بسم الله الرحمن الرحيم
🌻
"Cepat panggil Ambulans!" pinta Arjun pada beberapa orang yang berdiri di sana. Kepanikan dan kekhawatiran tampak sangat jelas dari garis-garis wajahnya. Apalagi melihat cairan merah yang mengalir dari pelipis perempuan di depannya.
"Adek kenal wanita ini?" tanya pria berjanggut tadi.
"Dia teman saya, Pak," jawab Arjun dengan pandangan yang tidak teralihkan.
Dengan mengucap istighfar berulang kali dalam hati, Arjun dengan penuh kehati-hatian meraih tangan Zulfa dan memeriksa pergelangannya. Helaan napasnya terdengar lega setelah merasakan denyut nadi perempuan itu.
"Alhamdulilah ...," lirih Arjun menormalkan deru napasnya. Ia mencoba menghilangkan kepanikan yang sejak tadi tercetak di wajahnya.
"Ayo, Dek! Kita bawa ke rumah sakit!" ujar seorang pria berkoko putih yang sudah duduk di sampingnya. Beberapa petugas medis pun sudah siap dengan tandu darurat yang mereka bawa.
Arjun mengangguk. Ia bersama yang lain segera membawa Zulfa ke rumah sakit terdekat. Sebelum itu, Arjun sempat menitipkan kendaraannya pada warga yang rumahnya ada di sekitar sana.
***
"Ini, minum dulu, Dek. Biar pikirannya tenang." Pria yang tadi membantunya kini sudah duduk di sebelahnya dengan sebotol minuman. Tangan yang terlihat sedikit keriput itu masih setia menyodorkan botol tersebut padanya.
Arjun yang semula menyandarkan kepala lantas menoleh. Ia mengambil minuman tersebut dan meneguknya tiga kali. "Terima kasih, Pak."
Pria itu tersenyum. "Adek tenang saja. Istri kamu sedang ditangani dokter. Dia pasti baik-baik saja," ujarnya seakan membaca isi pikiran Arjun.
"Dia bukan istri saya, Pak," timpal Arjun meralat ucapan pria itu. "Saya yakin dia pasti baik-baik saja."
"Bapak kira dia itu istri kamu, makanya kamu terlihat sangat khawatir dan gelisah."
Arjun menggeleng dan tersenyum tipis. "Istri saya lagi di luar kota, Pak. Makanya, saya khawatir dia kenapa-kenapa di sana. Saya cuma takut, dia akan terluka," ucap Arjun menundukkan kepalanya.
Mengerti perasaan Arjun, pria itu lantas menepuk pundak Arjun layaknya seorang ayah yang sedang memberikan semangat untuk putranya.
"Bapak yakin, Allah pasti menjaga istri kamu dimanapun dia berada."
"Saya juga selalu berharap seperti itu, Pak, tapi melihat kejadian seperti tadi membuat perasaan saya semakin kalut. Satu sisi saya yakin, dia pasti bisa menjaga diri karena dia perempuan yang hebat. Tapi di sisi lain, saya tidak bisa menerka apa yang akan terjadi di sana. Sisi itu selalu membuat saya khawatir. Kita tidak pernah tahu, takdir apa yang akan menghampiri kita 'kan, Pak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir untuk Arana [SELESAI] ✔️
Spiritualité[SEKUEL BISMILLAH BERSAMAMU] *** Arana, dua insan yang dipersatukan takdir setelah mengalami luka dan keihklasan yang sama. Dua manusia yang merelakan takdir yang bukan milik mereka. Lalu membuka hati untuk menerima sosok yang sudah ditetapkan oleh...