papanya Jazel tentang pertunangan Jazel sama Raiga, toh mas sudah cocok sama Jazel.. buat apa ditunda lagi?"

"kata kamu kemarin jangan dulu mengikat Raiga pada sebuah hubungan karena kita harus kasih kesempatan Raiga buatㅡ"

"kesempatan apalagi, mas?" sela Winatha tiba-tiba, "Nggak ada lagi buat kasih kesempatan sama Raiga, aku mau pokoknya Raiga tunangan sama Jazel dalam waktu dekat." cercarnya tanpa sadar membuat Yudhis mematung.

"kamu aneh, Tha,"

"hhh, maass.." rengek Winatha ketika melihat Yudhis kembali memusatkan atensi pada laptopnya, "aku tuh serius kali ini karena aku nggak mau Raiga salah ambil jalan,"

"Tha, dia memang udah salah ambil jalan sejak pindah ke Jakarta," celetuk Yudhis tanpa menoleh, "dan pergaulannya itu yang buat Raiga seperti ini, aku udah berkali-kali kasih hukum Raiga biar jera tetapi kamu selalu memohon sama aku buat gak kekang dia."

"aku salahㅡ"

"aku gak nyalahin kamu," Yudhis menutup laptopnya, "semua udah terjadi, gak ada untungnya saling menyalahkan."

Winatha mengangguk pasrah, "iya.."

"cukup ya? jangan ngerengek lagi seperti tadi, aku gak suka kalau kamu berubah pemikiran tanpa dasar yang jelas." ujar Yudhis.

"iya, maaf ya." lirih Winatha pasrah meskipun dirinya sangat ingin memaksa Yudhis agar segera menunangkan Raiga dan Jazel supaya Madava tidak bisa berbuat lebih pada Putra semata wayangnya.

Ya, Yudhis.. harusnya dia tau kalau adiknya berbuat kurang ajar pada putranya. Tapi, Winatha terlalu takut memberitahu langsung, ia takut jika amarah Yudhis tidak bisa dibendung sehingga dapat menghancurkan hubungan kekeluargaan merekaㅡEh, keluarga? keluarga siapa yang tega memperkosa keluarganya sendiri? atau memangnya ada orang yang mengakui orang bejat sebagai keluarganya? pasti tidak sudi kan?

"ekhm, kenapa melamun?" Yudhis memandang khawatir sang submissive yang menatapnya dengan tatapannya yang sulit untuk ia artikan, "sebenarnya apa yang mau kamu katakan, Tha? ada yang kamu sembunyikan dariku ya?"

Winatha tersentak, ia segera mengalihkan tatapannya dari Yudhis yang mulai menaruh curiga. "Nggak ada apa-apa, mas. Aku turun ke bawa dulu ya." hendak melangkah keluar kamar.

"aku gak masalah dan gak marah kalau kamu sebenarnya mau membicarakan masalah tentang Raiga, Tha."

bohong, nanti yang ada Winatha akan melihat Raiga dimarahi habis-habisan oleh suaminya itu. "Raiga nggak ada masalah.." yang membuat masalah justru adikmu, mas.

Yudhis menghela nafas tanpa mengetahui beban yang sejak malam
dirasakan submissivenya, "baguslah kalau begitu, aku pikir kamu dapat laporan buruk tentang Raiga di luar sana."

Iya, Raiga memang tidak berulah di luar sana melainkan berulah di dalam rumahmu, Yudhis.

d e s p e r a d o

Sepertinya watak lancang dan nekat sudah tertanam pada diri Madava. Berani dulu, perkara akibatnya nanti akan ia tanggung, entah akibat buruk maupun baik yang akan menimpanya nantinya.

Desperado Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang