Chapter 3

2.9K 190 0
                                    

Semua kesialannya itu berubah menjadi sebuah keberuntungan tak terduga. Seperti memenangkan hadiah gosok-gosok, aku sangat senang dengan hal itu.

***

"Sekarang cepat panggil DIA!!" teriak Bu Dita dengan garangnya dan tanpa pamit lagi Kevin berlari mencari Zahra lagi dan lagi.

Akhirnya tanpa harus berkeliling sekolah dan memasuki kelas satu persatu, dengan mudah Kevin menemukan kelas Zahra dan yang paling hebatnya ia tidak salah menyebutkan nama lagi. Zahra Hayra Alexander "Jadi lo yang namanya Zahra Hayra alexander?" tanya Kevin di sela-sela perjalanan menuju ruangan Bu Dita.

"Jadi selama ini lo gak tau siapa nama gue?" tanya Zahra sembari menunjuk dirinya sendiri dengan kesal.

"Ngapain gue harus tau nama lo, memang penting banget ya?" ucap Kevin dengan dinginnya. Zahra memanyunkan bibirnya, jadi selama ini Kevin tidak tau namanya dan menurutnya itu tidak penting.

Zahra menggerutu kesal, untung saja Kevin adalah pangerannya. Kalau tidak, mungkin Zahra sudah melempar sepatu miliknya ke wajah tampan Kevin.

"Woy Cepetan!" teriak Kevin dengan kerasnya.

* * *

Entah ini hari sial atau keberuntungan buat Zahra. Mungkin awalnya ini hari sialnya karena Kevin tidak mengetahui namanya selama ini. Tapi setelah mendengar penjelasan Bu Dita yang menyuruhnya untuk menjadi tutor Kevin buat beberapa minggu ke depan, semua kesialannya itu berubah menjadi sebuah keberuntungan tak terduga.

Seperti memenangkan hadiah gosok-gosok, Zahra sangat senang dengan hal itu. Dan dengan senang hati ia menerima usulan itu, karna dengan begitu ia mempunyai kesempatan menjadi lebih dekat dengan Kevin Sungguh ini hari terindah dalam hidupnya, dan yang paling menyenangkan lagi belajar bersamanya di mulai 2 hari lagi setelah pulang sekolah.

Kevin, pria itu hanya bisa pasrah. Kalau pun ia menolak tetap saja ia akan di paksa oleh orangtuanya agar menerima usulan Bu Dita itu. Dan setelah berpikir beberapa saat, Kevin menerimanya dengan lapang dada karena ini juga demi kebaikannya.

* * *

2 hari berlalu begitu lama buat Zahra seperti 2 tahun lamanya. Kenapa tidak, ia sudah tidak sabar ingin belajar bersama dengan Kevin, ralat lebih tepatnya berduaan dengan Kevin dalam ruangan yang sama. Zahra sudah menunggu Kevin dalam kelasnya, karena sejak 15 menit lalu sekolah sudah di bubarkan. Tapi batang hidung pria itu tak kunjung kelihatan. Zahra mulai gelisah dan mulai takut dengan keadaan kelas yang mulai gelap.

25 menit

45 menit

1 jam

Sudah 1 jam lamanya Zahra menunggu Kevin dan tak tak kunjung datang juga. Ia mulai kesal, jangan-jangan pria itu sudah pulang dan sekarang lagi tidur enak di kamarnya. Sedangkan Zahra takut, gelisah dan sendirian di sekolah yang sepi ini.

"Okay gue tunggu 5 menit lagi demi My Prince" gumam Zahra sembari duduk di salah satu bangku paling depan.

Terdengar derap langkah kaki orang, membuat Zahra tersenyum. Karena ia yakin kalau itu adalah Kevin, pangeran ngaretnya.

"Huh hush sorry gu-gue telat" ucap Kevin terbata-bata dengan nafas yang tersenggal-senggal. Zahra berdiri dari duduknya lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

Zahra melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya.

"Lo telat 1 jam 2 menit Mr.Ngaret! Dan gue bakal bilang ke Bu Dita kalo lo gak ada niat sama sekali buat belajar!" ucap Zahra penuh penekanan, dengan raut wajah benar-benar seperti orang kesal. Bukan seperti orang kesal tapi benar - benar kesal. Bagaimana pun juga ia boleh kesal menunggu Kevin seorang diri di kelas yang sepi dan menyeramkan seperti ini.

TBC

EDITING 07, JUNI 2016

My Prince [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang