ஓ๑ BAB 24 ๑ஓ

19 3 0
                                    

⊱──────ஓ๑☬๑ஓ──────⊰

Nathan menaiki sepedanya. Ketika ia akan mengayuh sepedanya, terdengar suara benda jatuh dari dalam rumah itu. Ia merasakan ada hal buruk yang terjadi di dalam sana.

Nathan memilih untuk kembali menemui pemilik rumah untuk memastikan semuanya baik-baik saja. Ketika ia akan menaiki tangga menuju ke pintu, tiba-tiba sebuah tangan kecil meraih pergelangan kakinya. Nathan menunduk melihat siapa pemilik tangan itu, ternyata ada seorang anak laki-laki yang sedang bersembunyi di bawah tangga.

Bocah laki-laki itu meletakkan telunjuknya di depan mulut menandakan agar Nathan tidak bersuara.

Nathan menganggukkan kepalanya.

Anak itu menggerakkan mulutnya tanpa suara. Namun, sepertinya Nathan mengerti dengan apa yang diucapkan oleh anak laki-laki itu.

Tanpa basa-basi, Nathan menendang pintu kemudian ia masuk ke dalam. Terlihat seorang gadis tanpa busana dengan tubuh terikat dan telentang di atas sofa. Sementara dua pria telanjang sedang mencoba memperkosanya. Mereka menggerayangi tubuh gadis muda itu.

Satu lagi pria sedang merekam adegan itu. Dia adalah pria yang tadi menerima pesanan dari Nathan. Ada 3 kamera yang menyala dipasang di tripod.

"Siapa yang mengizinkanmu masuk?!" Pria yang bertugas merekam pun langsung menyerang Nathan. Terjadilah perkelahian.

Nathan tidak terlalu bagus dalam berkelahi, tapi ia bisa melawan pria besar itu dengan segala macam cara dan juga kelincahannya dalam menggunakan benda di sekelilingnya sebagai senjata dadakan.

Pria itu pun tersungkur jatuh ke lantai.

Nathan beralih menyerang kedua pria telanjang itu. Mereka berdua balik melawan Nathan.

Namun, perkelahian mereka terhenti kala terdengar suara sirine. Mobil polisi berhenti di depan rumah.

Akhirnya mereka bertiga berhasil di tangkap, sementara gadis muda itu diamankan, begitu pula dengan adiknya.

Keesokan paginya.

Nathan duduk di tepi ranjang dengan tatapan tertuju ke layar TV. Muncul berita terbaru yang terjadi kemarin siang.

Reporter menyampaikan berita, "Polisi menangkap 3 pelaku yang berniat melakukan tindak pemerkosaan terhadap seorang gadis di bawah umur. Beruntung mereka bertiga belum sempat memperkosa korban. Dan gilanya 3 pria itu merekam aksi bejat mereka. Diduga mereka menjual video tersebut ke internet atau dijual pada orang lain yang mau membayar mahal.

Adik korban ditemukan bersembunyi di bawah tangga saat polisi datang. Dia yang menelepon polisi saar ada seorang pria yang masuk dan menghajar orang-orang tak bermoral itu. Saat ini korban dan adiknya telah diamankan. Polisi sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut...."

Nathan menghela napas lega.

Jadi, korban sempat memesan pizza untuk meminta pertolongan sebelum ketiga orang itu menyergapnya. Sementara sang adik segera bersembunyi di bawah tangga.

Ketika Nathan masuk ke dalam rumah, ia memberikan ponselnya pada anak kecil itu untuk menghubungi polisi. Sementara Nathan akan masuk dan menyerang orang jahat di dalam rumah untuk mengulur waktu sampai polisi datang.

Tampaknya rencana Nathan berhasil.

"Ternyata masih ada manusia baik di dunia ini," ucap Torrez yang sedari tadi berdiri di belakang Nathan dan melihat berita di TV.

Nathan terlonjak kaget karena tidak menyadari keberadaan Torrez.

"Aku pikir manusia di zaman sekarang sudah dikuasai oleh keegoisan dan keserakahan, ternyata dugaanku tidak sepenuhnya benar," setelah mengatakan itu, Torrez berlalu.

Nathan melakukan pekerjaannya seperti biasa. Ia melewati rumah korban. Sepertinya tidak ada siapa pun di dalam sana. Mungkin kedua anak itu masih berada di kantor polisi.

Hari berlalu dengan cepat. Nathan mendapatkan gaji pertamanya. Ia merasa senang dan mentraktir teman-temannya minuman. Nathan juga sudah mulai belajar mengendarai motor yang biasa digunakan Martell dalam bekerja. Namun, saat bekerja Nathan tetap menggunakan sepedanya karena ia belum punya SIM.

"Jangan menghambur-hamburkan uangmu untuk hal yang tidak berguna. Lebih baik simpan untuk dirimu sendiri," ucap Caesonia saat Nathan memberikan sekaleng soda untuknya.

Nathan menjawab, "Aku merasa senang saat berbagi dengan teman-temanku."

Caesonia mencerna ucapan Nathan. Ia merespon, "Kita bukan teman, kita hanya rekan kerja yang disatukan oleh tujuan yang sama, tapi dengan keuntungan yang berbeda."

"Tapi, aku menganggap kalian sebagai temanku." Nathan tersenyum tulus.

Suatu hari, Nathan mendapatkan pesanan dari sebuah tempat yang asing. Sebelumnya tidak ada orang yang memesan makanan dari tempat itu.

Nathan tetap pergi ke tempat tersebut untuk mengirimkan pesanan sebagai tanggung jawab dari pekerjaannya. Sesampainya di tempat itu, Nathan merasa heran karena tempat yang didatanginya berupa gedung terbengkalai.

"Biasanya kalau bukan hantu, pasti preman yang akan muncul," gumam Nathan yang sudah bisa membaca situasi.

Benar apa yang ia katakan. Muncullah beberapa pria kekar dengan tongkat kayu dan besi di tangan mereka.

Yang membuat Nathan terkejut adalah tiga pria yang kemarin dilihatnya di rumah bercat putih itu adalah salah satu di antara mereka.

Mereka menyerang Nathan. Ketika Nathan mencoba mengaktifkan mata diamond-nya, ia tidak bisa karena energinya sudah terkuras habis untuk mengayuh sepeda.

"Sial!" gumam Nathan.

Terjadilah perkelahian di mana pria-pria berbadan besar dan berwajah sangar itu menyerang Nathan yang sendirian.

Dengan menggunakan sabuknya, Nathan berusaha mempertahankan diri. Itu tidak cukup membantu. Pukulan telak mendarat di perut Nathan, disusul tendangan yang mengenai dagunya.

Nathan terpundur, kemudian seseorang menghantam kepala Nathan dengan botol kaca hingga pecah.

Salah satu dari mereka mengangkat tongkat besi dan siap memukul kepala Nathan.

Namun, tiba-tiba semuanya berhenti.

Nathan mengernyit karena ia tidak sedang mengaktifkan mata diamond-nya. Ia menoleh ke belakang, ternyata Hideo yang datang dengan manik matanya yang berubah menjadi jingga.

Orang-orang itu saling berhadapan dan berpasangan kemudian saling menyerang satu sama lain karena pengaruh ilusi dari Hideo.

Setelah mereka semua jatuh tak sadarkan diri, Hideo segera membawa Nathan pergi dari sana.

Hideo melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Di belakangan ya, Nathan duduk sembari memangku sepedanya.

Hideo yang sedari tadi diam pun bersuara, "Kepalamu masih sakit, kan? Kita ke rumah sakit saja."

"Tidak perlu," tolak Nathan.

"Apa yang terjadi? Apakah kau membuat kekacauan yang menyebabkan mereka mengganggumu?" tanya Hideo.

Nathan enggan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Ia memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Hideo.

Hideo kembali berbicara, "Jangan berurusan dengan manusia mau pun drucless. Kita harus fokus dengan misi yang kita jalani. Caesonia mencari neigless untuk dan uang untuk peralatan serta kelengkapan kita, sementara kita hanya perlu mencari uang untuk diri kita sendiri. Kita tidak perlu bekerja terlalu keras. Hanya menjalani dan menikmatinya dengan santai."

Nathan terkekeh. "Tumben kau bicara panjang lebar."

"Karena hanya kita berdua yang masih punya jantung. Jadi, kita harus menjaga kedua pusat kehidupan kita itu dengan baik," ujar Hideo.

"Ngomong-ngomong, jangan bilang pada Caesonia, ya, atas apa yang terjadi padaku hari ini," pinta Nathan.

Hideo menyahut, "Lalu bagaimana caramu menjelaskan padanya mengenai luka di wajah dan juga kepalamu?"

⊱──────ஓ๑☬๑ஓ──────⊰

12.00 | 4 Oktober 2016
Penulis Asli : Ucu Irna Marhamah

DRUSILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang