Bagian Empat

2.4K 149 14
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻

Sepertiga malam kali ini, bukan Aleena yang bangun lebih dahulu seperti kemarin, tetapi seseorang yang ada di sampingnya. Sejak beberapa detik yang lalu, sosok itu sudah terjaga akibat dering alarmnya yang tidak berhenti-henti.

"Na, Na. Kebiasaan setel banyak alarm, tapi enggak ada satupun yang didengar," gumamnya masih dengan posisi berhadapan dengan pemilik alarm yang berhasil mengusik mimpi indahnya. Senyumnya masih mengembang sejak pertama kali membuka mata dan langsung disambut oleh wajah cantik di depannya.

Dia adalah Arjun. Laki-laki dengan sebelah tangan yang masih setia mengusap kepala istrinya dengan lembut. Laki-laki beruntung yang bisa menjadi takdir seorang Aleena, sahabatnya sejak SMA. Sekarang dan mungkin sampai waktu yang lama, ia akan terus mencintai sahabatnya itu. Entah dimulai sejak kapan, dia tidak tahu.

"Na," panggilnya pelan. "Tahajjud yuk."

Perempuan itu hanya merespon dengan menggeliat pelan. Arjun mengira dia akan membuka mata, ternyata kembali pulas. Mungkin alam mimpi masih belum membolehkannya untuk terbangun. Melihat itu, Arjun kian melebarkan senyum. Entah kenapa perempuan itu terlihat sangat cantik jika ditatap dari jarak sedekat ini.

"Sayang, sholat dulu, yuk!" kata Arjun lagi belum menyerah. Kini elusan tangannya diubah menjadi tepukan halus di pipi istrinya. Berharap perempuannya membuka mata dan tersenyum ke arahnya.

Benar saja, harapan laki-laki itu terkabul juga. Perempuan itu menggerakkan kelopak matanya sampai terbuka sempurna. Spontan, kedua sudut bibirnya tertarik ke ujung sampai menciptakan lengkungan indah.

"Assalamu'alaikum, cantik."

"Wa'alaikumussalam," balas Aleena dengan suara terdengar berat. "Kamu kok udah bangun?"

"Kebetulan."

"Jam berapa sekarang?"

"Baru jam setengah tiga."

Setelah ber-oh singkat, perempuan itu langsung bangun dan mengikat rambutnya. Selepas itu ia bergegas menuju kamar mandi. Hal itu sempat membuat Arjun terheran-heran.

"Kamu mau kemana?" tanya Arjun yang juga bangkit dari tidurnya.

Perempuan yang baru berdiri di depan kamar mandi itu menoleh. "Mau wudu, terus sholat. Tadi katanya mau tahajjud," ujar Aleena.

"Kok bisa tahu kalau aku bangunin tahajjud? Bukannya tadi masih tidur, ya?" tanya Arjun masih heran.

"Suara kamu masuk mimpi aku, jadi kebangun deh," balas Aleena langsung masuk ke kamar mandi. Sedangkan laki-laki itu masih bergeming sambil merenungkan jawaban Aleena tadi.

"Kok bisa?" Arjun bertanya pada dirinya sendiri.

***

Belum mencapai angka delapan ketika sepasang manusia ini tengah bersiap-siap menuntut ilmu. Satunya sedang fokus melihat ponsel, satunya lagi sibuk memakaikan helm.

Takdir untuk Arana [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang