بسم الله الرحمن الرحيم
🌻
Pagi itu, Arjun sudah rapi dengan setelan kemeja putih dan celana hitamnya. Tidak lupa, ia menggulung ujung kemejanya sampai lengan, lalu menyisir rambutnya dengan jari-jarinya.
Waktu masih menunjukkan pukul delapan ketika ia sudah selesai dengan rutinan paginya. Sehabis sholat Dhuha tadi, ia sempat murajaah sebentar untuk menguatkan hatinya agar tidak terlalu gugup hari ini.
Ya, hari ini ia akan menunaikan niatnya untuk melamar perempuan yang masih terbesit di ingatannya. Perempuan yang sempat ingin ia lupakan karena hendak dimiliki seseorang dan sekarang, ia mengira jika takdir akan mempersatukan dirinya dengan perempuan itu.
Sebelum meraih kunci mobilnya, ia terlebih dahulu mengambil kotak merah yang sudah ia siapkan bersama Aleena kemarin. Melihat benda itu, Arjun tiba-tiba ingat pada Aleena. Ia pun berniat untuk memberitahu bahwa setelah ke rumah Zulfa, ia akan mampir sebentar ke rumahnya.
Dengan gerakan cepat, Arjun lantas meraih ponselnya dan mencari sebuah nomor di sana.
Anda
Assalamu'alaikum, Na.Aleena
Wa'alaikumussalam
Ada apa?Anda
Habis dari rumah Zulfa, aku mampir ke rumah kamu, ya?Aleena
Jangan, Jun
Aku nggak di rumah soalnyaAnda
Kamu mau pergi-pergi?Aleena
Iya :)Anda
Kemana?Aleena
BandaraLaki-laki itu tidak jadi mengirim balasannya karena melihat tulisan 'terlihat pada pukul 08.12' di bawah nama kontak Aleena. Perempuan itu pasti sudah menonaktifkan ponselnya jika akan bepergian. Padahal, Arjun ingin sekali menanyakan ke mana perempuan itu akan pergi.
Entah kenapa, ada sesuatu yang terasa sesak ketika mengetahui jika Aleena akan pergi. Meskipun belum tau ke mana, tapi ia seakan tidak mau ditinggal oleh perempuan tersebut. Anehnya lagi, ia sering merasakan jika ada hubungan khusus antara dirinya dengan sahabatnya, tapi Arjun tidak tahu apa itu.
"Perasaan apa lagi ini? Kenapa aku takut kehilangan Aleena?" Arjun bertanya pada dirinya sendiri.
Cukup lama berada dalam kebingungan tersebut, Arjun akhirnya memilih untuk mengambil wudhu lagi agar pikirannya kembali tenang. Setelah itu, barulah ia ke luar kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir untuk Arana [SELESAI] ✔️
Spiritual[SEKUEL BISMILLAH BERSAMAMU] *** Arana, dua insan yang dipersatukan takdir setelah mengalami luka dan keihklasan yang sama. Dua manusia yang merelakan takdir yang bukan milik mereka. Lalu membuka hati untuk menerima sosok yang sudah ditetapkan oleh...