ஓ๑ BAB 13 ๑ஓ

25 5 0
                                    

⊱──────ஓ๑☬๑ஓ──────⊰

Selama berada di Drusilla, Nathan berusaha keras mengasah kemampuannya dibantu Hideo.

Keempat tretea berjejer di depan Nathan. Ketika Nathan mengaktifkan mata diamond-nya, tretea berwarna hijau berhenti bergerak. Yang lainnya tampak normal.

Hideo tersenyum bangga.

"Yesss!" Nathan tampak senang. Ia memeluk keempat tretea itu dengan gemas.

Hideo hanya menggeleng pelan.

Sementara itu, Nienna sedang memetik buah. Tiba-tiba seekor hewan aneh mematuk pantatnya. Setelah itu, hewan tersebut melompat pergi.

Nienna menoleh pada Torrez yang berdiri di belakangnya. Tampaknya pria itu sedang memetik bunga.

"Kau yang menyentuh pantatku?!" tuduh Nienna.

"Tidak, aku tidak menyentuh pantatmu," sanggah Torrez.

"Kau berbohong!" tuding Nienna.

"Aku tidak berbohong. Kau yang besar rasa. Mana ada aku menyentuh pantatmu?" gerutu Torrez.

Nienna yang marah berniat menghajar Torrez. Sebelum Nienna menghajarnya, Torrez segera melarikan diri.

Hideo dan Nathan memperhatikan mereka berdua dari kejauhan.

"Coba kau hentikan salah satu dari mereka," suruh Hideo.

Nathan menoleh pada Hideo. "Apa? Apa kau serius? Aku tidak ingin terlibat ke dalam masalah mereka."

Hideo memasang ekspresi serius seperti biasanya.

"Baiklah." Nathan terlihat ragu. Namun, ia pun mengaktifkan mata diamond-nya.

Torrez berhenti bergerak. Nienna memukuli pantat Torrez lalu menendangnya.

Warna mata Nathan kembali normal.

Torrez bisa bergerak kembali. Ia segera berlari menjauhi Nienna.

Nathan mengaktifkan mata kuningnya lagi. Nienna berhenti berlari sehingga Torrez berhasil lolos.

Warna mata Nathan kembali normal.

"Dasar sialan kalian semua! Torrez! Nathan! Hideo!" Nienna berlari ke arah mereka semua.

Nathan dan Hideo juga berlari bersama Torrez karena Nienna yang mengejar mereka.

Caesonia yang sedang duduk di bawah pohon sembari memeluk para tretea tertawa kecil melihat kekonyolan keempat neigless itu.

Martell yang duduk di sampingnya memperhatikan Caesonia sembari tersenyum kecil.

Sore harinya.

Nathan yang sudah babak belur wajahnya itu duduk merenung di atas rumput. Ia memberikan buah berwarna ungu pada para tretea yang selama ini membantunya dalam pelatihan.

Nienna menghampiri Nathan sembari memberikan sebuah mangkuk berisi air dan dedaunan kering. "Oleskan pada luka di wajahmu."

Nathan menerima mangkuk tersebut.

Nienna beralih pada Hideo yang juga memiliki luka lebam di wajahhya. Ia memberikan mangkuk satunya pada pria itu.

Hideo menerimanya.

Nienna membalikkan badannya membelakangi Hideo. Ia tersenyum kecil kemudian berlalu pergi.

"Ternyata Nienna bisa kasar juga pada Hideo meski dia menyukainya," gumam Caesonia yang memperhatikan Nienna.

DRUSILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang