ஓ๑ BAB 38 ๑ஓ

21 2 0
                                    

⊱──────ஓ๑☬๑ஓ──────⊰

Karena tidak ingin merawat bayinya, Marie meninggalkan Nathan di teras panti asuhan.

Nathan kecil tumbuh di panti asuhan yang tidak merawat anak asuh mereka dengan baik. Pemilik panti asuhan kerap kali menyuruh anak-anak panti asuhan mengamen atau mengemis. Uang yang mereka dapatkan akan diambil.

Uang santunan atau donasi dari orang dermawan tidak disalurkan ke panti asuhan, tapi dikantongi oleh pemilik panti asuhan itu sendiri.

Anak-anak panti asuhan hanya diperbolehkan makan sehari dua kali. Itu pun bukan makanan yang bergizi.

Selama tinggal di panti asuhan, Nathan kecil mengalami banyak penderitaan dan tekanan. Namun, semua penderitaan dan tekanan tersebut membuat diamond dalam dirinya bereaksi dan saat itulah Nathan pertama kali menyadari kalau ia berbeda dengan anak panti asuhan lainnya.

Saat merasa sedih, marah, kesal, dan juga merasa terancam, maka mata diamond Nathan akan aktif dan membuat waktu berhenti seketika.

Setelah mendapatkan banyak uang dari mengemis, Nathan akan pergi ke sekolah untuk mengintip dari jendela. Ia melihat anak-anak yang sedang belajar di kelas.

Nathan tidak ingin ketinggalan. Lewat jendela, ia ikut mendengarkan penjelasan guru dan ikut mengerjakan tugas seperti murid lainnya. Bedanya, anak-anak lain menuliskan pelajaran mereka di buku, sementara Nathan menuliskan pelajaran di kain menggunakan pensil yang dicurinya dari ruangan pemilik panti asuhan.

Ada kalanya Nathan dipergoki oleh murid di dalam kelas atau guru saat mengintip lewat jendela. Ia akan diusir dan dibentak.

Bahkan kini jendelanya ditutup oleh tirai dari dalam kelas agar Nathan tidak bisa ikut belajar lagi karena dianggap mengganggu.

Nathan kecil merasa sedih. Ia pun nekat mencuri poster belajar menulis dan membaca dari sebuah toko buku. Pemilik toko melihatnya, tapi ia membiarkan Nathan mencuri barang dagangannya dengan pura-pura tidak melihat.

Keesokan harinya, Nathan kecil kembali ke toko buku yang sama. Ia berniat mencuri pulpen, tapi kali ini pemilik toko menegurnya.

Nathan takut dimarahi dan dipukuli, tapi pemilik toko tidak marah, justru bersedia mengajari Nathan belajar membaca dan menulis.

Nathan kecil merasa senang. Ia sangat berterima kasih. Setiap hari setelah selesai mengemis, Nathan akan datang ke toko buku untuk belajar membaca dan menulis.

Namun, suatu hari Nathan kecewa dan sedih saat melihat bangunan toko buku itu tutup. Terdapat papan promosi di depannya yang menegaskan bahwa bangunan itu akan dijual.

Hidup Nathan terus terombang-ambing di jalanan setelah ia membunuh pemilik panti. Ia sempat diculik oleh anak buah Jacob, tapi berhasil meloloskan diri dengan menggunakan kekuatannya.

Nathan awalnya tidak memiliki nama. Di panti asuhan, pemilik panti tidak pernah memberikan nama pada anak asuh mereka yang dibuang ke panti jika tidak ada surat dari orang yang tertinggal bersama sang bayi.

Saat menginjak usia remaja, Nathan memilih nama Nathaniel Jobs sebagai namanya.

Semakin beranjak dewasa, Nathan hidup di jalanan dengan mencuri dan menipu. Sering dipukuli sejak kecil membuat mental Nathan semakin kuat. Ia juga semakin percaya diri dan yakin bisa bertahan di dunia kejam ini dengan kekuatannya.

Sesekali Nathan menonton di bioskop untuk menghilangkan kebosanannya.

Dan pada akhirnya ia bertemu dengan Caesonia.

Perlahan Caesonia membuka matanya. Ia melihat kedua mata Nathan yang masih tertutup. Terlihat pipi Nathan yang basah karena air mata. Ternyata Nathan menangis selama ia kembali ke masa lalu.

DRUSILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang