ஓ๑ BAB 32 ๑ஓ

21 2 0
                                    

⊱──────ஓ๑☬๑ஓ──────⊰

Di bawah kendali Arin, Jacob menceritakan yang sebenarnya, "Tahun 96, banyak kasus gagal ginjal dan gagal jantung. Kedua organ itu sangat dicari oleh banyak orang. Harganya di pasar gelap semakin meningkat tiap minggunya."

Nathan dan Arin serius mendengarkan.

Jacob melanjutkan, "Aku merancang bisnis dengan mengumpulkan anak-anak gelandangan yang masih sehat. Mereka diberikan makanan yang bergizi agar kesehatannya terjamin. Saat waktunya tiba, anak-anak itu akan diambil organnya dan tubuh mereka yang sudah menjadi mayat dijual pada seseorang yang kanibal."

Lelehan air mata Nathan membasahi pipinya membayangkan anak-anak yang senasib dengannya, tapi nasib mereka lebih buruk darinya.

"Aku pindah dari kota ke kota untuk membuat cabang. Sekarang organ tubuh manusia tidak terlalu diperlukan. Aku memiliki ide yang lebih bagus untuk menghasilkan lebih banyak uang. Di zaman ini, banyak pria mau pun wanita dewasa yang menyukai anak di bawah umur.

Aku memanfaatkan 'minat' mereka dengan menculik anak laki-laki mau pun perempuan yang hidup sebatang kara atau dijual oleh orang tuanya untuk dijadikan objek seksual. Dan untung yang aku dapatkan sangat besar.

Sebelumnya aku lebih tertarik pada wanita dewasa bertubuh sexy. Semenjak menjalani usaha ini, aku jadi tertarik pada gadis di bawah umur."

Arin bangkit dari tempat duduknya lalu mengambil stik golf dan memukul wajah Jacob dengan keras. Agar lebih puas, Arin melepaskan kendalinya terhadap Jacob. Ia dengan penuh kemarahan memukuli pria itu dengan stik golf hingga tak berdaya. Darah menggenang di lantai.

"Hentikan, Arin!" sergah Nathan.

Arin balik menatap Nathan. "Aku ingin dia merasakan sakit yang luar biasa dan mati perlahan. Dia tidak pantas diampuni! Sudah berapa banyak korban yang menderita dan mati karenanya?!"

Nathan akan bersuara, tapi Arin kembali berbicara.

"Bukankah kau pernah bilang kalau kau tidak ingin ada orang lain mengalami hal yang sama seperti apa yang kau alami? Begitu pun denganku, Nathan," pungkas Arin.

Nathan terdiam seraya menatap kedua manik mata hijau milik Arin. Tersirat luka dan penderitaan yang mendalam lewat tatapan wanita itu.

Terdengar suara anak kecil dari ambang pintu, "Ayah?"

Nathan dan Arin menoleh, ternyata seorang anak perempuan yang usianya kira-kira 6 tahunan. Anak kecil itu berlari menghampiri tubuh ayahnya yang sudah terbujur kaku di lantai dengan darah yang menggenang di lantai.

Nathan melihat kalung yang menggantung di leher anak kecil itu. Ia menariknya hingga lepas. Nathan masih ingat betul jika kalung itu adalah milik Chloe.

Nathan kembali teringat dengan masa lalu.

ஓ๑ Flashback On ๑ஓ

Chloe tersenyum kecil sembari menunjukkan kalungnya. "Sebelum meninggal, Nenek memberikan kalung ini padaku. Nenek bilang aku adalah cucu kesayangannya yang paling cantik."

Nathan kecil mendengarkan.

"Nenek bilang, Ibu tidak mau memakai kalung ini karena terlalu kuno dan jelek. Tapi, aku mau memakainya karena kalung ini indah dan cantik," sambung Chloe.

"Kau sangat cantik dengan kalung itu," puji Nathan.

Kedua pipi Chloe memerah mendengar ucapan polos Nathan.

ஓ๑ Flashback Off ๑ஓ

"Chloe," gumam Nathan pelan.

Arin masih bisa mendengarnya. Ia mengernyit sembari menatap kalung itu. Karena Nathan sedang tenggelam dalam nostalgia, Arin pergi ke balkon untuk merasakan angin segar malam itu.

DRUSILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang