ஓ๑ BAB 17 ๑ஓ

21 4 0
                                    

⊱──────ஓ๑☬๑ஓ──────⊰

Nathan dan Nienna duduk bersebelahan di beranda. Keduanya sama-sama diam.

Tiba-tiba Nienna memeluk lengan Nathan dan melelapkan kepalanya ke dada pria itu sembari menangis pilu.

Nathan terkejut dengan apa yang dilakukan Nienna. Ia hanya diam membeku.

"Kenapa Hideo tidak ingin menjadi pacarku?" tangis Nienna.

Nathan tampak terkejut. "Kau menyukai Hideo?"

Nienna mengangguk.

Nathan tidak terlalu memperhatikan kedekatan antara Nienna dengan Hideo. Yang sering Nathan lihat adalah pertengkaran antara Nienna dengan Torrez. Hideo yang agar irit berbicara memang memiliki sifat dingin. Pria Asia Timur itu hanya akan berbicara panjang lebar saat dibutuhkan atau ketika ia menjelaskan sesuatu yang penting.

Tampaknya Hideo memang tidak terlalu dekat dengan Caesonia mau pun Nienna.

"Aku pikir kau dan Torrez...." Nathan tidak melanjutkan kalimatnya ketika Nienna menatap kesal padanya karena menyebut nama Torrez.

"Pria itu sangat menyebalkan! Dia mesum dan... oh, Demi Dewi Amiless! Dia bukan tipeku!" gerutu Nienna.

"Maafkan aku." Nathan menyesali ucapannya.

Nienna menatap pada Nathan. "Apakah aku cukup cantik?"

Nathan mengalihkan tatapan matanya ke arah lain. "Iya, kau sangat cantik."

Nienna tersenyum senang. "Jika aku boleh tahu, apa yang pria suka dari wanita?"

Nathan tampak berpikir. "Entahlah, aku tidak tahu. Sebenarnya aku tidak pernah dekat dengan wanita mana pun."

"Kau serius?" Nienna menatap Nathan dengan tatapan tidak percaya.

Nathan menganggukkan kepalanya.

Nienna membuang napas kasar. "Aku juga sama. Aku tidak pernah dekat dengan laki-laki mana pun saat jantungku masih berdetak. Tapi, setelah melihat Hideo, aku langsung menyukainya."

Nathan mendengarkan.

Nienna menatap lurus ke depan sembari tersenyum membayangkan wajah Hideo. "Pria-pria Asia Timur memang tampan."

Nathan menyadari jika tipe ideal Nienna adalah pria Asia Timur seperti Hideo.

"Apakah kau punya tipe ideal?" tanya Nienna.

Wajah Chloe kecil terbayang dalam benak Nathan. "Aku menyukai seseorang yang selalu di sampingku saat aku membutuhkannya. Dan aku juga akan selalu berada di sisinya saat dia membutuhkanku. Seorang gadis yang datang seperti malaikat dan pergi dengan cara yang sama."

Nienna mengernyit mendengar jawaban Nathan. "Apa kau sedang mabuk?"

Ekspresi Nathan berubah menjadi sendu. "Sayangnya aku datang terlambat. Saat itu aku belum dewasa dan tidak bisa memahami situasi. Seandainya aku berhasil menyelamatkannya."

Nienna memukul lengan Nathan. "Tadi kau bilang kau tidak pernah dekat dengan wanita mana pun. Lalu gadis mana yang kau bicarakan barusan?"

Nathan akan menjelaskan, tapi Nienna bangkit dari tempat duduknya dan berlalu ke dalam rumah sembari bersungut-sungut.

"Semua pria memang sama, menyebalkan!"

Nathan menatap punggung Nienna yang menghilang di balik pintu. "Aku tidak memahami wanita... terutama Nienna."

Di markas Galendra, terlihat beberapa anak buah Galendra sedang mengotak-atik senjata canggih mereka.

Arin mengawasi di lantai dua.

DRUSILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang