klo mau cepet update, vote lah.
d e s p e r a d o
"Madava tetap Abisatya."
Yohan membaca seksama dua lembar kertas yang menyatakan hasil test golongan darah putra-nya, "Jangan mengelak, hasilnya sudah ada di depan mata, Madava putra siapa?" Mengabaikan tiga kata yang sudah diungkapkan istrinya, "Kamu berselingkuh? Madava putra selingkuhan kamu?"
"Mas, Madava itu tetap Abisatya." Marretta bersikeras menyakinkan Yohan bahwa Madava tetaplah Abisatya, "Aku gak selingkuh, kamu gak akan percaya sama penjelasanku.."
"Jelaskan jika kamu ingin saya percaya pada kamu."
Marretta menarik nafas berat, ia menatap bergilir Yohan dan Yudhisㅡ Winatha? Submissive itu masuk ruang UGD untuk menemani Raiga yang belum sadar, "Aku gak selingkuh, itu semua paksaan.. Madava itu kecelakaan,"
"Maksudmu apa? Paksaan? Kecelakaan? Katakan dengan jelas, Marretta." Desak Yohan yang sudah kecewa, "Selama ini kamu sudah berbohong pada saya."
"Seminggu setelah kita menikah, adikmu datang ke rumah.. dia menginap selama beberapa hari dan waktu mas ada tugas dua hari ke luar kota, aku diperkosa.. mas, aku bingung mau cerita atau gak ke mas, aku takut." Jelas Marretta sejujur-jujurnya, "Seminggu kemudian aku ngomong ke mas kalau aku hamil kan? Aku sudah tahu kalau aku bukan mengandung anakmu, tapi anak adikmu.. tapi, aku masih gak berani ngomong tentang kejadian ituㅡ"
Yohan mengepalkan telapak tangannyaㅡEmosinya naik, "Brengsek."
"Sebulan kemudian dia meninggal dan aku makin takut buat ngaku, aku takut kamu ceraikan.. aku gak tahu harus gimana kalau kita cerai," Marretta menunduk sedih, air matanya sudah menumpuk sedari Yohan memegang hasil test golongan darah Madava yang diberikan oleh Dokter Naresta, "Madava tetap Abisatya, mas.. dia bukan putramu tetapi putra Yadam Abisatya."
"Apa Madava tahu jika dia bukan putra kandungku?" Tanya Yohan langsung mendapatkan gelengan pelan dari sang istri.
Pengakuan yang diberikan wanita paru baya itu membuat Yudhis kehilangan kata-kata, ia tidak tahu harus mengatakan apa. "Jadi, ini alasan Mama tidak begitu marah setelah tahu putraku mengandung bayi dari putra Mama?" Tandasnya tidak percaya akan dugaannya sendiri, "Karena sebenarnya Madava benar-benar bukan adikku, menurut Mama semuanya akan baik-baik saja?"
"Bukan begitu, Yudhis.. Mama marah pada Madava, jujur Mama kecewa.. tapi, mau bagaimana pun juga itu sudah terjadi, gak ada gunanya marah-marah." Jelas Marretta menatap teduh putra tirinya yang tampaknya begitu membenci putranya, "Tolong, maafkan Madava, Yudhis.."
"Kalau aku memaafkannya, apa kondisi Raiga bisa kembali seperti semula?" Sinis Yudhis.
Yohan menengahi setelah emosinya sedikit meredaㅡIa sadar bahwa istrinya diperkosa dan kehadiran Madava bukan sepenuhnya salah istrinya, "Sudahlah, Yudhis.. apa yang kamu khawatirkan? Bayi Raiga cacat karena satu darah? Tidak kan? Madava bukan saudara kandungmu walau pun dia Abisatya."
"Tetap saja, Ayah!" Sentak Yudhis, emosinya masih sedikit terpancing tiap kali membahas tentang Madava, "Masa depan putraku rusak karena dia."
"Tidak bisakah kamu menerima apa yang sudah terjadi? Damai, YudhisㅡMadava juga sudah bersedia bertanggung jawab, hanya kamu saja yang sulit." Ujar Yohan mencoba menasihati putranya.
"Raiga itu putra tunggalku dan aku gak terima kalau masa mudanya berakhir seperti ini, Ayah." Yudhis keras kepala, ia benar-benar seperti tidak sudi memberikan tanggung jawab atas putranya pada adik tidak sedarahnya.
Yohan menghela nafas kasar, kenapa keluarganya mendadak sekacau ini? Kejadian tentang Madava dan Raiga yang belum terselesaikan lalu sekarang ditambah dengan fakta bahwa Madava bukanlah putranya membuat Tuan Abisatya itu tidak bisa marah karena kejadiannya sudah lama terlanjur terjadi dan baru terungkap hari iniㅡBeliau hanya harus menerima dengan lapang dada, "Madava menjamin kehidupan Raiga, dia bukan anak yang baru lulus SMA atau kuliah, dia sudahㅡ"
KAMU SEDANG MEMBACA
Desperado
Fanfiction‹ discontinued › hubungan darah belum tentu bisa mencegah nafsu bejat, "we are related by blood Abisatya." (n) bxb. kalau tidak suka dengan genre atau pair cerita, jangan baca.