ஓ๑ BAB 29 ๑ஓ

20 2 0
                                    

⊱──────ஓ๑☬๑ஓ──────⊰

Caesonia membuang napas kasar setelah mendengar informasi dari Martell dan Nienna.

"Semakin lama, akan semakin banyak jenis makhluk baru yang muncul. Jika begini terus, misi kita akan terganggu. Atau mungkin misi kita menjadi bertambah," ucap Caesonia.

Ponsel Martell berdering.

"Sebentar." Martell beranjak dari kursi kemudian berlalu untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Ya, Jashes?"

"Ma-Martell...." suara Jashes yang lemah dari seberang sana.

"Apa yang terjadi?!" tanya Martell panik.

Terdengar suara ketukan di pintu. Nienna membukanya, ternyata Hideo dan Torrez yang datang.

"Gawat, sepertinya Galendra berhasil menemukan Jashes. Dia berada dalam bahaya!" kata Martell.

Caesonia menautkan alisnya.

Sementara itu di kedai minuman, terlihat cairan kental berwarna merah bercampur hitam yang menggenang di lantai. Tubuh Jashes terkulai lemas di atas kursi, dadanya terbelah. Terlihat organ jantungnya yang masih berdetak. Kedua mata pria berkulit hitam itu tampak sayu dan lemah.

Martell telah tiba di tempat itu. Ia segera masuk dan terkejut melihat kondisi Jashes yang mengenaskan.

"Jashes!" Martell menghampiri Jashes dan berniat mengangkat tubuhnya untuk membawanya pergi.

Namun, tangan Jashes menyentuh bahu Martell seolah mencegahnya. Itu membuat Martell mengernyit bingung.

Tiba-tiba kilatan petir menyambar meja di depan Martell dan Jashes, beruntung keduanya langsung menunduk.

Seketika muncul api dari objek yang terkena sambaran petir yang lama-lama semakin besar dan membakar tempat tersebut.

Martell memanggul Jashes di pundaknya dan membawanya ke luar.

"Aku akan mengirimmu ke Drusilla. Sekarang kau tidak memiliki kekuatan, kau bukan neigless lagi, tapi kau masih bisa menggunakan air suci untuk mengobati lukamu," kata Martell. Kedua manik matanya berubah menjadi biru.

Kedua kelopak mata Jashes tertutup. Saat mendengar suara hewan, ia membuka matanya. Ternyata Jashes sudah berada di tepi sungai suci setelah dipindahkan oleh Martell.

Lagi-lagi petir menyambar ke arah Martell. Dengan sigap, Martell menghindar. Petir itu mengenai tiang listrik hingga roboh ke jalanan. Beruntung tidak ada orang atau kendaraan yang lewat.

Malam itu jalanan dan kota tampak sepi.

Dari kejauhan, terlihat Galendra yang datang bersama beberapa timnya yang menggunakan pakaian serba hitam dan persenjataan yang beragam di tangan masing-masing.

Dengan manik birunya Martell menatap tajam pada Galendra. "Kau yang mengambil diamond Jashes?"

Galendra menatap kedua tangannya. "Pengendalian petir cukup mengesankan dan keren. Aku menyukainya."

Petir menyambar di langit. Martell mengangkat tangannya menarik petir itu dan melemparkannya pada Galendra. Petir itu menyambar jalanan beberapa kali disertai ledakkan. Jalanan pun menjadi retak karenanya.

Galendra segera menghindar dari serangan Martell. Ia mengeluarkan tongkat besi yang berubah menjadi perisai tebal transparan. Petir tidak mampu menembusnya dan hanya memantul ke arah lain.

Kobaran api muncul dari bekas sambaran petir yang dikendalikan oleh Martell dan langsung membakar jalanan yang terbelah dan pecah itu.

Pasukan Galendra membuat formasi lingkaran mengelilingi Martell. Mereka mengeluarkan tongkat besi yang bertransformasi menjadi perisai transparan yang tebal seperti milik Galendra.

DRUSILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang