ஓ๑ BAB 04 ๑ஓ

53 6 0
                                    

⊱──────ஓ๑☬๑ஓ──────⊰

Pria berambut pirang terlihat sedang bertengkar dengan pria berkulit hitam. Dari percakapan mereka, tampaknya pria berambut pirang itu tidak menyukai kehadiran pria berkulit hitam di dalam bar tersebut, jadi ia ingin mengusirnya.

Nathan melihat pria berambut pirang itu sepertinya sedang mabuk.

Bartender melihat ke arah tatapan Nathan. Ia pun berujar, "Itu sering terjadi di sini."

"Dia pikir ini tahun berapa? Sekarang sudah abad ke-21," ucap Nathan.

Pria berambut pirang itu mendecih. Ia mengambil botol dan bersiap memukul kepala pria berkulit hitam, tapi seseorang menahan tangannya.

Kedua pria itu menoleh, ternyata Nathan yang menahan tangan pria berambut pirang itu.

"Siapa kau? Kenapa kau ikut campur urusanku?!" gerutu pria itu.

"Bung, sebaiknya kau minum dengan tenang." Nathan menepuk bahu pria berambut pirang yang sedang mabuk berat itu.

Tanpa diduga, pria itu pun duduk dan kembali minum dengan tenang.

Nathan menepuk lengan pria berkulit hitam agar ikut bersamanya. Tampaknya pria itu pun bersedia minum bersamanya. Bartender Asia menuangkan minuman ke dalam dua gelas.

"Siapa namamu? Sepertinya aku baru melihatmu," kata pria berkulit hitam itu.

"Namaku Nat.... namaku Simon," Nathan menyamarkan namanya. Ia khawatir jika dirinya akan tertangkap dengan mudah oleh polisi jika ia menggunakan nama aslinya di kota itu.

"Namaku Martell, senang bertemu denganmu," kata pria berkulit hitam itu.

"Senang bertemu denganmu juga," ucap Nathan.

"Pria kulit putih itu sedang mabuk berat. Dia mengira aku pria yang menjadi selingkuhan ibunya. Jadi, dia ingin mengusirku," kata Martell. Yang ia maksud adalah pria berambut pirang yang tadi bertengkar dengannya.

Bartender menimbrung, "Dua hari yang lalu dia mabuk berat dan mengusir pria kulit hitam lain dan mengucapkan kalimat yang sama."

"Dia pasti memiliki masa lalu yang kelam." Nathan menunduk. Ia teringat dengan masa lalunya yang juga kelam.

Martell mengangkat gelas. Nathan juga mengangkat gelasnya. Mereka bersulang.

Seorang wanita cantik berpakaian minim menghampiri Nathan dan Martell. Wanita itu memainkan rambut merahnya yang kriting.

"Apakah kau membutuhkan teman malam ini?" Wanita itu memeluk lengan Nathan.

Nathan tersenyum bodoh. Entah tersenyum untuk apa, tapi sepertinya ia sudah mabuk. Apalagi saat melihat kecantikan wanita di depannya.

Wanita berambut merah itu juga tersenyum. Ia beralih pada Martell.

"Bagaimana denganmu? Kau sering datang ke mari, tapi tidak pernah menghabiskan malam denganku." Wanita itu merayu Martell.

"Apakah malam ini kau tidak ada teman kencan, Nienna?" tanya Martell sembari merangkul pinggang wanita yang bernama Nienna itu.

"Tidak ada." Nienna melirik ke arah bartender yang sedang sibuk dengan pekerjaannya.

"Siapa nama pria ini?" Nienna bertanya pada Martell sembari menunjuk Nathan.

"Simon," jawab Martell.

"Simon, kau baru di sini?" tanya Nienna.

Nathan mengangguk.

"Kau tinggal di mana?" Nienna tampak antusias mewawancarai Nathan.

DRUSILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang