Kamu hanya sibuk mengejar sesuatu, yang susah untuk di kejar dan tanpa kamu tau, ada yang diam-diam memperhatikanmu, dan diam-diam menyayangimu.
***
Awalnya Kevin tidak tau siapa yang memberinya, tapi karena penasaran Kevin diam - diam mengintip dan benar-benar terkejut. Sejak saat itulah ia mulai ada perasaan dengan gadis itu, kemisteriusannya membuat rasa suka itu tumbuh di hatinya untuk Angel.
Kevin sadar betul ia sudah terjebak cinta segitiga, tapi ia hanya manusia biasa yang tidak bisa mengatur hatinya untuk jatuh cinta kepada siapa.
Posisinya serba salah, apabila ia mengambil satu keputusan maka diantara kedua gadis itu akan ada yang terluka. Tapi ia tidak mau menggantung keduanya terlalu lama, cepat atau lambat ia harus segera mengambil keputusan itu.
Kevin bangkit dari duduknya dan duduk di samping Angel. Ia menangkup wajah Angel dengan kedua tangannya, Kevin mengecup lembut dahi Angel, kedua matanya, hidungnya, kedua pipinya, dan yang terakhir bibir Angel. Kevin memang lancang melakukannya, ia hanya ini menunjukkan perasaannya lewat ciumannya. Angel memejamkan matanya, ia membalas ciuman Kevin yang terasa manis di bibirnya.
Persetan dengan semua ini, Angel dan Kevin sama-sama hanyut dalam kepuasannya. Kevin menarik bibirnya, takut Zahra melihatnya. Lalu bergegas menuju tempat duduknya semula.
Seperti biasanya, Zahra dan Angel datang ke sekolah pagi-pagi sekali.Baru ada beberapa murid yang berkeliaran di koridor. Suasana hati keduanya benar-benar berbeda, jika biasanya Zahra dan Angel selalu bicara tanpa henti. Lalu sekarang suasana kecanggungan begitu kentara. Jelas mereka merasakan itu, tapi keduanya mencoba mengabaikannya.
Terlihat dari arah berlawan, Kevin menghampiri mereka. Dan tak lupa melemparkan senyum terbaiknya.
Jika biasanya mereka berpapasan seperti ini, ketiganya biasa-biasa saja seperti orang yang tidak kenal. Pagi ini berbeda, sejak Kevin datang ke kost'an kedua gadis itu. Ia jadi merasa sangat dekat dengan keduanya, apalagi setelah ciumannya dengan Angel.
"Pagi" sapa Kevin dengan senyum yang tidak lepas dari bibirnya.
"Pagi Vin" jawab Zahra dan membalas senyuman itu, Angel hanya tersenyum canggung.
"Mau ke kelas kan? Bareng yuk" Zahra mengangguk antusias. Mereka bertiga berjalan ke kelas beriringan. Kevin berjalan diantara Zahra dan Angel.
Zahra disebelah kanannya sedangkan Angel sebelah kirinya. Dalam diamnya Kevin menggenggam tangan Angel erat, membuat gadis itu mendongakkan kepalanya seolah mengatakan 'Nanti di lihat Zahra'.
Kevin mengerti arti tatapan itu, ia mengedipkan matanya menyuruh agar Angel percaya dengannya. Angel mengangguk, ia membalas genggaman Kevin. Setelah diambang kelas Angel melepasnya, dan begitupun sebaliknya. Sebelum Angel masuk ke kelas, Kevin membisikkan sesuatu kepada Angel. Angel mengangguk lalu masuk ke kelas.
Semua murid bernafas lega, karena baru beberapa detik yang lalu bell kebebasan mendering dengan kerasnya. Semuanya bersorak riang dan berhamburan ke luar kelas. Ada yang ke kantin, toilet, perpustakaan, dan macam-macam tempat lainnya.
Tidak terkecuali dengan Angel, dengan buru-buru ia meninggalkan kelas dengan alasan ke toilet. Menyuruh Zahra duluan ke kantin, dan nanti ia akan menyusul.
Zahra mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin, matanya sibuk mencari meja kosong. Untung masih ada yang kosong kalau tidak ia akan kelaparan saal belajar nanti. Setelah memesan bakso dan minumnya, ia langsung menyantapnya.
"Boleh duduk disini? Soalnya gak ada yang kosong lagi"
"Boleh silahkan" jawab Zahra tanpa menolehkan pandangannya ke orang yang bertanya itu. Seseorang duduk di sampingnya dan dua orang lainnya duduk di hadapannya.
"Sendiri?" tanya seseorang yang duduk di samping Zahra, barulah Zahra menoleh.
"Tadinya sih iya, tapi sekarang udah enggak kan ada kalian" Zahra tersenyum ramah ke ketiga cowok itu.
"Ohh yaa gue Maulana panggil aja Lana, ini temen gue Febi dan Arlen" seseorang itu memperkenalkan dirinya beserta kedua temannya.
Zahra menerima uluran tangan Lana, Febi dan Arlen "Gue Zahra senang bisa berkenalan dengan kalian" ketiganya sama-sama mengangguk ria.
"Kalian anak basket kan?" sambung Zahra.
Lana mengangguk antusias "Yaps, dan lo orang yang sering bawa minuman dan handuk buat Kevin kan?"
"Kok lo tau?" Tanya Zahra penasaran.
"Yaiyalah Lana tau, orang dia sering merhatiin lo" jawab Febi tiba-tiba, membuat Lana melototkan matanya.
"Gak usah di dengerin zahra dia bohong" Sahut Lana.
"Jujur aja, bohong dosa loh" Sahut Arlen. Lana mendelik kesal karena kedua temannya sudah menghianatinya. Membocorkan rahasianya yang sering memperhatikan Zahra dari jauh. Dan saat ini harga dirinya benar-benar sudah diinjak-injak.
TBC
EDITING 06, OKTOBER 2016

KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince [COMPLETED]
Teen FictionMy prince seorang yang aku kagumi, dia ketua tim basket di sekolah ini. Wajah tampan, sifat cuek dan dengan gaya yang terkesan cool. Hanya wanita bodoh saja yang nggak suka dengan Kevin, Tapi.. Masih ada tapinya, otaknya cuma separo alias sedikit. S...