Bagian Tiga Puluh Dua

3.2K 165 10
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻

Pagi itu, Arjun sudah rapi dengan setelan kemeja putih dan celana hitamnya. Tidak lupa, ia menggulung ujung kemejanya sampai lengan, lalu menyisir rambutnya dengan jari-jarinya.

Waktu masih menunjukkan pukul delapan ketika ia sudah selesai dengan rutinan paginya. Sehabis sholat Dhuha tadi, ia sempat murajaah sebentar untuk menguatkan hatinya agar tidak terlalu gugup hari ini.

Ya, hari ini ia akan menunaikan niatnya untuk melamar perempuan yang masih terbesit di ingatannya. Perempuan yang sempat ingin ia lupakan karena hendak dimiliki seseorang dan sekarang, ia mengira jika takdir akan mempersatukan dirinya dengan perempuan itu.

Sebelum meraih kunci mobilnya, ia terlebih dahulu mengambil kotak merah yang sudah ia siapkan bersama Aleena kemarin. Melihat benda itu, Arjun tiba-tiba ingat pada Aleena. Ia pun berniat untuk memberitahu bahwa setelah ke rumah Zulfa, ia akan mampir sebentar ke rumahnya.

Dengan gerakan cepat, Arjun lantas meraih ponselnya dan mencari sebuah nomor di sana.

Anda
Assalamu'alaikum, Na.

Aleena
Wa'alaikumussalam
Ada apa?

Anda
Habis dari rumah Zulfa, aku mampir ke rumah kamu, ya?

Aleena
Jangan, Jun
Aku nggak di rumah soalnya

Anda
Kamu mau pergi-pergi?

Aleena
Iya :)

Anda
Kemana?

Aleena
Bandara

Laki-laki itu tidak jadi mengirim balasannya karena melihat tulisan 'terlihat pada pukul 08.12' di bawah nama kontak Aleena. Perempuan itu pasti sudah menonaktifkan ponselnya jika akan bepergian. Padahal, Arjun ingin sekali menanyakan ke mana perempuan itu akan pergi.

Entah kenapa, ada sesuatu yang terasa sesak ketika mengetahui jika Aleena akan pergi. Meskipun belum tau ke mana, tapi ia seakan tidak mau ditinggal oleh perempuan tersebut. Anehnya lagi, ia sering merasakan jika ada hubungan khusus antara dirinya dengan sahabatnya, tapi Arjun tidak tahu apa itu.

"Perasaan apa lagi ini? Kenapa aku takut kehilangan Aleena?" Arjun bertanya pada dirinya sendiri.

Cukup lama berada dalam kebingungan tersebut, Arjun akhirnya memilih untuk mengambil wudhu lagi agar pikirannya kembali tenang. Setelah itu, barulah ia ke luar kamar.

Takdir untuk Arana [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang