ஓ๑ BAB 09 ๑ஓ

28 6 0
                                    

⊱──────ஓ๑☬๑ஓ──────⊰

Manik berwarna violet itu menatap bulan yang bersinar terang di langit. Tampaknya ada banyak hal yang berkecamuk dalam benak Caesonia.

Nathan mendaki bukit. Ia menghampiri Caesonia lalu duduk di samping wanita itu.

"Kau belum menyiapkan tenda?" tanya Nathan.

Caesonia balik bertanya, "Kau belum tidur?"

"Yang lain juga belum tidur," sahut Nathan sambil menunjuk ke belakang.

Caesonia menoleh pada Nathan.

Nathan baru menyadari kalau Caesonia memiliki warna mata ungu saat dilihat dari dekat.

"Aku ingin menanyakan sesuatu padamu," kata Nathan.

"Tanyakanlah." Caesonia kembali menatap ke depan.

"Mengenai perkataanmu di penginapan waktu itu, kau bilang kau akan memberikan imbalan padaku jika aku mau bergabung," ucap Nathan yang tampaknya merasa tidak enak mengatakan itu.

Caesonia mengangguk. "Ya, aku memang menjanjikan itu. Jadi, apa yang kau inginkan? Kau sudah memikirkannya?"

"Aku ingin kaya dan punya banyak uang," kata Nathan dengan polosnya.

Caesonia merespon, "Aku akan mengusahakan itu, tapi kau harus menyelesaikan misi ini terlebih dahulu sampai selesai. Barulah aku akan memberikan apa yang kau inginkan."

"Apakah misinya sangat berbahaya? Maksudku... bagaimana jika aku mati dan... kau belum sempat memberikan imbalan yang kau janjikan?" Nathan tampak khawatir.

"Bukankah Hideo sudah menjelaskannya padamu? Misi kita hanya memperbaiki benteng Drusilla," ucap Caesonia.

Nathan tampak berpikir.

"Memperbaiki dan mempertebal benteng Drusilla memang membutuhkan kekuatan lebih dari mata diamond, bahkan mungkin diamond dalam tubuhmu akan langsung melebur saat prosesnya dan kau akan mati, tapi aku tidak akan tinggal diam saat kalian sekarat nanti. Aku akan mengumpulkan diamond baru dan mengganti diamond kalian dengan diamond tersebut.

Kau tidak perlu khawatir," ujar Caesonia.

Namun, Nathan masih tampak khawatir. "Baiklah, demi uang."

Caesonia tersenyum. "Kau pasti melewati jalan hidup yang sulit selama ini."

Nathan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ngomong-ngomong... kalian tidak punya tempat tinggal?" tanya Nathan.

"Kami berpindah tempat mencari lebih banyak neigless untuk bergabung," ujar Caesonia.

Nathan bergumam, "Kalian juga nomaden sepertiku."

Caesonia mengangguk. "Ya, kami mengamatimu sebelumnya. Itulah sebabnya kami mengajakmu bergabung karena kau sudah terbiasa dengan hidup berpindah-pindah. Jadi, kami pikir kau akan cocok di tim ini."

"Lalu... bagaimana cara kalian menghasilkan uang?" tanya Nathan.

Caesonia menatap Nathan yang memberikan pertanyaan tersebut.

Nathan segera menjelaskan maksud dari pertanyaannya, "Aku hanya penasaran, maksudku... kalian punya mobil, laptop, ponsel, dan pakaian mahal. Kalian tidak mungkin mencuri sepertiku."

"Kami bekerja, masing-masing dari kami memiliki pekerjaan yang tidak tetap, tapi masih di bidang yang sama sesuai dengan pekerjaan mereka sebelumnya. Kau pikir bagaimana cara kami bisa mendapatkan uang?" jelas Caesonia diakhiri dengan pertanyaan.

DRUSILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang