بسم الله الرحمن الرحيم
🌻
"Sayang, bentar," kata Arjun ketika melihat penampilan istrinya pagi itu. Ia yang semula duduk di sofa langsung berdiri dan menghampiri Aleena.
"Kenapa?" tanya Aleena bingung.
"Ini jilbabnya agak melekuk," jawab Arjun sembari memperbaiki ujung jilbab istrinya agar kain panjang itu menutup aurat Aleena dengan sempurna.
"Nah. Udah cantik, auratnya pun tersimpan apik," lanjutnya menatap sang istri dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Masya Allah. Terima kasih udah benerin jilbab aku, Jun."
Arjun mengangguk pelan dan tersenyum melihat Aleena yang terlihat sangat cantik dengan gamis abu muda serta hijab pashmina panjang warna senada. Warna kemeja yang ia pakai pun sengaja disamakan dengan istrinya agar terlihat serasi di acara pernikahan sahabatnya.
Hari ini, keduanya akan berangkat ke tempat pernikahan Syena dan Ridwan. Acara sakral nan spesial itu akan diadakan di salah satu hotel milik keluarga Syena. Maka dari itu, pagi-pagi sekali mereka sudah bersiap-siap untuk datang ke tempat acara tersebut. Selain menghindari macet, Aleena juga sudah berniat untuk menemani sahabatnya selama akad berlangsung nanti. Sama seperti Syena yang menemaninya waktu itu.
"Sekarang gimana?" tanya Aleena memastikan tidak ada hal yang akan dikoreksi lagi dari penampilannya.
"Sempurna," balas Arjun seraya mengangkat kedua jempolnya. "Berangkat sekarang?"
"Yuk!"
Kedua pasangan itu lantas berjalan ke luar untuk memberitahu orang tuanya. Selepas itu, mereka segera masuk mobil dan berangkat ke tempat acara.
Butuh waktu sekitar dua puluh menit untuk Arjun mengendarai mobilnya sampai tempat tujuan. Ia pun langsung memarkir kendaraan hitam itu dan keluar. Sebelum masuk, ia membukakan pintu untuk Aleena dan berjalan bersama.
Dari jarak sekian meter, Aleena bisa merasakan hawa mendebarkan yang diliputi dengan keharuan. Ia yakin, sahabatnya itu sekarang pasti sedang menenangkan hatinya agar tidak gugup nantinya. Ia tahu itu karena pernah mengalami hal yang sama dulu. Di saat laki-laki yang tengah menggenggam tangannya itu mengucapkan sebuah kalimat suci yang menjadi janji dihadapan orang tuanya, dihadapan Tuhannya.
"Jun, aku ke tempat Syena dulu, ya," pamit Aleena melepas jemari yang masih bertaut dengan Arjun.
Tanpa berkata, Arjun mengangguk dan melambai pada istrinya. Ketika punggung Aleena menghilang di baik ruangan, ia pun beranjak ke tempat yang lebih ramai. Berbaur dengan beberapa tamu undangan dan juga keluarga Syena yang ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir untuk Arana [SELESAI] ✔️
Spiritual[SEKUEL BISMILLAH BERSAMAMU] *** Arana, dua insan yang dipersatukan takdir setelah mengalami luka dan keihklasan yang sama. Dua manusia yang merelakan takdir yang bukan milik mereka. Lalu membuka hati untuk menerima sosok yang sudah ditetapkan oleh...