بسم الله الرحمن الرحيم
🌻
Dua perempuan itu memasang ekspresi yang sama. Terkejut dan tidak percaya dengan apa yang baru saja laki-laki itu katakan. Antara hanya gurauan semata atau memang sebuah keseriusan, mereka tidak tahu. Namun, keduanya sama-sama berharap jika kalimat Arjun tadi adalah candaan semata.
"Kenapa wajah kalian seperti itu?" tanya Arjun melihat dua sahabatnya secara bergantian. "Jangan dibawa serius. Itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat kok."
"Berarti ada kemungkinan terjadi?" sahut Syena.
"Insya Allah. Itu masih rencanaku saja. Untuk sekarang, aku ingin sembuh dulu. Capek duduk di kursi roda terus," kata Arjun tersenyum.
Setelah mengucapkan itu, helaan napas panjang terdengar dari bibir Aleena. Ia tidak bisa menyimpulkan apa pun dari ucapan suaminya. Ia hanya bisa mendukung apa yang diinginkan Arjun agar laki-laki itu segera pulih seperti semula.
Melihat suasana kembali hening, Syena lantas melirik jam tangannya. Sudah menjelang Zuhur dan ia harus menemani Aleena ke dokter kandungan hari ini.
"Ar, maaf, ya, kita nggak bisa lama-lama di sini. Aku harus nemenin Aleena cek kandungan," ucap Syena melihat ke arah samping.
Lagi-lagi Arjun dibuat kaget oleh Syena. Entah ingatan mana lagi yang hilang dari otaknya sampai-sampai kabar bahagia ini ia tidak tahu. Arjun merasa seperti orang yang baru keluar dari goa karena ia tidak tahu apa-apa. Pernikahan sahabatnya, suami Aleena, sampai kehamilan perempuan yang selalu ia jaga pun luput dari ingatannya.
"Aku pamit dulu, ya, Jun. Semoga cepat sembuh," sahut Aleena. Ia tersenyum untuk menghilangkan semua kebingungan di wajah Arjun. Aleena tahu jika laki-laki itu tengah memikirkan banyak hal sekarang.
"Kalian hati-hati, ya," kata Arjun setelah cukup lama bergeming. Tiba-tiba saja, ia merasakan sesuatu di hatinya setelah mendengar kabar tentang kehamilan Aleena tadi.
Arjun merasa sangat senang, tapi ia juga merasa bersalah. Entah apa sebabnya, ia juga tidak tahu. Melihat Aleena membuat dirinya merasa nyaman. Melihat senyum perempuan itu membuat hatinya merasa tenang.
Sekarang, ia hanya bisa menikmati semua rasa itu meski berada dalam kebingungan. Jika ingatannya benar-benar hilang, Arjun berharap semoga semua hal yang hilang dari dirinya segera kembali.
Terlepas dari lamunannya, Arjun kembali tersadar dengan ucapan Aleena beberapa saat yang lalu. Kalimat yang menyinggung tentang suami dari sahabatnya itu.
Apa suaminya benar-benar pergi? Tapi ke mana? Apa dia tidak memikirkan istrinya yang sedang hamil? Laki-laki mana yang tega meninggalkan istrinya dalam keadaan seperti itu?
Semua pertanyaan itu kini sedang berputar-putar di kepalanya. Pertanyaan yang tidak akan pernah terjawab jika tidak ditanyakan langsung pada orangnya.
"Kamu tenang aja, Na. Selama aku masih di sini, aku pasti jagain kamu dan calon bayi kamu," gumam Arjun masih memandang ke pintu gerbang. Tempat dua perempuan tadi menghilang dari pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir untuk Arana [SELESAI] ✔️
Espiritual[SEKUEL BISMILLAH BERSAMAMU] *** Arana, dua insan yang dipersatukan takdir setelah mengalami luka dan keihklasan yang sama. Dua manusia yang merelakan takdir yang bukan milik mereka. Lalu membuka hati untuk menerima sosok yang sudah ditetapkan oleh...