Bagian Dua Puluh Enam

2K 122 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻

"Bismillahirrahmanirrahim,"

"Qulhuwa allahu ahad,"

"Allahus Shomad,"

"Lam yalid wa lam yūlad, wa lam yakun lahū kufuwan ahad."

"Shodaqallahul'adziim."

Aleena menutup mushaf hijaunya, mencium sampulnya dan menempelkannya di dada. Subuh ini, ia berhasil mengkhatamkan juz 30-nya dengan lancar. Untuk pertama kali, ia bisa menyelesaikan satu juz sekali duduk. Sebuah peningkatan yang perlu disyukuri.

Setelah membaca doa khotmil Qur'an, Aleena bangun dari duduknya untuk melepas mukena dan beranjak ke dekat gorden.

Disingkapnya kain panjang itu sehingga menampilkan pemandangan pagi yang begitu menenangkan. Langit biru bersih, ditambah kilau matahari fajar membuatnya semakin menawan. Cicitan burung-burung yang hinggap di dahan pun seakan mengatakan selamat pagi untuknya.

Cukup lama menikmati serta mengagumi keindahan sang Pencipta, perempuan dengan rambut panjang terikat itu berjalan ke lemari. Mengambil jilbab instan dan bergegas ke luar untuk membantu sang mama yang mungkin sekarang tengah sibuk membuat sarapan.

Benar saja, wanita tiga puluh tahunan itu tengah bersenandung kecil disela kesibukan tangannya memotong sayur-sayuran. Dengan langkah pelan, Aleena mendekat ke arah mamanya. Spontan, ia memeluk raga itu dari belakang. Seperti yang biasa ia lakukan pada suaminya dulu.

Ya, mulai hari ini sampai beberapa waktu yang tidak menentu, ia akan tinggal di rumah mamanya. Merawat calon buah hati bersama keluarganya, meski tanpa ada sosok Arjun di sisinya.

"Selamat pagi, Mamaku sayang," ujar Aleena menempelkan hidungnya di punggung Kunna. Bau aromaterapi yang digunakan sang mama selalu membuat Aleena betah berada di posisi itu.

Mendengar suara sang putri, Kunna lantas tersenyum dan menoleh sebentar. "Pagi juga, cantiknya Mama."

Aleena melepas dekapannya dan beralih ke samping Kunna. Ia memperhatikan beberapa sayur mayur yang ada di sana, kemudian tersenyum setelah berhasil menebak masakan yang akan dimasak oleh mamanya.

"Mama mau masak sayur bayam sama ayam goreng sambal tomat kesukaan kamu dan Adit," kata Kunna sebelum Aleena mengeluarkan pendapat yang sama dengan dirinya.

"Masya Allah ... kebetulan, aku juga udah lama nggak makan ayam goreng spesial buatan Mama," ujar Aleena bahagia.

"Ya sudah. Sekarang duduk dulu, gih. Mama udah buatin susu buat kamu." Kunna menunjuk ke arah meja. Di sana, sudah ada segelas susu putih khusus ibu hamil dan juga beberapa buah-buahan segar yang baik untuk Aleena konsumsi.

Takdir untuk Arana [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang