Bagian Akhir

4.4K 163 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

🌻

Kamu pernah bilang waktu itu. Terkadang, kita harus berhenti sebentar. Bukan untuk menyerah, tapi karena hati sudah lelah dan ingin mencari celah agar bahagia kembali. Dan hari ini, akanku coba ucapanmu itu.

Arjun, mungkin sekarang dan beberapa hari yang akan berjalan, aku tidak akan melihatmu. Aku ingin menyendiri untuk sementara waktu. Maaf, ya, aku pergi terburu-buru tanpa berpamitan terlebih dulu.

Sengaja kuciptakan jarak ini untuk mengurangi luka. Meski pada akhirnya, luka ini akan semakin bengkak oleh rindu yang entah kapan bisa terobati.

Tidak ada yang kuharap selain kamu bahagia, Jun. Walau bahagia kita sekarang sudah berbeda.

Kamu tenang saja. Aku pasti bisa menjaga anak kita. Sampai dia lahir ke dunia nanti, aku pasti akan membawanya bertemu dengan ayahnya.

Aku pergi dulu, zauji.
Selamat atas lamaranmu.

-Aleena

Arjun tidak bisa menahan bendungan air di pelupuk matanya. Ia benar-benar menangis setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh Aleena. Perempuan yang sangat ia cintai dan yang sekarang akan pergi.

Tidak ingin membuang banyak waktu lagi, ia langsung mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sesaat setelah keluar dari rumah Zulfa, Arjun kembali ke rumah Aleena untuk mencari perempuan itu di sana. Sayangnya, seperti dikatakan asisten sebelumnya, perempuan itu sudah berangkat ke bandara empat jam yang lalu.

"Aku mohon tunggu aku, Na," lirihnya sambil mengusap sisa air di pelupuk matanya dengan kasar.

Tanpa memedulikan bahaya yang mungkin mengancam akibat laju mobilnya, Arjun tetap saja menyelip diantara kendaraan yang melintas di depannya.

Kurang dari setengah jam, ia sudah tiba di bandara. Laki-laki itu langsung berlari ke dalam dan mencari sosok Aleena di antara puluhan manusia yang ada di sana.

"Aleena!" panggilnya pada seseorang yang mirip dengan postur tubuh istrinya. "Maaf, saya salah orang."

Begitulah yang dilakukan Arjun sampai belasan menit kemudian. Memanggil nama sang istri, menahan lengan seseorang yang dikira adalah Aleena, dan meminta maaf atas kekeliruan yang ia lakukan. Sampai akhirnya, Arjun merasa tenaganya menipis.

Ia mendudukkan diri di salah satu bangku panjang yang ada di sana sambil meliarkan pandangan ke segala arah. Dadanya naik turun akibat kelelahan.

"Apa kamu benar-benar ninggalin aku, Na?" gumam Arjun menenggelamkan wajahnya diantara telapak tangannya.

Cukup lama berada dalam posisi itu, Arjun lantas menegakkan punggungnya dan menatap lurus ke depan. Diraihnya kalung yang diberikan Zulfa tadi.

"Padahal aku belum memberikan hadiah ini untuk kamu, Na," ujarnya mengamati benda di tangannya. Ia menatap benda itu dengan penuh rasa bersalah.

Takdir untuk Arana [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang