ஓ๑ BAB 26 ๑ஓ

19 2 0
                                    

⊱──────ஓ๑☬๑ஓ──────⊰

Malam pun tiba.

Martell dan Nienna berjalan-jalan di pusat kota. Keduanya memakai jaket tebal karena suhu malam itu terasa begitu dingin. Musim dingin akan segera tiba. Namun, butiran salju belum tampak sampai saat ini.

Ada kedai minuman di depan sana. Martell dan Nienna pun mengunjungi kedai tersebut. Di dalam, tidak terlalu banyak pengunjung. Beberapa meja terlihat masih kosong.

Martell dan Nienna duduk di salah satu meja.

Pandangan Martell tertuju pada pria berkulit hitam yang sedang minum-minum bersama beberapa gadis cantik yang bergelayut manja padanya.

Pelayan menghampiri bangku Martell dan Nienna untuk memberikan buku menu. Mereka berdua pun memesan minuman dan makanan ringan.

Merasa diperhatikan, pria itu menoleh pada Martell. Ia terkejut melihat keberadaan Martell di sana. Pria itu menyuruh keempat gadis di sampingnya untuk pergi. Setelah mereka pergi, ia menghampiri meja Martell.

"Lama tak bertemu, sungguh kebetulan kita bisa bertemu di kota ini," ucap Martell.

"Ada yang bisa aku bantu, Saudaraku?" tanya pria itu.

"Kau informan terbaik, Jashes. Aku hanya ingin mengetahui tentang pria ini." Martell menunjukkan foto Galendra pada Jashes.

Jashes menatap foto Galendra dengan intens. "Aku sering melihatnya di Kota Holears. Dari rumor yang aku dengar, dia adalah seorang pemburu neigless. Jadi, pria ini akan berpindah-pindah tempat untuk mencari neigless.

Dulu dia pemburu drucless dan juga neigless. Setelah dia bersama seorang gadis yang entah siapa, dia berhenti memburu drucless, tapi tetap memburu neigless untuk diambil diamond-nya."

"Apakah gadis ini yang kau maksud?" Martell menunjukkan foto Arin.

Jashes mengambil foto itu dan melihatnya dari dekat. "Ya, gadis ini yang bersama pria itu."

Martel berujar, "Wanita ini juga neigless, sama seperti kita."

"Apa? Wanita ini berasal dari bangsa neigless?" Jashes tampak tidak percaya. "Pria pemburu itu memburu neigless dengan bantuan neigless lain di timnya? Wah, dia sangat licik dan menakutkan."

Nienna bertanya, "Apakah kau tahu untuk apa dia mengambil diamond dari tubuh neigless?"

Jashes menjawab, "Dari rumor yang aku dengar, katanya dia menjual diamond yang dia dapatkan dari memburu neigless. Tapi, ada juga yang bilang kalau dia menggunakan diamond itu untuk dirinya sendiri agar memiliki kekuatan bawaan dari diamond milik neigless yang diburunya."

"Memangnya manusia bisa menggunakan kekuatan dari diamond itu?" tanya Nienna lagi.

Jashes mengangguk. "Ya, manusia yang mengganti jantungnya atau memasukkan diamond ke tubuhnya (meski masih memiliki jantung) akan memiliki kekuatan dari diamond itu. Tubuhnya akan beradaptasi dengan diamond tersebut. Dia masih mengalirkan darah manusia dari tubuhnya, tapi dia bukan lagi manusia sepenuhnya, melainkan oagless."

"Oagless? Baru kali ini aku mendengar istilah itu untuk jenis makhluk baru," gumam Martell.

"Drucless memiliki 100% kemurnian, neigless 50:50, sementara Oagless tidak memiliki kemurnian sama sekali, tapi karena dia memiliki diamond, dia bisa menggunakan kekuatan drucless atau neigless yang sebelumnya memiliki diamond tersebut," jelas Jashes.

Martell membuang napas kasar. "Aku tidak mengira ternyata di masa depan, manusia juga bisa membahayakan bangsa drucless dan neigless."

"Ya, kudengar mereka menggunakan peralatan canggih untuk memburu drucless dan neigless," ucap Jashes.

Nienna menatap Martell. "Bukankah sebaiknya kita segera pergi untuk menghindari masalah dengan bangsa manusia yang berbahaya itu?"

Martell tampak berpikir. Ia kembali bertanya pada Jashes, "Apakah kau punya informasi lain tentangnya?"

"Aku akan mencari tahunya nanti," sahut Jashes.

"Hubungi aku jika kau sudah mendapatkan informasi terbaru. Kau juga harus berhati-hati dari para manusia jahat ini. Kita tidak tahu dan tidak bisa membedakan oagless dengan manusia," ucap Martell.

Sementara itu, Nathan keluar dari kamar. Ia berniat pergi ke suatu tempat.

"Jangan pergi."

Langkah Nathan terhenti ketika mendengar suara Caesonia. Ia berbalik melihat Caesonia yang berdiri di sana sembarimelipat kedua tangan di depan dada.

"Aku tahu kau akan pergi ke mana, lebih baik kau tidak pergi," ucap Caesonia.

"Bagaimana dengan anak-anak di bawah umur yang mereka jadikan objek seksual? Apakah kau tidak memikirkan mereka?" tutur Nathan.

Caesonia menyahut, "Aku sudah bilang padamu sejak awal, kita tidak boleh berinteraksi dengan manusia, jangan membunuh mereka, dan jangan sampai mereka tahu tentang drucless atau pun neigless.

Dan masalah yang ingin kau hadapi saat ini adalah masalah manusia. Itu tidak ada hubungannya dengan misi kita."

Martell dan Nienna tiba di penginapan. Mereka melihat Caesonia dan Nathan yang sedang beradu argumen.

Nathan berkata, "Kau tidak mengerti bagaimana penderitaan seorang manusia, Caesonia. Kau terlahir di Drusilla dengan seluruh kemampuan dan kekuatan yang bisa kau gunakan untuk melindungi diri.

Bagaimana dengan manusia lemah yang ditindas oleh manusia jahat lainnya? Mereka tidak punya kekuatan untuk melindungi diri mereka sendiri. Mereka tidak bisa melakukan apa pun. Dan aku pernah ada di posisi itu."

Caesonia kembali bersuara, "Ingat, Nathan, kau menderita karena bangsa manusia. Apa kau lupa akan hal itu?"

"Dan aku akan membunuh manusia jahat itu dengan tanganku sendiri. Terserah kau mau menganggapku masih bagian dari kalian atau tidak. Jangan menghalangiku," setelah berkata demikian, Nathan berlalu pergi.

Martell dan Nienna menghampiri Caesonia.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Nienna.

"Biarkan saja dia," ujar Caesonia.

Saat keluar dari lift, Nathan berpapasan dengan Torrez dan Hideo.

"Kau mau ke mana?" tanya Torrez.

"Ke luar," jawab Nathan sembari bergegas meninggalkan mereka berdua.

Hideo bersuara, "Nathan, kau tidak bisa meninggalkan kami begitu saja. Bukankah kau sudah menganggap kami sebagai temanmu? Apakah kau ingin meninggalkan kami demi manusia-manusia yang bahkan tidak mengenalmu?"

Langkah Nathan terhenti.

Hideo melanjutkan, "Kami adalah tempatmu untuk pulang. Kami sama sepertimu."

Nathan berbalik menatap Hideo. Ia tersenyum pahit. "Aku pernah kehilangan seseorang dalam hidupku karena aku terlambat, dan kali ini aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Aku tidak ingin terlambat lagi."

Yang Nathan maksud adalah Chloe. Ia masih belum bisa menerima kepergian bocah perempuan itu. Nathan selalu menyalahkan dirinya atas kematian Chloe.

Nathan menunduk. "Aku terlahir dengan mata ini untuk suatu alasan, yaitu menolong orang lemah."

Hideo dan Torrez menatap punggung Nathan yang berlalu melanjutkan langkahnya.

Di kedai minuman, Jashes tampak duduk sendirian. Ia meneguk tetes terakhir di gelasnya. Setelah itu, Jashes menghampiri kasir untuk membayar.

Wanita berambut pirang yang merupakan kasir menghampirinya. Dengan manik merahnya, wanita itu menatap Jashes. Ternyata ia adalah Arin.

Jashes berada di bawah kendali Arin. Ia berdiri tegak dan menatap kosong.

"Katakan, semua yang kau tahu tentang Caesonia dan juga timnya."

Pria bertopo bowler yang duduk di meja depan Jashes menghampiri mereka berdua. Ternyata ia adalah Galendra.

⊱──────ஓ๑☬๑ஓ──────⊰

12.00 | 4 Oktober 2016
Penulis Asli : Ucu Irna Marhamah

DRUSILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang