Raiga berhasil terbuai dan dibuat menerima segala kelakuan bejat keempat dominan dihadapannya pada dirinya yang tidak seratus persen sadar diri setelah menerima banyak cairan perangsang dan alkohol yang dimasukkan secara paksa kedalam tubuhnyanya; dicekoki.
Nizam tersenyum penuh kemenangan, "udah beres kan apa yang lo mau?"
"damn, he didn't disappoint."
"sayangnya kita ngelakuin itu waktu dia terpengaruh alkohol, coba aja dia sadar dan dengan senang hati ngelㅡ"
"lo bakal kena amuk, Gav." sela Justin yang saat ini merapikan pakaian Raiga; karena mereka berempat sudah puas dan selesai setelah Raiga tumbang, untungnya mereka berempat sudah mendapatkan pelepasan masing-masing.
"doesn't he like gangbang sex?"
Justin menggidikan bahu acuh.
"gue denger diselangkanya ada tatto huruf Jㅡtapi, kenapa tadi gue liat ada tatto huruf M? who's M?" celetuk Samuel menarik atensi ketiga dominan yang lain untuk menatap Raiga yang benar-benar tak sadarkan diri.
Nizam mendekati ranjang, "buka." titahnya pada Justin yang masih duduk diatas ranjang tepat disebelah tubuh Raiga.
Justin langsung membuka dua kancing atas kemeja yang dipakaikan pada Raiga, yang langsung menampakkan tatto huruf M yang terlihat sangat jelas. "Bangsat, ngeri banget nih submissive." ujar Justin.
"dia udah gak naruh obsesi ke Jazel?"
"impossible, kalau emang gitu ya gak mungkin juga dia mau fwb-an sama gue cuma buat dapetin informasi tentang Jazel." sanggah Nizam atas opini Samuel.
"terus M itu siapa?"
keempat dominan itu saling berpandangan sebelum mendengar suara gaduh dari luar kamar dan membuat mereka berempat bergegas keluar kamar.
brak
"bangsat!"
pintu utama basecamp yang mereka kunci sedari pergumulan dimulai itu terdobrak keras sampai engsel pintu lepas dan berhasil membuat pintu itu terbuka lebar menampakkan pelaku pendobrakan.
"Jazel?"
"mana Raiga?"
Nizam mengangkat satu alisnya, "tepar."
"bajingan lo semua." tubuh Jazel menerobos memasuki salah satu kamar yang pintunya terbuka, tak memperdulikan keempat temannya yang kini menatapnya aneh.
"apa lo pada kasih tau Jazel kalau Raiga ada disini?" tanya Justin mengarah pada ketiga temannya, Gavian menggeleng begitu juga Samuel dan Nizam.
disisi lain; Jazel berdecak kasar saat melihat tubuh submissive terbaring diatas ranjang dengan kondisi yang sangat amat mengenaskan dengan banyaknya kissmark dibagian leher, selangka dan dada yang terekspos.
Jazel merapikan pakaian yang dikenakan submissive itu sebelum menepuk pelan pipi yang cukup berisi itu, "Rai? bangun."
tiga menit Jazel mencoba membangunkan Raiga, selama itu pula keempat temannya berdiri diambang pintu tanpa berniat membantunya untuk membangunkan submissive, "lo pada kasih Raiga apa?"
"stimulant and alcoholㅡ"
"gak waras." maki Jazel setelah mengetahui jawaban yang diberikan Gavian, tanpa basa-basi meminta bantuan pada keempat teman brengseknya ituㅡJazel menggendong tubuh Raiga lalu keluar dari basecamp dan memasuki mobil setelah menempatkan Raiga dibangku sebelah kemudi.
persetanan dengan keempat teman brengseknya, Jazel melajukan mobilnya menuju rumahnya sebab ia tidak mengetahui alamat rumah si submissive yang tak jarang mengaku cinta padanya.
sesekali Jazel menoleh kearah Raiga yang belum juga terbangun, "how crazy are you?" lalu tatapannya jatuh pada tatto yang berada diselangka submissive itu.
Jazel mengrenyit dan teringat ucapan Yaresh jikalau Raiga sampai rela menghias selangkanya dengan tatto berhuruf Jㅡtapi, kenapa yang Jazel lihat sekarang bukan huruf J?
d e s p e r a d o
"dimana Raiga?"
para pelayan menunduk serempak saat melihat tuan besar mereka berjalan dengan langkah tergesa menuruni tangga setelah mereka yakini jika tuan besarnya itu tidak menemukan tuan muda dilantai atas.
Madava menatap tajam para pelayan juga bodyguard rumah sang kakak, "dia pergi kemana sampai dini hari ini?"
"tuan muda tadi pergi ke rumah temanㅡ"
"sampai dini hari?" potong Madava yang melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua pagi. Ya, dijam sepagi itu Madava baru pulang dari kantor dan langsung meminta asistennya mengumpulkan para pelayan yang sudah tertidurㅡitu ia lakukan setelah tidak menemukan keberadaan Raiga didalam kamar. "Don't say nonsense in front of me, tell the truth where Raiga is or I will not hesitate to fire you all." pertegas Madava tanpa tanggung-tanggung.
"tuan Madava.. kami mengatakan yang sejujurnya sebab tuan Raiga yang mengatakan jika ia memiliki tugas kelompok sehingga harusㅡ"
rahang Madava mengerasㅡia menahan amarah yang disebabkan dari ulah keponakannya itu, "temannya yang mana? siapa saja teman-teman Raiga?"
"setau kamiㅡteman dekat Raiga hanya tuan Hakail dan tuan Yaresh saja, tuan Madava."
"hubungi mereka berdua sekarang juga."
asisten Madava menyela, "pardon me? bukankah sekarang terlalu dini hari untuk menelpon mereka, tuanㅡ"
"lakukan saja." ujar telak Madava dan langsung dilakukan asistennya yang meminta nomor kedua teman Raiga dari salah satu pelayan rumah yang juga langsung mengambil buku catatan nomor.
Madava mendudukkan diri disofa, benaknya ribut memikirkan keberadaan sang keponakan. "Naughty children always need punishment." gumamnya dengan tatapan tajam terarah pada figuran berisi potret Raiga yang terletak diatas meja.
d e s p e r a d o
Jazel membaringkan perlahan tubuh Raiga diatas ranjangnya, perlahan supaya submissive itu tidak terbangun dari tidurnya dan baru beberapa detik berhasil diletakkan diatas ranjang, ketika Jazel yang sedang dengan lamatnya memperhatikan wajah lugu yang tertidur ituㅡsecara tiba-tiba kedua mata submissive itu terbuka dengan menampakkan tatapan sayu yang tepat bersitatap dengan kedua mata Jazel, Raiga mengerjap berulang-kali bahkan menyipit dengan lugunya.
"um.."
"tidur." ujar Jazel pelan ketika sang submissive terlihat kebingungan, ia yakini jika submissive itu masih setengah sadar.
"Jazel..?"
Jazel mengangguk dan mengusap surai Raiga dengan lembut, "lo tidur ajㅡ"
pemuda Aryathama itu dibuat mematung sejenak dan secara tidak langsung membiarkan submissive Abisatya yang secara tiba-tiba menarik lengannya mendekat hingga membuat wajah mereka berdua juga dekat dengan jarak beberapa senti, bahkan dengan berani Raiga mengangkat kepalanya dan berhasil menyatukan bibirnya dengan bibir pemuda Aryathama selama beberapa detik sebelum si Aryathama menarik wajahnya untuk menjauh dari wajah submissive yang kini memerah.
"Jazel..?"
Jazel masih mencerna segala yang terjadi dan ia hanya menatap bertanya Raiga yang mengerjap lugu seolah tidak melakukan perbuat lancang.
"Jaz.. kapan kamu balas perasaanku?"
desperado; paman?
diketik; 19 Maret 2023
dipublikasi; 15 April 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Desperado
Fanfiction‹ discontinued › hubungan darah belum tentu bisa mencegah nafsu bejat, "we are related by blood Abisatya." (n) bxb. kalau tidak suka dengan genre atau pair cerita, jangan baca.