26 › tujuan.

1.1K 138 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jemari Raiga menekan foto anjing putih yang dikirimkan Jazel yang tentunya ditujukan untuk memulai topik obrolan diantara mereka, "Mozza lucu banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jemari Raiga menekan foto anjing putih yang dikirimkan Jazel yang tentunya ditujukan untuk memulai topik obrolan diantara mereka, "Mozza lucu banget..! gimanapun caranya gue harus dapet izin ayah buat pelihara anjing." gumamnya dengan ekspresi sumringah disertai benak yang mulai dipenuhi dengan rancangan-rancangan ide cerdik bahkan licik untuk sekedar membujuk sang ayah.

tok.. tok.. tok..

"Raigaa, ayo turun, semua orang udah berkumpul diruang makan.

Raiga mematikan ponselnya sebelum turun dari ranjang dan segera keluar dari kamar, menyusul keluarganya yang rupanya memang benar sudah berkumpul diruang makan. Ia mengambil tempat duduk di samping sang baba, formasi tempat duduk yang sama seperti sebelumnya.

"tadi aku melihat Raiga diresto tempat aku melakukan meeting, bersama seorang pemuda, masih bersragam bahkan sepertinya masih di jam sekolah." celetuk Madava yang duduk berhadapan dengan Winatha, sontak celetukannya itu membuat kedua orang tuanya menoleh kearah Raigaㅡbegitu juga dengan Yudhis serta Winatha, menatap Raiga serius.

mendapat tatapan serius dari kakek-nenek dan kedua orang tuanya, Raiga mendelik keki kearah sang paman.

"siapa pemuda itu, Rai?" tanya Yudhis seketika.

"haduhh, Raii sayang.. jangan sembarangan pergi dengan orang, apalagi orang itu sampai mengajak kamu melakukan hal jelek seperti membolos itu.." cerca sang nenek, tentunya membuat Raiga muak.

Winatha memegang bahu Raiga, "jawab pertanyaan ayah, sayang.. siapa? kamu tadi pergi bolos sama siapa?"

"aku tuh nggak bolos.. tadi, kelas aku kosong, jadi.. ya aku nge-ide keluar kelas lebih cepat, ayahh.." lirih Raiga, takut sih sebenarnya kalau berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan dengan nada intimidasi dari sang ayah.

"siapa? pergi sama siapa kamu tadi?"

tuh kan, Raiga mengumpat dalam hati bangsat untuk sang paman yang saat ini sedang menatapnya.

"siapa pemuda yang pergi sama kamu, Raiga?" pertanyaan lagi, konteksnya mengulang pertanyaan sebelumnya.

Raiga mengalihkan tatapannya pada sang ayah sembari menghela nafas kasar, "tadi aku pergi sama Jazel.. anak dari teman ayah dan baba." gotcha, detik yang samaㅡekspresi datar sang ayah berubah seketika menjadi lebih tenang.

Desperado Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang