Bagian Lima

2.2K 140 7
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻

"Hari ini kamu pengin makan apa?" tanya Aleena ketika mereka sudah sampai di pusat perbelanjaan.

"Apa aja yang kamu masak, Na," balas Arjun cepat. Dalam hal masakan, ia memang tidak pernah mempermasalahkan mau makan apa.  Karena baginya, masakan mama dan istrinya adalah masakan terbaik di dunia.

"Berarti kalau aku masakin dedaunan kamu mau makan juga?" canda Aleena melirik ke arah suaminya.

"Tentu," jawab Arjun spontan.

Perempuan itu cukup kaget mendengarnya. "Eh! Beneran?"

Dengan tetap memperhatikan jalan di depan, Arjun mengangguk cepat. "Apapun yang kamu masak, pasti aku makan, Na. Lagipula, kamu enggak bener-bener mau masak dedaunan 'kan?"

"Iyalah, Jun. Mana tega aku cuma masakin suami aku dedaunan," tutur perempuan itu tersenyum lebar. Begitu juga laki-laki di sampingnya. Mereka pun langsung mengambil troli dan menuju beberapa tempat untuk membeli keperluan sehari-hari.

Mulanya, mereka membeli beragam jenis makanan ringan untuk menemani mereka mengerjakan tugas. Kemudian beralih ke tempat sayur-sayuran. Karena selama di perjalanan Aleena sudah memikirkan mau memasak apa, jadi ia tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk memilih sayur-sayuran.

"Jun, menurut kamu ini masih segar enggak, ya?" Aleena memperlihatkan satu buah kentang pada Arjun.

"Coba yang lain," kata Arjun setelah mengamati sayur yang disodorkan istrinya.

Perempuan itu menurut. Seperti sudah terampil dalam memilih dan memilah sayuran, tangan Aleena bergerak kesana-kemari untuk mencari sayuran yang cocok dan memasukkannya ke troli.

Menghabiskan waktu hampir satu jam lebih, kedua pasangan itu berjalan menuju kasir untuk membayar barang-barang di troli yang hampir penuh. Selama perjalanan, sikap keduanya tidak luput dari perhatian beberapa orang yang lewat di samping mereka. Bahkan tidak jarang keduanya mendengar bisikan dan pujian yang diberikan orang-orang kepada mereka.

"Masya Allah, mereka serasi banget ya?"

"Kayaknya suaminya keliatan sayang banget deh sama istrinya. Lihat saja tangannya yang tidak lepas menggenggam tangan istrinya. Padahal dia sedang mendorong troli."

"Suami idaman banget nggak sih?"

"Wisata masa depan ini mah."

Kira-kira seperti itulah beberapa kalimat yang mereka dengar dari orang-orang di sekitar mereka. Jika Arjun tidak memedulikan hal tersebut, maka berbeda dengan Aleena. Perempuan itu malah membisikkan sesuatu pada laki-laki di sampingnya.

Takdir untuk Arana [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang