ஓ๑ BAB 23 ๑ஓ

23 3 0
                                    

⊱──────ஓ๑☬๑ஓ──────⊰

Nathan memakai jaket biru-hitamnya kemudian memakai helm. Pria itu menaiki sepedanya. Ternyata Nathan bekerja sebagai pengantar makanan dari restoran tempat Torrez bekerja ke rumah pembeli yang memesan secara online.

"Kau bisa menggunakan sepeda, kan?" tanya Torrez ragu.

Nathan mengangguk. "Aku bisa."

Torrez melihat pengantar makanan lainnya menggunakan sepeda motor. Ia menghela napas berat. "Lain kali aku akan membelikan motor untukmu. Kau harus belajar mengendarai motor agar tidak ketinggalan oleh pengantar makanan lainnya."

Lagi-lagi Nathan menganggukkan kepalanya.

Sementara itu, Caesonia berkeliling di kota. Ia melihat orang-orang yang berlalu-lalang.

Lewat mata amethyst Caesonia,  orang-orang yang lewat memiliki warna aura berbeda-beda. Ada yang berwarna merah, hitam, dan jingga. Kebanyakan dari mereka memiliki aura merah, beberapa yang earna jingha, dan hanya sedikit yang berwarna hitam.

Caesonia memperhatikan mereka yang beraura jingga. Mereka tak lain adalah neigless. Namun, Caesonia tidak boleh sembarangan memilih. Ia harus memilih neigless yang menurutnya cocok sesuai kriterianya.

Ada kriteria tertentu dari neigless yang akan diajak oleh Caesonia bergabung ke timnya.

Sementara itu di sebuah restoran, Hideo sedang duduk berhadapan dengan seorang wanita paruh baya. Tampaknya wanita itu adalah pasien Hideo yang menghubunginya untuk bertemu dan berkonsultasi.

Wanita itu menunduk. "Aku tidak bisa melupakan mantan suamiku. Aku sangat mencintainya. Entahlah, aku tidak tahu kenapa aku tidak bisa membencinya setelah apa yang dia lakukan padaku."

Hideo mendengarkan dengan serius sembari mengangguk-anggukkan kepalanya sesekali.

"Dia berselingkuh dengan pembantu kami, di ranjang kami. Bahkan anak-anak kami ada di rumah saat itu. Kenapa aku masih bertahan sendirian dengan perasaan ini?" Wanita itu mulai menangis.

Hideo bersuara, "Jadi, kau ingin menuntut pria itu, tapi kau tidak bisa karena kau masih mencintainya?"

Wanita paruh baya itu mengangguk.

"Sekarang lihat mataku," kata Hideo.

Wanita itu mendongkak menatap mata Hideo yang sudah berubah warna menjadi jingga. Wanita paruh baya itu membeku seolah terhipnotis.

Hideo berkata, "Sekarang pikirkanlah anak-anakmu. Mereka menderita karena suamimu yang kasar. Pria itu juga menyakiti perasaanmu dengan berselingkuh. Dia bukan ayah dan suami yang baik untuk keluargamu. Saranku, kau harus menuntutnya. Dia pantas mendapatkan hukuman sesuai peraturan yang berlaku."

Wanita paruh baya itu berkedip. Warna mata Hideo telah berubah normal.

"Kau benar, aku dan anak-anakku berhak mendapatkan keadilan," ucap wanita itu.

Hideo tersenyum. "Aku berada di pihakmu. Semoga kau mendapatkan keadilan."

Di toko bunga, para karyawan melayani pembeli dengan baik. Sementara Nienna dan dua karyawan lainnya bertugas di taman belakang toko untuk merawat bunga-bunga yang layu.

Nienna meletakkan telapak tangannya di atas tunas kecil dalam pot. Serbu berwarna hijau yang berkilau mengelilingi tunas kecil itu hingga muncullah kuncup baru.

"Tumbuhlah dengan baik," kata Nienna.

Sementara itu, Martell sedang berada di puncak tiang listrik yang sangat tinggi untuk memperbaiki kabel yang putus. Ia terlihat begitu ahli.

DRUSILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang