Madava itu kurang ajar, duduk dengan angkuhnya disofaㅡmenatap tanpa simpati keponakannya yang terkulai lemas diatas ranjang sehabis mereka melakukan kegiatan bejat.
dominan Abisatya itu dengan santai menikmati nikotin serta sebotol alkoholnya, "next time don't do it again okay?" pria dua puluh tujuh tahun itu beranjak dari sofa dan mendekati tubuh pemuda berusia delapan belas tahun, benar-benar bejatㅡmengabaikan gap usia yang terpaut lumayan jauh dan bahkan tidak memperdulikan darah Abisatya yang sama-sama mengalir didalam tubuh mereka.
tatapan sayu Raiga layangkan pada sang paman yang berdiri tepat disamping ranjang. "Maaf, please.. paman." memohon dengan penuh pada Madava yang memotret dirinya yang padahal saat ini sedang tidak mengenakan pakaian.
Madava membungkuk badannya, "I will send this photo to your parents if you do something cheap like you did at school again, kid." ancamnya dengan mudah.
Raiga menggeleng pelan, tenaganya sudah habis meskipun hanya untuk memaki peman bejatnya itu.
"I will give more punishment."
sekujur tubuh Raiga sudah terasa kebas berkat ikat pinggang yang dicambukkan oleh sang paman. "Sudah, paman.. please? I won't do it again." ujarnya memohon lagi.
Madava mengangguk acuh, "I will give you a more severe punishment if you do it again."
"I won'tㅡakh!" Raiga mengerang kesakitan saat lengannya ditarik paksa Madava untuk bangkit dari posisi berbaringnya, "pamㅡ"
"your punishment this time isn't over yet, kamu harus membuatku puas dengan lubang jalangmu itu."
Isn't violence enough as punishment? Isn't this outrageous..?
d e s p e r a d o
"tanggapan lo tentang Raiga, Jaz?"
Jazel menunjuk dirinya sendiri saat mendapatkan pertanyaan dari Samuel yang tiba-tiba menyeletuk mengenai sosok Sach Raiga Abisatya.
"ya, what do you think?"
"liar."
Samuel menaikkan alisnya, "cuma itu?"
"cantik."
"damn it, naksir?"
sesaat Jazel terdiam, "I just said beautiful and that doesn't necessarily mean I like it, but an opinion." jelasnya setelah menemukan alasan yang menurutnya cocok untuk menjawab pertanyaan Samuel.
Samuel ber-oh-ria sembari mengangguk-angguk sedangkan Jazel menghela nafas samar.
"lagipula kenapa lo tiba-tiba tanya tentang dia? lo ada masalah?"
"just curious dan lagian kenapa dia bisa suka sama lo?"
Jazel berdehem singkat, "why are you curious?"
"gimana kalau Nizam punya hubungan lebih sama Raiga?"
Jazel berdecak kesal, "Samuel.. kenapa lo nanya kayak gitu ke gue yang gak punya hubungan apapun sama Raiga? I don't care if Nizam has a relationship with Raiga or not."
Samuel menghela nafas, "oh ya? you will never care?" pertanyaannya lagi-lagi berhasil membuat Jazel terdiam selama beberapa saat, "we'll see in the future."
d e s p e r a d o
menjelang malam akhirnya sepasang paman dan keponakan itu benar-benar menyelesaikan kegiatan bejat mereka dengan kondisi sang keponakan yang benar-benar dibuat kacau. Ruam merah diberbagai bagian, semburat merah bekas cambukkan terlihat jelas dibagian paha dan punggung bahkan lengan tangannyaㅡdemi apapun, It hurts.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desperado
Fiksi Penggemar‹ discontinued › hubungan darah belum tentu bisa mencegah nafsu bejat, "we are related by blood Abisatya." (n) bxb. kalau tidak suka dengan genre atau pair cerita, jangan baca.