بسم الله الرحمن الرحيم
🌻
Sepulangnya dari rumah Zulfa, Aleena langsung masuk dan mendapati sang mama yang masih menunggunya dari tadi. Perempuan itu lantas mengucap istigfar dan meminta maaf pada Kunna. Beruntung, obrolannya dengan Zulfa tadi tidak terlalu panjang sehingga tidak membuat wanita itu menunggu terlalu lama.
“Kenapa mukanya kayak gitu, Nak?” tanya Kunna ketika putrinya duduk di sebelahnya. Sembari menunggu jawaban dari Aleena, wanita itu membuka paketan yang baru saja diantar.
“Ma, takdir memang semisterius itu, ya? Kita enggak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang. Bahkan beberapa detik setelah ini, tidak ada yang tahu,” kata Aleena menatap layar televisi dengan pandangan kosong. Pikirannya masih tertinggal di tempat Zulfa tadi.
Kunna yang mendengar itu sontak menghentikan kegaiatannya dan menoleh ke samping. “Kenapa tiba-tiba bahas itu, Sayang?”
Aleena mengalihkan pandangannya dari layar tv. sekarang ia sudah menghadap mamanya dan siap menceritakan hal yang membuat hatinya sedikit terusik. “Mama tahu enggak kalau Kak Zulfa enggak jadi nikah sama Mas Khaled?”
“Apa, Nak? Enggak jadi nikah?” tanya Kunna. Seperti Aleena, ia juga sangat terkejut mendengarnya.
“Kak Zulfa membatalkan lamaran Mas Khaled.”
“Alasannya?”
“Aku kurang tahu, Ma,” ujar Aleena menghela napas panjang.
“Mungkin ada hal pribadi yang membuat Nak Zulfa membatalkan pernikahan itu. Mungkin ada masa lalu yang belum bisa dilupakan atau ada hal lain yang mereka jadikan alasan untuk saling melepaskan.”
“Tapi, Ma. Apa hanya karena masa lalu dan tidak saling cinta, pernikahan yang ada di depan mata harus kandas seketika? Bukankah cinta itu akan hadir seiring dengan seringnya kita bersama? Aku juga yakin banget kalau Mas Khaled itu cinta banget sama Kak Zulfa.” Akhirnya Aleena mengeluarkan sesuatu yang terasa menyumpal di hatinya.
Bukannya ia bermaksud menyalahkan siapapun, tapi Aleena sangat menyayangkan kisah mereka yang harus usai karena alasan yang harusnya bisa diselesaikan dan dicari solusinya sama-sama.
“Sayang, kita mungkin bisa berkata begitu karena kita tidak tahu isi hati mereka sebenarnya. Mungkin kalau kamu di posisi Nak Zulfa, kamu juga akan melakukan hal yang sama,” tutur Kunna yang paham maksud putrinya tadi.
“Nak, yang namanya perasaan itu memang tidak bisa dipaksakan. Kalau tidak cinta ya sudah, mau diapakan lagi? Diteruskan hanya akan menumbuhkan luka di hati mereka. Semakin dipaksa suatu rasa, maka akan semakin sakit luka itu terasa. Sekarang, kita sebagai orang terdekatnya cukup mendoakan yang terbaik untuk mereka. Semoga, Allah senantiasa memberikan jalan yang indah untuk mereka.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir untuk Arana [SELESAI] ✔️
Espiritual[SEKUEL BISMILLAH BERSAMAMU] *** Arana, dua insan yang dipersatukan takdir setelah mengalami luka dan keihklasan yang sama. Dua manusia yang merelakan takdir yang bukan milik mereka. Lalu membuka hati untuk menerima sosok yang sudah ditetapkan oleh...