16. Mimpi buruk

227 13 0
                                    

"Nggak ada janji yang pasti selain matahari yang terbit setiap hari" Naila mengembungkan pipinya. Cemberut, setelah membaca pesan yang dikirimkan Gafi bahwa ia tidak bisa menepati janjinya untuk pagi ini karena sebuah "urusan".

Raffi yang mengerti apa yang dimaksud "urusan" pada pesan yang dikirimkan Gafi, hanya ber"O"ria agar tidak menimbulkan kecurigaan Naila.

"Kemaren lo jadi kerumahnya Gafi, kan? Udah pulang dia?"

Raffi menggeleng, "Katanya dia sementara nginep dirumah tante Shinta"

"Tante Shinta, siapa?"

"Adeknya Dokter Wisnu"

"Hee? Dokter Wisnu siapa lagi?"

"Eh!? La, ada toko es krim!" Alih Raffi.

"Jangan ngalihin pem-- Weee iya! Harus tepatin janji lo kemarin lhoo!"

"Hahahaha, iya deh iya!" Mereka berdua berjalan berdampingan, menuju toko es krim yang ada diseberang jalan.

Raffi ikut berbaris mengantri memesan satu cone es krim untuk sang sahabat. Sementara Naila duduk manis didekat jendela menunggu pesanannya sembari membaca buku.

Setelah kurang lebih 10 menit menunggu, pesanannya datang membuatnya memekik kegirangan.

"Lah? Kok vannila?"

"Lo kan nggak bilang maunya rasa apa! Kalo nggak mau yaudah" Ia kembali menarik cone es krim yang sebelumnya ia sodorkan, mendekati bibirnya.

Tapi Naila gercep menariknya dan menjauhkan es krim itu dari Raffi. "Makasih! Selamat makan!"


"Hmmm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hmmm.. enak! Rasa vannila lumayan juga! Oiya, lo nggak pesen apa.. gitu?"

"Hey, lo lupa?"

"Lo nggak bisa makan makanan manis ya" Naila manggut-manggut sambil masih asyik melahap es krim. "Mau coba sedikit?" Tawar Naila.

Sejenak ia menimbang-nimbang penawaran Naila, tapi Raffi segera menggeleng. "Nggak, lagi pula gue nggak terlalu suka es krim!"

"Bagus! Lo udah nggak kayak dulu lagi!"

Mereka berdua terkekeh singkat. Kini gantian, Raffi yang menunggu sambil membaca buku. Tak lama, es krim itu telah tandas dilahap Naila, serta meninggalkan beberapa jejak disudut bibirnya.

Raffi yang mengetahuinya, memberikan kode untuk mengelap sisa es krim tersebut. Tapi aneh, Naila malah terlihat tersipu dan memalingkan wajahnya kearah lain.

"Kenapa?"

"N-nggak! Nggak ada apa-apa!" Elaknya. Padahal jelas-jelas ia sedang memikirkan scene anime yang sempat ia tonton semalam.

Kejadiannya sama persis seperti posisinya saat ini. Tapi setelah itu sang wanita malah mengecup sudut bibir pemuda yang ada dihadapannya, karena salah mengartikan kode dari pemuda itu.

Fight(alone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang