Bagian Sebelas

1.7K 127 28
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻

"Assalamu'alaikum, Na." Arjun menempelkan benda itu agar bisa mendengar lebih jelas. Karena di sekitarnya masih bising dengan dokter dan petugas lainnya yang berlalu lalang.

"Wa'alaikumussalam. Kamu jadi keluar? Pakai apa? Mobilnya kok masih di rumah?" Serobot sosok di ujung telepon dengan beragam pertanyaan.

"Jadi, Na, tapi sekarang masih di rumah sakit. Tadi-"

"Kepalanya sakit lagi? Rumah sakit mana? Aku ke sana, ya, sekarang!"

Arjun lantas menepuk jidatnya. Harusnya tadi ia tidak bilang jika ke rumah sakit. Istrinya itu sangat mudah overthinking. Ia yakin, sekarang Aleena pasti tengah mengkhawatirkan dirinya.

"Bukan aku yang sakit, Na. Aku enggak kenapa-kenapa," jelas Arjun agar perempuannya tidak berpikiran yang bukan-bukan.

"Terus kenapa di rumah sakit? Kamu bohong 'kan?" sahut Aleena terdengar begitu khawatir.

"Enggak, Sayang. Nanti aku jelasin di rumah, ya. Sebentar lagi aku pulang," balas Arjun mengucap salam dan menutup teleponnya.

Daripada membuat perempuan itu semakin larut dalam pikiran tidak baiknya, Arjun memilih untuk beranjak ke dalam ruangan dan berpamitan dengan Laila.

"Oma, saya pamit dulu, ya. Sudah malam. Oma juga harus istirahat yang banyak, biar cepat sembuh," tutur Arjun ketika hendak berpamitan.

Laila hanya tersenyum membalas kebaikan laki-laki di sampingnya. "Terima kasih sudah membantu Oma, Nak."

"Sama-sama, Oma. Kalau begitu, saya permisi." Sebelum mengucapkan salam, Arjun beralih tatap ke arah Zulfa. "Kamu juga harus istirahat, Fa. Kalau butuh apa-apa, kabari saja, ya."

Zulfa yang melihat sikap Arjun yang begitu tulus langsung tersenyum. Ia tidak bisa menyembunyikan degup jantungnya setiap kali beradu tatap dengan sosok itu.

"Iya, Ar. Terima kasih banyak, ya."

Lagi-lagi, Arjun mengangguk dan tersenyum tipis. Setelah mencium punggung Laila, ia lekas mengucap salam dan benar-benar pergi meninggalkan ruangan itu.

Karena tidak membawa mobil, Arjun pulang menggunakan taksi online. Tepat pukul sepuluh malam, ia sampai di rumah Kunna. Helaan napasnya terdengar berat saat netranya menangkap lampu rumah itu sudah redup. Pertanda penghuninya sudah istirahat.

Rupanya, Arjun keliru. Penghuni rumah itu belum semuanya istirahat. Masih ada satu orang yang sedang duduk di ruang tamu dengan buku yang menutupi seluruh wajahnya. Dari gestur tubuh, Arjun sudah bisa menebak sosok itu.

"Kok belum tidur, Na?" tanya Arjun yang berjalan mendekati perempuan itu.

Sosok itu tidak menjawab sampai beberapa detik kemudian. Hal itu membuat Arjun berpikir bahwa Aleena mungkin marah padanya. Ia pun mempercepat langkah dan langsung duduk di samping Aleena.

Takdir untuk Arana [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang