ஓ๑ BAB 25 ๑ஓ

18 3 0
                                    

⊱──────ஓ๑☬๑ஓ──────⊰

Di kamar, Nathan sedang sendirian. Ia mengobati luka di wajahnya menggunakan handuk dan air hangat.

Terdengar suara pintu diketuk.

Nathan menghentikan aktivitasnya sejenak lalu ia bangkit dan membukakan pintu. Ternyata Caesonia yang datang. Nathan panik sehingga ia menutupi luka di wajahnya dengan tangan.

Di balkon, Caesonia menggunaka pengendalian airnya untuk mengobati luka di wajah Nathan.

"Apakah air yang kau kendalikan ini adalah air suci?" tanya Nathan.

Caesonia tidak menjawab karena ia fokus dengan kegiatannya.

Luka lebam di wajah Nathan perlahan mulai menghilang dan sembuh.

"Aku merasa energiku cepat pulih. Waktu kau menolongku dari Arin, luka sayatan di dadaku langsung sembuh," sambung Nathan.

"Aku diciptakan dari air sungai suci, jadi aku bisa mengendalikan air suci tanpa harus ada air di sekitarku. Air keluar dari tubuhku jika aku menginginkannya," ujar Caesonia.

"Jadi, kau bukan neigless, juga bukan drucless karena kau diciptakan dari air suci? Lalu... kau ini apa?" tanya Nathan penasaran.

Sejak pertama bertemu dengan Caesonia, Nathan tidak pernah tahu wanita itu berasal dari bangsa apa.

Caesonia menjawab, "Anggap saja aku roh pelindung yang bertugas untuk memperbaiki benteng Drusilla dengan bantuan kalian."

Nathan mengangguk mengerti.

"Kau punya kekuatan yang sangat bagus, kenapa kau tidak melumpuhkan orang-orang yang melukaimu?" tanya Caesonia.

"Tenagaku, energiku, semuanya habis. Aku berkerja dengan mengayuh sepeda dari restoran ke rumah-rumah pembeli. Itu sangat membutuhkan banyak tenaga," jelas Nathan.

"Lain kali lari saja jika kau tidak bisa mengaktifkan mata diamond-mu," kata Caesonia.

Nathan membuang napas kasar. "Jika aku lari, mungkin akan terjadi kekacauan di kota seperti waktu itu. Aku tidak ingin orang lain yang tidak bersalah malah terganggu karena hal itu."

Caesonia menatap Nathan. Ia menyadari jika pria neigless yang satu ini memiliki hati yang baik dan tulus.

"Ini dunia manusia, kekacauan sudah sering terjadi di tempat ini. Aku tidak akan menyalahkanmu meski kau membuat kekacauan besar di tempat ini karena kau sedang berusaha mempertahankan diri dari serangan para manusia bedebah itu," ucap Caesonia.

Nathan menggeleng. "Tidak, bagaimana jika ada manusia yang tidak sengaja tewas karena kekacauan yang aku buat? Bukankah kau menetapkan peraturan pada kami agar tidak membunuh manusia apa pun alasannya?"

Caesonia menjelaskan, "Jika mereka mati tertabrak truk karena mengejarmu, artinya mereka bukan mati gara-gara kau, tapi itu hukum alam. Kau tidak membunuh mereka dengan tanganmu sendiri atau pun kekuatanmu. Mereka mati karena kecerobohan mereka sendiri."

Nathan mencerna ucapan Caesonia yang terdengar masuk akal.

"Ngomong-ngomong, apakah Hideo menceritakan apa yang terjadi padamu?" tanya Nathan dengan ekspresi terkhianati.

Caesonia menggeleng. "Dia tidak menceritakan apa pun padaku. Aku datang ke sini untuk membicarakan hal lain, tapi aku cukup terkejut melihat luka di wajahmu saat kau membuka pintu."

Nathan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?"

Caesonia menatap Nathan dengan serius. "Kita tidak boleh berinteraksi terlalu jauh dengan bangsa manusia. Apa pun yang terjadi pada mereka bukanlah urusan kita. Mengurus masalah bangsa manusia hanya membuang-buang waktu. Dan itu bukanlah bagian dari misi kita. Abaikan saja mereka, paham?"

DRUSILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang