ஓ๑ BAB 34 ๑ஓ

20 2 0
                                    

⊱──────ஓ๑☬๑ஓ──────⊰

"Gawat!" Martell panik saat melihat Nathan yang gagal mendorong petir menjauh dengan pengendalian anginnya.

Martell segera berlari menuju ke arah Nathan saat petir semakin dekat padanya. Tangan Martell terangkat membuat petir itu kembali ke langit.

Nathan tersungkur ke tanah, padahal petirnya tidak sempat mengenainya.

Hujan turun semakin deras.

Martell membawa Nathan ke tempat teduh di bawah pohon. Caesonia dan Nienna membantu Martell.

Deonna mengguncangkan lengan Nathan.

"Dia pingsan," gumam Caesonia.

Kedua mata Caesonia tertutup. Simbol di dahinya muncul dengan warna biru terang. Caesonia menyentuh dahi Nathan.

Hideo dan Torrez diam memperhatikan.

Kedua mata Nathan terbuka dengan manik berwarna kuning terang. Caesonia menarik kembali tangannya. Warna mata Nathan kembali normal.

"Kau baik-baik saja?" tanya Nienna.

Nathan masih diam dengan ekspresi melamun.

Torrez berjongkok. Ia menjentikkan jarinya di depan wajah Nathan.

Nathan menoleh pada Torrez.

Mereka menghela napas lega.

Malam harinya, mereka berenam bersama Deonna pergi ke sebuah kerajaan bernama Cortoreson.

Di sana mereka menyewa kamar di sebuah bangunan penginapan. Kali ini Nathan bisa masuk karena ia punya surat tanda pengenal sendiri.

Malam itu, Nathan duduk di balkon kamar penginapan. Ia teringat dengan mimpi singkat saat pingsan karena hampir terkena sambaran petir.

Nathan tidak sempat melihat wajah wanita yang diduga sebagai ibu kandungnya itu. Saat wanita itu menoleh, Nathan sudah tersadar bangun.

Deonna melompat-lompat dan menghampirinya.

Nathan tersenyum sembari membelai lembut kepala hewan itu.

Keesokan harinya, mereka pergi ke hutan lain. Ada kuil besar di sana. Caesonia menyuruh yang lain pergi mencari tempat untuk berteduh dan memakan makanan perbekalan mereka, sementara dirinya memasuki kuil tersebut.

Di altar, terlihat patung Dewi Amiless yang sangat besar berlapis emas. Caesonia memberikan penghormatan pada Dewi yang ia puja itu.

Seorang pria pria paruh baya dengan pakaian kain berwarna hijau menghampiri Caesonia. "Kau datang, Gyda Caesonia?"

Caesonia menoleh. "Ya, aku memiliki banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam kepalaku, Tetua Gruless."

"Kalau begitu, kita bicarakan di luar," ucap Tetua Gruless.

Sementara itu, Nathan dan yang lainnya sedang makan bersama. Deonna sendiri mencari serangga sebagai makanannya.

Nathan melihat sesuatu yang berkilauan di depan sana. Ia segera menghabiskan makanan kemudian pergi mendekati sesuatu yang berkilau itu.

Benda berkilau itu mirip akar yang menggantung begitu saja di udara. Ketika Nathan menyentuhnya, tangannya menghilang seperti menembus sesuatu. Karena panik, Nathan segera menarik kembali tangannya.

Nienna menghampiri Nathan. "Ini adalah benteng tak terlihat yang menjadi perbatasan antara dunia drucless (Drusilla) dan dunia manusia."

"Benarkah?" Nathan tampak terkejut.

DRUSILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang