بسم الله الرحمن الرحيم
🌻
Matahari benar-benar terbenam meninggalkan semburat jingga yang memanjakan mata. Tepat saat itu, dua manusia yang sudah menghuni kafe sejak sore tadi baru beranjak dari tempatnya
Sebenarnya, salah satu diantara mereka sudah ada yang menawarkan untuk pulang sebelum Magrib menjelang. Namun, karena ada yang ingin melihat indahnya senja menjadi sebab mereka memutuskan untuk pulang setelah azan berkumandang.
Kebetulan tak jauh dari kafe itu terdapat masjid yang cukup besar. Alhasil, mereka memilih untuk mampir sebentar demi memenuhi kewajiban dan panggilan Rabb Semesta Alam. Setelah melaksanakan tiga rakaat sekaligus sunah ba'diyah, barulah mereka akan pulang ke rumah.
Suasana malam itu cukup sejuk meskipun siang tadi dihiasi mendung. Sepertinya, nabastala waktu itu akan berubah menjadi pemandangan menakjubkan dengan jutaan bintang yang menemaninya. Arakan gumpalan putih yang hampir memenuhi cakrawala sudah tidak nampak lagi.
Seorang perempuan yang duduk di belakang sudah tersenyum-senyum melihat ke sekeliling. Menikmati perjalanan malam bersama kekasih halal berhasil membuatnya bahagia. Ia bahkan tidak memedulikan udara yang berulang kali membuat bulu halusnya berdiri saking dinginnya.
Hatsyi!
Perempuan itu bersin dengan suara cukup kencang. Suara itu membuat laki-laki yang ada di depannya langsung menoleh untuk memastikan.
"Kamu dingin, Na?"
Aleena menggeleng sambil menggosok hidungnya yang terasa gatal. Udara itu tidak membuat tubuhnya sampai menggigil, tapi berhasil membawa penyakit yang seringkali ia alami kalau terkena angin malam.
Hatsyi!
Aleena kembali mengeluarkan suara yang membuat kekhawatiran orang di depannya semakin menjadi. Arjun yang baru ingat sesuatu langsung menepikan motornya.
"Motornya kenapa, Jun?" tanya Aleena ketika Arjun tiba-tiba berhenti. Ia pun ikut turun ketika melihat Arjun turun dari motornya.
"Motornya enggak kenapa-kenapa, tapi penumpangnya yang enggak baik-baik aja," ujar Arjun melepas jaket yang ia kenakan dan langsung memakaikan jaket tersebut pada Aleena.
"Biar enggak dingin."
Aleena yang melihat perhatian laki-laki itu tidak bisa menahan senyumnya. Sejak pertama kali bertemu sampai sekarang, Aleena tidak pernah melihat kepedulian yang ada pada Arjun berkurang sedikitpun. Baik kepada dirinya maupun orang-orang terdekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir untuk Arana [SELESAI] ✔️
Spiritual[SEKUEL BISMILLAH BERSAMAMU] *** Arana, dua insan yang dipersatukan takdir setelah mengalami luka dan keihklasan yang sama. Dua manusia yang merelakan takdir yang bukan milik mereka. Lalu membuka hati untuk menerima sosok yang sudah ditetapkan oleh...